Uang Sewa Sempat Jadi Masalah
Kebakaran di kios eks terminal Suka Dame seperti membuka luka lama. Psalnya, beberapa lalu, biaya sewa kios di lokasi tersebut memang semapat menjadi masalah.
Sejumlah pedagang eks Terminal Suka Dame sempat mengeluhkan tingginya cicilan yang harus dibayarkan kepada Perusahaan Daerah Pembangunan dan Anak Usaha (PD Paus) Siantar sebagai cicilan kios yang bakal mereka tempati. Hal itu diungkapkan Berlin Sinaga, salah seorang pedagang eks Terminal Suka Dame, bulan Juni lalu.
harga yang ditentukan oleh PD Paus yakni sebesar Rp25 juta dengan DP Rp5 juta serta cicilan selama 6 bulan Rp15 Juta dan di bulan berikutnya pedagang harus membayar Rp5 juta hingga setahun masih dirasa terlalu berat bagi pedagang.
“Coba bayangin selama 6 bulan harus membayar Rp15 juta berarti selama sebulan pedagang harus bayar sekitar Rp2 jutaan lebih, bah apa lagi makannya pedagang ini kalo buat bayar cicilan itu ajanya, itupun masih DP,” jelas Berlin.
Untuk pembayaran cicilan setiap hari sebesar Rp30 ribu, menurut Berlin, itupun juga terasa berat bagi pedagang. “Okelah katanya Rp200 juta kian terus turun menjadi Rp125 juta dan cicilan Rp30 ribu, sekarang berapalah pendapatan pedagang ini per harinya, hanya jual teh manisnya orang ini atau kopi, berapalah itu sehari, belum lagi makan orang ini,” kata Berlin. (bbs/rbb)
Uang Sewa Sempat Jadi Masalah
Kebakaran di kios eks terminal Suka Dame seperti membuka luka lama. Psalnya, beberapa lalu, biaya sewa kios di lokasi tersebut memang semapat menjadi masalah.
Sejumlah pedagang eks Terminal Suka Dame sempat mengeluhkan tingginya cicilan yang harus dibayarkan kepada Perusahaan Daerah Pembangunan dan Anak Usaha (PD Paus) Siantar sebagai cicilan kios yang bakal mereka tempati. Hal itu diungkapkan Berlin Sinaga, salah seorang pedagang eks Terminal Suka Dame, bulan Juni lalu.
harga yang ditentukan oleh PD Paus yakni sebesar Rp25 juta dengan DP Rp5 juta serta cicilan selama 6 bulan Rp15 Juta dan di bulan berikutnya pedagang harus membayar Rp5 juta hingga setahun masih dirasa terlalu berat bagi pedagang.
“Coba bayangin selama 6 bulan harus membayar Rp15 juta berarti selama sebulan pedagang harus bayar sekitar Rp2 jutaan lebih, bah apa lagi makannya pedagang ini kalo buat bayar cicilan itu ajanya, itupun masih DP,” jelas Berlin.
Untuk pembayaran cicilan setiap hari sebesar Rp30 ribu, menurut Berlin, itupun juga terasa berat bagi pedagang. “Okelah katanya Rp200 juta kian terus turun menjadi Rp125 juta dan cicilan Rp30 ribu, sekarang berapalah pendapatan pedagang ini per harinya, hanya jual teh manisnya orang ini atau kopi, berapalah itu sehari, belum lagi makan orang ini,” kata Berlin. (bbs/rbb)