28 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Usai Bunuh Sahabat, Bunuh Diri di Pohon Aren

Foto: metrosiantar/repro/jpg Foto Riki Pradana Sinaga semasa hidup. Ia dibunuh teman dekatnya.
Foto: metrosiantar/repro/jpg
Foto Riki Pradana Sinaga semasa hidup. Ia dibunuh teman dekatnya.

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Dedi Setiawan (28) pemuda yang tega membunuh Riki Pradana Sinaga (18) sahabatnya secara membabi buta di Kecamatan Nagori Bah, Tobu, Simalungun Sumut, langsung diburu warga. Tanpa dikomando, ratusan warga keluar rumah untuk mencari pelaku. Seolah emosi warga tak terbendung. Mereka menyisir beberapa tempat untuk menemukan Dedi.

Sebelumnya, Riki tewas secara mengenaskan akibat dibunuh Dedi pada Jumat (4/11) sekira pukul 21.30 WIB. Sekira pukul 01.00 WIB, pelaku akhirnya ditemukan warga. Namun saat itu kondisinya sudah tak bernyawa. Dedi ditemukan tewas tergantung di pohon aren yang berada di belakang rumahnya.

Hal itu ternyata belum diketahui semua warga. Ratusan warga yang masih menyisir kampung itu sebelumnya melihat motor Yamaha Jupiter milik pelaku terparkir tak jauh dari rumahnya. Seketika massa yang tersulut emosi langsung membakar sepeda motor tersebut.

Polisi yang mengetahui kejadian berusaha menenangkan warga. Aksi mulai reda setelah polisi memberitahukan bahwa korban ditemukan sudah tak bernyawa dan tergantung di pohon aren.

Setelah itu polisi menyarankan warga kembali ke rumahnya masing-masing. Selanjutnya, setelah suasana reda, polisi menurunkan jasad Dedi dari atas pohon aren.

Kemudian jenazah diboyong ke Instalasi Forensik RSUD Dr Djasamen Saragih untuk keperluan visum. Sebelumnya saat diperiksa tim medis, tanda-tanda Dedi bunuh diri sudah ditemukan oleh tim medis dan personel Sat Reskrim Serbalawan. Namun untuk memastikannya, jenazah pelaku pun divisum lagi.

Kapolsek Serbalawan AKP M Surbakti melalui Kanit Reskrim Iptu Subakir SH, membenarkan adanya kejadian pembunuhan yang menewaskan Riki Pradana Sinaga tersebut.

Dia mengungkapkan, saat ini personel Sat Reskrim Polsek Serbalawan masih melakukan penyelidikan untuk menyingkap motif pembunuhan yang dilakukan pelaku.

“Motifnya belum tahu, masih dalam lidik,” ujar Subakir seperti diberitakan Metro Siantar (grup Sumut Pos) kemarin.

“Kita sudah melakukan olah TKP dan mengamankan barang bukti berupa bangkai sepeda motor yang sudah hangus terbakar, sebilah arit dan parang, serta seutas tali nilon yang dipergunakan pelaku untuk gantung diri,” tutupnya.

Sampai hari kedua, pasca kasus pembunuhan yang menimpa Riki Pradana Sinaga yang dibunuh Dedi Setiawan secara keji itu masih menyimpan misteri atas motif yang melatarbelakangi sehingga Dedi membunuh Riki secara brutal dan keji itu. Beberapa warga ketika ditanyai tetap bersikukuh tidak mengetahui apa motifnya. Tidak ada satupun warga yang ditanyai mengetahui sebab apa yang menjadi motif Dedi menghabisi nyawa Riki.

Sempat beredarnya isu adanya dugaan kecemburuan pelaku terhadap korban sampai adanya hubungan di luar batas kenormalan pun (homoseksual), warga yang ditemui tidak dapat memastikan hal tersebut. “Memang benar ada isu tersebut, namun hal itu tidak mendasar dan tidak memiliki dasar-dasar dan saksi-saksi yang bisa bertanggung jawab dan tidak ada bukti-bukti yang kuat. Sebaiknya kita serahkan saja ke Polisi, biarlah pihak Kepolisian yang akan menyelidiki kasus tersebut,” kata Pangulu Nagori Bahtobu Sumarni.

Foto: metrosiantar/repro/jpg Foto Riki Pradana Sinaga semasa hidup. Ia dibunuh teman dekatnya.
Foto: metrosiantar/repro/jpg
Foto Riki Pradana Sinaga semasa hidup. Ia dibunuh teman dekatnya.

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Dedi Setiawan (28) pemuda yang tega membunuh Riki Pradana Sinaga (18) sahabatnya secara membabi buta di Kecamatan Nagori Bah, Tobu, Simalungun Sumut, langsung diburu warga. Tanpa dikomando, ratusan warga keluar rumah untuk mencari pelaku. Seolah emosi warga tak terbendung. Mereka menyisir beberapa tempat untuk menemukan Dedi.

Sebelumnya, Riki tewas secara mengenaskan akibat dibunuh Dedi pada Jumat (4/11) sekira pukul 21.30 WIB. Sekira pukul 01.00 WIB, pelaku akhirnya ditemukan warga. Namun saat itu kondisinya sudah tak bernyawa. Dedi ditemukan tewas tergantung di pohon aren yang berada di belakang rumahnya.

Hal itu ternyata belum diketahui semua warga. Ratusan warga yang masih menyisir kampung itu sebelumnya melihat motor Yamaha Jupiter milik pelaku terparkir tak jauh dari rumahnya. Seketika massa yang tersulut emosi langsung membakar sepeda motor tersebut.

Polisi yang mengetahui kejadian berusaha menenangkan warga. Aksi mulai reda setelah polisi memberitahukan bahwa korban ditemukan sudah tak bernyawa dan tergantung di pohon aren.

Setelah itu polisi menyarankan warga kembali ke rumahnya masing-masing. Selanjutnya, setelah suasana reda, polisi menurunkan jasad Dedi dari atas pohon aren.

Kemudian jenazah diboyong ke Instalasi Forensik RSUD Dr Djasamen Saragih untuk keperluan visum. Sebelumnya saat diperiksa tim medis, tanda-tanda Dedi bunuh diri sudah ditemukan oleh tim medis dan personel Sat Reskrim Serbalawan. Namun untuk memastikannya, jenazah pelaku pun divisum lagi.

Kapolsek Serbalawan AKP M Surbakti melalui Kanit Reskrim Iptu Subakir SH, membenarkan adanya kejadian pembunuhan yang menewaskan Riki Pradana Sinaga tersebut.

Dia mengungkapkan, saat ini personel Sat Reskrim Polsek Serbalawan masih melakukan penyelidikan untuk menyingkap motif pembunuhan yang dilakukan pelaku.

“Motifnya belum tahu, masih dalam lidik,” ujar Subakir seperti diberitakan Metro Siantar (grup Sumut Pos) kemarin.

“Kita sudah melakukan olah TKP dan mengamankan barang bukti berupa bangkai sepeda motor yang sudah hangus terbakar, sebilah arit dan parang, serta seutas tali nilon yang dipergunakan pelaku untuk gantung diri,” tutupnya.

Sampai hari kedua, pasca kasus pembunuhan yang menimpa Riki Pradana Sinaga yang dibunuh Dedi Setiawan secara keji itu masih menyimpan misteri atas motif yang melatarbelakangi sehingga Dedi membunuh Riki secara brutal dan keji itu. Beberapa warga ketika ditanyai tetap bersikukuh tidak mengetahui apa motifnya. Tidak ada satupun warga yang ditanyai mengetahui sebab apa yang menjadi motif Dedi menghabisi nyawa Riki.

Sempat beredarnya isu adanya dugaan kecemburuan pelaku terhadap korban sampai adanya hubungan di luar batas kenormalan pun (homoseksual), warga yang ditemui tidak dapat memastikan hal tersebut. “Memang benar ada isu tersebut, namun hal itu tidak mendasar dan tidak memiliki dasar-dasar dan saksi-saksi yang bisa bertanggung jawab dan tidak ada bukti-bukti yang kuat. Sebaiknya kita serahkan saja ke Polisi, biarlah pihak Kepolisian yang akan menyelidiki kasus tersebut,” kata Pangulu Nagori Bahtobu Sumarni.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/