32.8 C
Medan
Tuesday, May 28, 2024

Dilarang Menyelam di Brasil

Oleh: Syaifullah

Sakingkan geramnya melihat aksi diving pesepakbola papan atas dunia, Presiden FIFA Sepp Blatter sampai menuliskannya di kolom pribadinya di mingguan keluaran FIFA. Yang terakhir dilihatnya adalah diving gagal winger muda Manchester United, Adnan Januzaj.

Brazil flag
Brazil flag

LATTER mungkin menonton langsung duel Manchester United versus Tottenham yang digelar di Old Trafford, pekan 20 lalu. Setan Merah kalah pada laga itu. Dan aksi mengejar ketertinggalan dilancarkan dengan berbagai cara. Cara normal dengan bermain bola menyerang gagal. Lalu trio Danny Welback, Ashley Young dan Adnan Januzaj mencoba peruntungan lain dengan beradegan bak seorang aktor papan atas Holywood.

Sayangnya mereka jarang berlatih akting, sehingga Howard Webb yang bertugas sebagai wasit pada laga itu, dengan mudah menolak tertipu daya mereka.

Bahkan Januzaj diberi kartu kuning oleh Webb. Mantan wasit top Inggris, Graham Poll membela keputusan Webb.

“Peringatan Webb kepada Adnan Januzaj atas perilaku divingnya, membuktikan bahwa perilaku tersebut tak boleh ditoleransi dalam permainan kami,” kata Poll.

Sebelum Januzaj dihukum karena aksi ‘menyelamnya’ gelandang Chelsea, Oscar melakukan akting yang lebih gagal. Martin Atkinson wasit yang bertugas saat Chelsea sua Southampton pekan 20 lalu, juga memberi kartu kuning kepada Oscar. Sebelumnya lagi, Luis Suarez, striker tongos milik Liverpool juga ditegur wasit karena aksi divingnya melawan Chelsea pada pekan 19 lalu.

Sebagai presiden organisasi sepak bola dunia, Blatter pun pening melihat aksi tak terpuji di lapangan hijau tersebut. Di usia yang mencapai 77 tahun, Blatter tetap peka terhadap dinamika sepak bola. Utamanya soal fair play.

Jadi, usulan sementara Blatter kepada para aktor lapangan hijau adalah dengan memberikan penalti. Penalti yang dimaksudnya adalah memberi hukuman menyingkir dari lapangan untuk waktu yang telah ditentukan. Selain dikartukuning, hukuman tak boleh langsung bermain dianggap Blatter cukup membuat pemain tukang diving jera. Setidaknya para diver ini malu sebab hanya bisa menonton kawannya berlaga dari pinggir lapangan, walau hanya semenit dua menit.

Jika kita melihat adegan diving di Youtube, beberapa di antaranya memang berlangsung sangat baik sehingga wasit terkelabui. Namun banyak juga adegan yang tidak berlangsung mulus. Seperti pura-pura cedera parah padahal hanya tersenggol sedikit. Nah, adegan parah itulah yang membuat Blatter murka.

“Saya sangat jengkel, terutama ketika pemain yang nyaris tewas justru kembali hidup sesaat setelah mereka meninggalkan lapangan,” koar Blatter dilansir BBC.

“Memotong jenis kecurangan ini adalah masalah respek terhadap lawan dan fans. Dan akhirnya menjadi salah satu harga diri sebagai pemain profesional dan panutan.”

“Jeda terpanjang di pertandingan belakangan ini hampir semuanya hasil dari diving, simulasi dan berpura-pura cedera.”

“Hal seperti ini mendapat cemoohan di olahraga lain, tapi ini justru menjadi wajar dan diterima sebagai bagian dari sepak bola akhir-akhir ini. Meski simulasi sangat tidak adil dan terlihat masuk akal ketika terlihat dari replay, beberapa orang menilai ini sebagai kecerdikan atau kasus terburuk sebagai pelanggaran berbahaya,” beber Blatter lagi.

Wakil Presiden FIFA, Jim Boyce jauh hari lalu bahkan bilang, aksi tipu-tipu di sepak bola selayaknya kanker. Diving adalah sebuah penyakit mematikan yang suatu saat akan menghancurkan sepak bola itu sendiri.

Jelang Piala Dunia Brasil, Juni mendatang, Sepp Blatter memang dirasa perlu mengomentari hal ini. Sebuah hal kecil memang jika dibanding persiapan Brasil sebagai tuan rumah. Tapi Blatter tak ingin melihat aksi diving gagal di ajang empat tahunan itu. Selain melanggar semangat fair play, akting yang gagal memang sakit dipandang mata.

Nah, jika 32 negara yang berpatisipasi di Piala Dunia nanti punya minimal satu aktor tukang diving di tim masing-masing, bagaimana jadinya? Terlebih jika kualitas akting mereka biasa-biasa saja.

Kalau memang diving sudah masuk kategori trik sepak bola selayaknya tendangan bebas melengkung ala David Beckham, atau penalti ala Panenka Style, para pesepakbola profesional sudah semestinya meluangkan waktunya untuk ambil kelas akting kepada aktor papan atas dunia. Ada yang mau belajar dari Tom Cruise? (*)

Oleh: Syaifullah

Sakingkan geramnya melihat aksi diving pesepakbola papan atas dunia, Presiden FIFA Sepp Blatter sampai menuliskannya di kolom pribadinya di mingguan keluaran FIFA. Yang terakhir dilihatnya adalah diving gagal winger muda Manchester United, Adnan Januzaj.

Brazil flag
Brazil flag

LATTER mungkin menonton langsung duel Manchester United versus Tottenham yang digelar di Old Trafford, pekan 20 lalu. Setan Merah kalah pada laga itu. Dan aksi mengejar ketertinggalan dilancarkan dengan berbagai cara. Cara normal dengan bermain bola menyerang gagal. Lalu trio Danny Welback, Ashley Young dan Adnan Januzaj mencoba peruntungan lain dengan beradegan bak seorang aktor papan atas Holywood.

Sayangnya mereka jarang berlatih akting, sehingga Howard Webb yang bertugas sebagai wasit pada laga itu, dengan mudah menolak tertipu daya mereka.

Bahkan Januzaj diberi kartu kuning oleh Webb. Mantan wasit top Inggris, Graham Poll membela keputusan Webb.

“Peringatan Webb kepada Adnan Januzaj atas perilaku divingnya, membuktikan bahwa perilaku tersebut tak boleh ditoleransi dalam permainan kami,” kata Poll.

Sebelum Januzaj dihukum karena aksi ‘menyelamnya’ gelandang Chelsea, Oscar melakukan akting yang lebih gagal. Martin Atkinson wasit yang bertugas saat Chelsea sua Southampton pekan 20 lalu, juga memberi kartu kuning kepada Oscar. Sebelumnya lagi, Luis Suarez, striker tongos milik Liverpool juga ditegur wasit karena aksi divingnya melawan Chelsea pada pekan 19 lalu.

Sebagai presiden organisasi sepak bola dunia, Blatter pun pening melihat aksi tak terpuji di lapangan hijau tersebut. Di usia yang mencapai 77 tahun, Blatter tetap peka terhadap dinamika sepak bola. Utamanya soal fair play.

Jadi, usulan sementara Blatter kepada para aktor lapangan hijau adalah dengan memberikan penalti. Penalti yang dimaksudnya adalah memberi hukuman menyingkir dari lapangan untuk waktu yang telah ditentukan. Selain dikartukuning, hukuman tak boleh langsung bermain dianggap Blatter cukup membuat pemain tukang diving jera. Setidaknya para diver ini malu sebab hanya bisa menonton kawannya berlaga dari pinggir lapangan, walau hanya semenit dua menit.

Jika kita melihat adegan diving di Youtube, beberapa di antaranya memang berlangsung sangat baik sehingga wasit terkelabui. Namun banyak juga adegan yang tidak berlangsung mulus. Seperti pura-pura cedera parah padahal hanya tersenggol sedikit. Nah, adegan parah itulah yang membuat Blatter murka.

“Saya sangat jengkel, terutama ketika pemain yang nyaris tewas justru kembali hidup sesaat setelah mereka meninggalkan lapangan,” koar Blatter dilansir BBC.

“Memotong jenis kecurangan ini adalah masalah respek terhadap lawan dan fans. Dan akhirnya menjadi salah satu harga diri sebagai pemain profesional dan panutan.”

“Jeda terpanjang di pertandingan belakangan ini hampir semuanya hasil dari diving, simulasi dan berpura-pura cedera.”

“Hal seperti ini mendapat cemoohan di olahraga lain, tapi ini justru menjadi wajar dan diterima sebagai bagian dari sepak bola akhir-akhir ini. Meski simulasi sangat tidak adil dan terlihat masuk akal ketika terlihat dari replay, beberapa orang menilai ini sebagai kecerdikan atau kasus terburuk sebagai pelanggaran berbahaya,” beber Blatter lagi.

Wakil Presiden FIFA, Jim Boyce jauh hari lalu bahkan bilang, aksi tipu-tipu di sepak bola selayaknya kanker. Diving adalah sebuah penyakit mematikan yang suatu saat akan menghancurkan sepak bola itu sendiri.

Jelang Piala Dunia Brasil, Juni mendatang, Sepp Blatter memang dirasa perlu mengomentari hal ini. Sebuah hal kecil memang jika dibanding persiapan Brasil sebagai tuan rumah. Tapi Blatter tak ingin melihat aksi diving gagal di ajang empat tahunan itu. Selain melanggar semangat fair play, akting yang gagal memang sakit dipandang mata.

Nah, jika 32 negara yang berpatisipasi di Piala Dunia nanti punya minimal satu aktor tukang diving di tim masing-masing, bagaimana jadinya? Terlebih jika kualitas akting mereka biasa-biasa saja.

Kalau memang diving sudah masuk kategori trik sepak bola selayaknya tendangan bebas melengkung ala David Beckham, atau penalti ala Panenka Style, para pesepakbola profesional sudah semestinya meluangkan waktunya untuk ambil kelas akting kepada aktor papan atas dunia. Ada yang mau belajar dari Tom Cruise? (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/