26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Wow! Ikan Patin di Danau Toba, Bisa Rp64 Ribu per Ekor

Foto: Yoga Girsang/Metrosiantar Salah seorang petani Keramba Jaring Apung (KJA) di Haranggaol tengah memberi pakan pada ikan patin yang dibudidayakannya. Sabtu (6/2).
Foto: Yoga Girsang/Metrosiantar
Salah seorang petani Keramba Jaring Apung (KJA) di Haranggaol tengah memberi pakan pada ikan patin yang dibudidayakannya. Sabtu (6/2).

MASYARAKAT petani Keramba Jaring Apung (KJA) di pesisir Danau Toba membudidayakan ikan emas dan nila. Selain itu, mereka juga membudidayakan ikan patin yang hasilnya sangat menggiurkan.

Kaspar Purba salah seorang petani KJA di Haranggaol telah membuktikannya. Dikatakannya, produksi ikan patin ini mampu menghasilkan bobot hingga 4 Kg per ekor. Selain itu, proses pengurusannya tidak membutuhkan banyak biaya. Setidaknya, jika dibandingkan dengan biaya budidaya ikan mas dan ikan nila.

“Ikan patin ini tergolong sangat rakus terhadap pakan. Ini membuat proses pasca panen semakin cepat. Ditambah lagi dengan rasa dagingnya yang sangat gurih dan manis. Membuat jenis ikan yang mirip lele ini sangat laris di pasaran,” ujar Kaspar saat memberi pakan pelet di lokasi KJA Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horisan.

“Tempo 6 bulan sudah bisa panen,” tambah Kaspar.

Selain mampu menghasilkan bobot 4 Kg per ekor, harga pemasarannya juga tergolong lumayan. Saat ini harga pasaran mencapai Rp 16 ribu per Kg. Sehingga dengan menghasilkan bobot 4 kg per ekor, petani ikan patin mampu meraup Rp 64 ribu per ekornya.

“Dibandingkan dengan ikan mas dan ikan nila, keuntungan membudidayakan ikan patin masih lebih besar,” terangnya.

Hanya saja, masyarakat petani KJA lainnya belum mengetahui potensi bisnis budidaya ikan patin.

“Seperti itulah hitung-hitungannya. Hanya saja belum semua petani KJA mengetahui itu,” kata Kaspar Purba sembari berharap petani lainnya ikut membudidayakan ikan patin.

Foto: Yoga Girsang/Metrosiantar Salah seorang petani Keramba Jaring Apung (KJA) di Haranggaol tengah memberi pakan pada ikan patin yang dibudidayakannya. Sabtu (6/2).
Foto: Yoga Girsang/Metrosiantar
Salah seorang petani Keramba Jaring Apung (KJA) di Haranggaol tengah memberi pakan pada ikan patin yang dibudidayakannya. Sabtu (6/2).

MASYARAKAT petani Keramba Jaring Apung (KJA) di pesisir Danau Toba membudidayakan ikan emas dan nila. Selain itu, mereka juga membudidayakan ikan patin yang hasilnya sangat menggiurkan.

Kaspar Purba salah seorang petani KJA di Haranggaol telah membuktikannya. Dikatakannya, produksi ikan patin ini mampu menghasilkan bobot hingga 4 Kg per ekor. Selain itu, proses pengurusannya tidak membutuhkan banyak biaya. Setidaknya, jika dibandingkan dengan biaya budidaya ikan mas dan ikan nila.

“Ikan patin ini tergolong sangat rakus terhadap pakan. Ini membuat proses pasca panen semakin cepat. Ditambah lagi dengan rasa dagingnya yang sangat gurih dan manis. Membuat jenis ikan yang mirip lele ini sangat laris di pasaran,” ujar Kaspar saat memberi pakan pelet di lokasi KJA Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horisan.

“Tempo 6 bulan sudah bisa panen,” tambah Kaspar.

Selain mampu menghasilkan bobot 4 Kg per ekor, harga pemasarannya juga tergolong lumayan. Saat ini harga pasaran mencapai Rp 16 ribu per Kg. Sehingga dengan menghasilkan bobot 4 kg per ekor, petani ikan patin mampu meraup Rp 64 ribu per ekornya.

“Dibandingkan dengan ikan mas dan ikan nila, keuntungan membudidayakan ikan patin masih lebih besar,” terangnya.

Hanya saja, masyarakat petani KJA lainnya belum mengetahui potensi bisnis budidaya ikan patin.

“Seperti itulah hitung-hitungannya. Hanya saja belum semua petani KJA mengetahui itu,” kata Kaspar Purba sembari berharap petani lainnya ikut membudidayakan ikan patin.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/