25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bukit Ratu Belanda yang Indah

AIR TERJUN: Beberapa pengunjung menikmati indahnya panorama Bukit Wilhelmina yang sekarang dikenal dengan nama Sigura-gura. Dari ujung bukit mengalir air terjun Ponot yang tingginya mencapai 100 meter.

SUMUTPOS.CO  – BUKIT Wilhemina di Asahan, Sumut, mampu membuat Anda terkagum-kagum. Bahkan, dahulu kecantikannya membuat bangsa Belanda terkagum-kagum.

Nama Wihelmina berasal dari nama Ratu Belanda. Nama ratu ini dinobatkan di bukit yang indah tepatnya di kawasan Sigura-gura, Kecamatan Aek Songsongan, Kab Asahan, Sumut.

Bukit Sigura-gura, begitulah masyarakat lebih mengenalnya. Namun sesungguhnya kawasan ini sebelum Indonesia merdeka dijuluki Bukit Wihelmina. Ini karena panorama alamnya yang indah.

Bila ingin berkunjung, kita bisa melintas di Jalan Lintas Sumatera, masuk dari Kecamatan Pulu Raja yang terus terhubung ke Kecamatan Bandar Pulau dan berakhir di Aek Songsongan. Lokasi Sigura-gura ini merupakan perbatasan Kab Asahan dengan Kab Tobasa.

Sepanjang jalan menuju Bukit Wihelmina ini, Anda akan menelusuri jalan beriliku mengikuti arus Sungai Asahan yang terkenal sebagai lokasi arum jeram tingkat Internasional di Indonesia.

Jarak tempuh dari pinggir Jalan Lintas Sumatera, sekitar 60 km sampai di puncak bukit. Di sana, anda akan dimanjakan pemandangan yang indah dan banyak objek wisata alam yang selalu dikunjungi wisatawan.

Di Desa Marjanji Aceh, Kec Aek Songsongan, akan ditemui lokasi wisata yang disebut Bedeng. Di sini ada titi gantung di atas sungai Asahan. Ada warung-warung kecil yang bisa disinggahi sambil memandang deras arus Sungai Asahan di bawah lembah yang terjal.

Menuju ke atas, bisa kita temui sebuah alam pertanian alami. Nama lokasinya Alam Tani, sebuah kawasan pertanian yang dijadikan percontohan. Alam Tani disebut begitu karena segala tumbuhan yang ada di kawasan itu tumbuh tanpa menggunakan pupuk yang mengandung zat kimia.

Seperti tanaman padi, buah-buahan dan sayuran, semuanya dikelola secara alami. Masyarakat hanya menggunakan pupuk alami seperti pupuk kandang dan dedak sisa gilingan padi. Anda bisa mencicipi buah-buahan seperi jeruk, semangka, yang ternyata rasanya lebih manis. Begitu juga padi yang ditanam di kawasan puluhan hektar di tepi sungai Asahan itu, rasa berasnya lebih pulen dan bau harum yang menggoda.

Setelah itu, Anda bisa menuju ke hulu sungai lagi tepatnya Desa Paretean. Di sini anda bisa menemukan jembatan yang dibangun di zaman Belanda. Indahnya lokasi perbukitan dan penuh aneka ragam hayati, sehingga Belanda memberikan julukan Bukit Wihelmina. Namun ketika Indonesia merdeka, namanya tak lagi dikenal sebagai Bukit Wihelmina melaikan dikenal dengan sebutan Si Gura-gura.

AIR TERJUN: Beberapa pengunjung menikmati indahnya panorama Bukit Wilhelmina yang sekarang dikenal dengan nama Sigura-gura. Dari ujung bukit mengalir air terjun Ponot yang tingginya mencapai 100 meter.

SUMUTPOS.CO  – BUKIT Wilhemina di Asahan, Sumut, mampu membuat Anda terkagum-kagum. Bahkan, dahulu kecantikannya membuat bangsa Belanda terkagum-kagum.

Nama Wihelmina berasal dari nama Ratu Belanda. Nama ratu ini dinobatkan di bukit yang indah tepatnya di kawasan Sigura-gura, Kecamatan Aek Songsongan, Kab Asahan, Sumut.

Bukit Sigura-gura, begitulah masyarakat lebih mengenalnya. Namun sesungguhnya kawasan ini sebelum Indonesia merdeka dijuluki Bukit Wihelmina. Ini karena panorama alamnya yang indah.

Bila ingin berkunjung, kita bisa melintas di Jalan Lintas Sumatera, masuk dari Kecamatan Pulu Raja yang terus terhubung ke Kecamatan Bandar Pulau dan berakhir di Aek Songsongan. Lokasi Sigura-gura ini merupakan perbatasan Kab Asahan dengan Kab Tobasa.

Sepanjang jalan menuju Bukit Wihelmina ini, Anda akan menelusuri jalan beriliku mengikuti arus Sungai Asahan yang terkenal sebagai lokasi arum jeram tingkat Internasional di Indonesia.

Jarak tempuh dari pinggir Jalan Lintas Sumatera, sekitar 60 km sampai di puncak bukit. Di sana, anda akan dimanjakan pemandangan yang indah dan banyak objek wisata alam yang selalu dikunjungi wisatawan.

Di Desa Marjanji Aceh, Kec Aek Songsongan, akan ditemui lokasi wisata yang disebut Bedeng. Di sini ada titi gantung di atas sungai Asahan. Ada warung-warung kecil yang bisa disinggahi sambil memandang deras arus Sungai Asahan di bawah lembah yang terjal.

Menuju ke atas, bisa kita temui sebuah alam pertanian alami. Nama lokasinya Alam Tani, sebuah kawasan pertanian yang dijadikan percontohan. Alam Tani disebut begitu karena segala tumbuhan yang ada di kawasan itu tumbuh tanpa menggunakan pupuk yang mengandung zat kimia.

Seperti tanaman padi, buah-buahan dan sayuran, semuanya dikelola secara alami. Masyarakat hanya menggunakan pupuk alami seperti pupuk kandang dan dedak sisa gilingan padi. Anda bisa mencicipi buah-buahan seperi jeruk, semangka, yang ternyata rasanya lebih manis. Begitu juga padi yang ditanam di kawasan puluhan hektar di tepi sungai Asahan itu, rasa berasnya lebih pulen dan bau harum yang menggoda.

Setelah itu, Anda bisa menuju ke hulu sungai lagi tepatnya Desa Paretean. Di sini anda bisa menemukan jembatan yang dibangun di zaman Belanda. Indahnya lokasi perbukitan dan penuh aneka ragam hayati, sehingga Belanda memberikan julukan Bukit Wihelmina. Namun ketika Indonesia merdeka, namanya tak lagi dikenal sebagai Bukit Wihelmina melaikan dikenal dengan sebutan Si Gura-gura.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/