KARO, SUMUTPOS.CO – Setelah hampir sebulan dilanda musim kemarau, hujan perdana yang mengguyur Kabupaten Karo disertai dengan angin puting beliung di Desa Sukarame, Kecamatan Munte, Rabu (6/3) pukul 19.30 WIB.
Akibat kejadian tersebut, sedikitnya 24 rumah semi permanen milik warga, rusak parah. Data yang dirangkum kru koran ini, setelah hampir sebulan memasuki bulan kemarau dengan panas yang menyengat, Rabu sore itu langit mendadak diselimuti awan hitam tebal yang diikuti sambaran petir.
Tak lama berselang, hujan deras deras pun terjadi. Turunnya hujan sontak mendapat sambutan bahagia dari seluruh warga Bumi Turang. Namun tidak bagi warga Sukaramai. Ternyata hujan di desa mereka disertai angin puting beliung. “Hujan deras ya kami senang kali awalnya. Tapi tak lama kemudian angin tiba-tiba datang. Warga sini panik semualah. Deras kali anginnya,” ungkap R Sembiring (50), salah seorang warga.
Meski angin puting beliung tersebut tak berlangsung lama, tapi dampak yang ditinggalkan cukup dahsyat. Buktinya, sedikitnya 24 unit rumah semi permanen, khususnya di bagian atap milik warga sekitar rusak.
Adapun data rumah warga yang rusak meliputi, Nande Lenni Br. Tarigan, Antonius, Risnan Ginting, Luter Sinulingga, Bapa Raja Karo Karo, Iting Enjel, Marhen Kaban. Selanjutnya rumah Nande Suran Br. Kaban, Candra Ginting, Marheni Br. Sembiring, Ngemat Sembiring, Tembun Ginting, Bangkit Barus, Niko Barus, Teng Teng Br. Tarigan, Kelly Sembiring, Antara Karo- Karo, Baskami Ginting, Bapa Pedoman Ginting, Perangin-angin, Usaha Sembiring, Pengadilen Purba, Nande Ginta Br. Ginting dan Sulaiman Bangun.
Selain merusak rumah, peristiwa ini juga menyebabkan dua orang warga menderita luka ringan. Keduanya adalah Ternalem beru Sembiring (53) dan Billa beru Sembiring (8). Saat ini kedua korban sudah mendapat perawatan medis di Puskesmas setempat.
Pj Kapolsek Munte Iptu J Manullang didampingi Kanit Reskrim Aiptu P Sitorus saat dikonfirmasi mengatakan, tak lama setelah kejadian pihaknya sudah berkordinasi dengan Kepala Desa, Camat Munte serta Koramil. BPBD Karo juga ikut turun ke TKP untuk membantu warga masyarakat yang terkena musibah, namun kerugian akibat kejadian itu belum bisa dipastikan.
Selanjutnya kata Kapolsek, saat terjadinya dilokasi bencana keadaan gelap gulita tidak ada penerangan karena mati lampu. Alhasil pihaknya hanya menggunakan senter untuk melakukan evakuasi. “ Korban yang rumahnya terkena musibah sebagian menumpang ketempat keluarga dan sebagian lagi ditampung pada losd ( jambur),” ujar Manullang. (deo/han)