MEDAN, SUMUTPOS.CO – Satuan Reskrim Polresta Medan mendadak mendapat durian runtuh. Itu karena orang yang dicari terkait kasus trafficking datang sendiri ke Mapolres, Selasa (7/4) siang.
Kehadiran wanita bernama Sri Setiawati (33) itu ke Mapolres bukan karena menghadiri panggilan Polisi, tetapi menjenguk dua rekannya yang terlebih dahulu ketangkap.
Informasi dihimpun, penangkapan Sri berawal dari keributan antara dirinya dengan orangtua korban DRD (15) di RTP Polresta Medan. Kala itu, FS yang mendampingi DRD mendatangi Polresta Medan guna memberikan keterangan terkait kasus yang dialami putrinya.
Sesampainya di sana, DRD tak sengaja melihat sosok Sri. Temuannya itu langsung diberitahu kepada FS. Mendengar orang yang menjual putrinya ke Bukit Maraja Simalungun berada di Mapolres, FS langsung mendekati Sri yang sedang menjenguk dua tersangka lainnya yakni ST dan AR di RTP Polresta Medan.
Tanpa basa-basi, FS langsung menjambak rambut Sri. Tak terima dengan perlakuan itu, Sri membalas hingga keributan mereka menjadi tontonan. Tidak ingin situasi semakin ricuh, petugas melerai keduanya.
Nah, saat itulah FS mengungkap kalau wanita yang dijambaknya merupakan otak pelaku yang menjual putrinya. “Anak saya yang tanda sama si Sri Setiawati. Dia (Sri Setiawati) itu dalang dari kasus penjualan anak saya di Siantar sana,” ucapnya.
Mendengar keterangan FS tersebut Sri langsung membantah. Bantahan Sri ternyata tidak cukup meyakinkan petugas. Saat itu juga Sri digiring ke ruang pemeriksaan.
Ketika masalah ini dikonfirmasi, Kanit Ekonomi Sat Reskrim Polresta Medan, AKP Daniel Marinduri mengatakan Sri Setiawati memang dalam pengejaran anggotanya.
“Iya. Sri Setiawati adalah pelaku lain dari dua pelaku lainnya yang
sudah ditangkap. Tapi masih kita periksa dulu,” ucapnya singkat. (ind/ras)