Beberapa saat kemudian Feby lemas. Saat tengah hari, sang bapak yang seorang petani ikan pulang.
Dia menemukan Feby terdiam dalam kamar. Tapi Edy merasa ada yang janggal dengan perlaiku Feby, apalagi dia mencium uap racun dari mulut korban. Tetapi Edy sama sekali tak menduga bila sang buah hati meminum racun tersebut.
Dia pun meninggalkan anaknya.
Namun, tak lama kemudian, Feby muntah-muntah dan mengerang kesakitan sambil memegang perutnya. Edi panik. Terlebih saat mencium bau racun di muntahan bocah SD ini.
Ketika didesak, baru korban mengaku. Segera korban dibawa ke bidan terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
Akan tetapi, sepulang berobat dari bidan, keadaan Feby malah semakin buruk. Wajahnya pucat dan lemah dan terus-menerus muntah. Oleh para tetangga, disarankan untuk berobat ke rumah sakit.
Sore itu, Feby dibawa ke RSUD Perdagangan. Naas, pukul 21.00 WIB, Feby menghembuskan nafas terakhir. (ag/jos/ara/mas)
Beberapa saat kemudian Feby lemas. Saat tengah hari, sang bapak yang seorang petani ikan pulang.
Dia menemukan Feby terdiam dalam kamar. Tapi Edy merasa ada yang janggal dengan perlaiku Feby, apalagi dia mencium uap racun dari mulut korban. Tetapi Edy sama sekali tak menduga bila sang buah hati meminum racun tersebut.
Dia pun meninggalkan anaknya.
Namun, tak lama kemudian, Feby muntah-muntah dan mengerang kesakitan sambil memegang perutnya. Edi panik. Terlebih saat mencium bau racun di muntahan bocah SD ini.
Ketika didesak, baru korban mengaku. Segera korban dibawa ke bidan terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
Akan tetapi, sepulang berobat dari bidan, keadaan Feby malah semakin buruk. Wajahnya pucat dan lemah dan terus-menerus muntah. Oleh para tetangga, disarankan untuk berobat ke rumah sakit.