25.6 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Siswi Pembully & Perekam Video Terancam Dipecat

Adegan demi adegan aksi kekerasan siswi SMPN 4 Binjai terhadap kakak kelasnya.
Adegan demi adegan aksi kekerasan siswi SMPN 4 Binjai terhadap kakak kelasnya.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Beredarnya video kekerasan antar siswi yang terjadi di SMP Negeri 4 Binjai, memasuki babak baru. Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Dispenjar) Binjai, Dwi Anang Wibowo berjanji akan memecat semua pelajar siswa dan siswi yang menganiaya korban berinisal IMS (15) itu.

Saat ini kata Anang, pihak sekolah masih mencaritahu apa penyebab penganiayaan tersebut. “Pihak sekolah masih melakukan penyelidikan apa yang menjadi penyebab penganiayaan itu,” kata Anang, Senin (7/9) pukul 11.00 WIB. Semua siswi yang melakukan penganiayaan, yang memvideokan serta yang melihat namun tidak melaporkan ke sekolah maupun guru, kata Anang akan dipecat dari sekolah.

“Semuanya akan dipecat. Saat ini, sekolah masih melakukan pemeriksaan terhadap semua siswi tersebut,” kata Anang mengaku mendapat informasi penganiayaan yang direkam dengan handphone dan diunggah ke FB tersebut pada Minggu malam. Sehari setelah video kekerasan dan penganiayaan yang terjadi di lapangan depan SMP Negeri 4 Binjai itu, salah satu pelaku berinisial RK (14), tak masuk sekolah.

“Pelaku tidak sekolah. Yang sekolah masih hanya korban. Korban sudah diperiksa apa penyebab penganiayaan yang dialami dirinya,” ujar Anang didampingi pembantu kepala sekolah, Khairil Anwar.

Masih kata Anang, keluarga korban juga belum datang ke sekolah yang terletak di Jalan Bejo Kancil Mas, Kelurahan Timbang Langkat, Binjai Timur itu. “Pihak sekolah akan menyuruh korban untuk memberitahukan kejadian yang dialaminya. Apapun permintaan orangtua korban kepada pelaku akan kita turuti. Namun, tidak terlepas juga kita akan mencari tahu apa penyebab terjadinya penganiayaan,” ujarnya.

Ironisnya, meski penganiayaan terjadi di depan sekolah tapi Anang mengaku kasus tersebut di luar tanggung jawab sekolah. Dalam 1 hari, para pelajar kata Anang hanya 1/4 hari saja berada di sekolah dan memang tanggung jawab sekolah. Namun, kasus tersebut sudah di luar jam belajar dan di luar sekolah. “Lokasi penganiayaan berada di luar sekolah. Waktu penganiayaan juga sudah diluar jam sekolah, hanya saja mereka masih mengenakan seragam sekolah. Pun begitu, saya meminta agar sekolah tidak lepas tangan dengan kasus ini, karena akan dapat mempengaruhi psikologis anak,” harapnya.

Adegan demi adegan aksi kekerasan siswi SMPN 4 Binjai terhadap kakak kelasnya.
Adegan demi adegan aksi kekerasan siswi SMPN 4 Binjai terhadap kakak kelasnya.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Beredarnya video kekerasan antar siswi yang terjadi di SMP Negeri 4 Binjai, memasuki babak baru. Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Dispenjar) Binjai, Dwi Anang Wibowo berjanji akan memecat semua pelajar siswa dan siswi yang menganiaya korban berinisal IMS (15) itu.

Saat ini kata Anang, pihak sekolah masih mencaritahu apa penyebab penganiayaan tersebut. “Pihak sekolah masih melakukan penyelidikan apa yang menjadi penyebab penganiayaan itu,” kata Anang, Senin (7/9) pukul 11.00 WIB. Semua siswi yang melakukan penganiayaan, yang memvideokan serta yang melihat namun tidak melaporkan ke sekolah maupun guru, kata Anang akan dipecat dari sekolah.

“Semuanya akan dipecat. Saat ini, sekolah masih melakukan pemeriksaan terhadap semua siswi tersebut,” kata Anang mengaku mendapat informasi penganiayaan yang direkam dengan handphone dan diunggah ke FB tersebut pada Minggu malam. Sehari setelah video kekerasan dan penganiayaan yang terjadi di lapangan depan SMP Negeri 4 Binjai itu, salah satu pelaku berinisial RK (14), tak masuk sekolah.

“Pelaku tidak sekolah. Yang sekolah masih hanya korban. Korban sudah diperiksa apa penyebab penganiayaan yang dialami dirinya,” ujar Anang didampingi pembantu kepala sekolah, Khairil Anwar.

Masih kata Anang, keluarga korban juga belum datang ke sekolah yang terletak di Jalan Bejo Kancil Mas, Kelurahan Timbang Langkat, Binjai Timur itu. “Pihak sekolah akan menyuruh korban untuk memberitahukan kejadian yang dialaminya. Apapun permintaan orangtua korban kepada pelaku akan kita turuti. Namun, tidak terlepas juga kita akan mencari tahu apa penyebab terjadinya penganiayaan,” ujarnya.

Ironisnya, meski penganiayaan terjadi di depan sekolah tapi Anang mengaku kasus tersebut di luar tanggung jawab sekolah. Dalam 1 hari, para pelajar kata Anang hanya 1/4 hari saja berada di sekolah dan memang tanggung jawab sekolah. Namun, kasus tersebut sudah di luar jam belajar dan di luar sekolah. “Lokasi penganiayaan berada di luar sekolah. Waktu penganiayaan juga sudah diluar jam sekolah, hanya saja mereka masih mengenakan seragam sekolah. Pun begitu, saya meminta agar sekolah tidak lepas tangan dengan kasus ini, karena akan dapat mempengaruhi psikologis anak,” harapnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/