25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Temuan Kuburan di Rumah Bupati Langkat, Komnas HAM: Bukan Penghuni Kerangkeng

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) membenarkan, di rumah Bupati nonaktif Langkat, Terbit Rencana Peranginangin ada sejumlah kuburan yang berdekatan dengan lokasi kerangkeng manusia.

Namun, Komnas HAM menyebut, kuburan itu bukan dari warga yang berada di dalam kerangkeng, melainkan kuburan dari pihak keluarga Terbit Rencana.

“Dibelakang, ya infonya kuburan keluarga,” kata Komisioner Komnas HAM Chairul Anam kepada JawaPos.com, Selasa (8/2).

Komnas HAM tak menampik, terdapat sejumlah warga yang meninggal saat menjalani kurungan di kerangkeng Bupati Langkat. Tetapi berdasarkan temuan Komnas HAM, mereka yang tewas di kerangkeng diberikan kepada pihak keluarganya masing-masing. “Kalau kuburan yang meninggal bukan di situ,” ucap Anam.

Anam usai memeriksa Bupati Langkat di kantor KPK, Senin (7/2) kemarin menduga, warga yang penghuni kerangkeng mendapatkan tindakan kekerasan yang berpola. Komnas HAM mengklaim, sudah mengantongi bukti adanya kekerasan terhadap warga yang menjalani penahanan di kerangkeng Bupati Langkat. “Kekerasan yang berpola itu kami tahu waktunya, kami tahu apa alat yang digunakan, kami tahu siapa yang melakukan, kami tahu pengawasan untuk itu,” ucap Anam.

Bahkan, Komnas HAM juga telah mendapatkan alat bukti berupa foto tindakan kekerasan terhadap warga yang menjalani penahanan. Meski demikian, saat ini belum bisa dijelaskan secara rinci mengingat masih dalam proses investigasi. “Kami juga dapat foto beberapa tahun yang lalu bagaimana kondisi korban, detail ada. Lalu dikonfirmasi keterangan saksi yang lain yang menyaksikan bagaimana kekerasan itu berlangsung,” beber Anam.

Cana Akui Ada yang Tewas

Sebelumnya, Komnas HAM telah memeriksa Bupati nonaktif Langkat, Terbit Rencana Peranginangin selama kurang lebih dua jam. Pemeriksaan dilakukan sejak pukul 13.40 WIB hingga pukul 15.16 WIB di gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin (7/2). “Kami selama dua jam lebih sudah meminta keterangan kepada Pak Terbit Rencana Peranginangin terkait dengan kerangkeng yang ada,” kata Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara usai memeriksa Terbit Rencana.

Beka menjelaskan, dari hasil pemeriksaan, Bupati Langkat yang akrab disapa Cana ini mengakui ada korban tewas di kerangkeng tersebut. Komnas HAM pun mendalami prosedur penanganan terhadap korban yang tewas di dalam kerangkeng yang disebut sebagai tempat rehabilitasi itu. “Memang terkonfirmasi ada yang meninggal dalam kerangkeng tersebut, dan juga bagaimana SOP penanganan kalau ada kekerasan atau korban jiwa,” ucap Beka.

Meski demikian, lanjut Beka, dari hasil pemeriksaan Terbit Rencana tidak menjelaskan secara rinci terkait jumlah korban dari kerangkeng tersebut. Hal ini pun akan didalami oleh Komnas HAM. “Nggak ngomong jumlah orang, tapi bahwa ada yang meninggal iya,” tegas Beka.

Komnas HAM juga berhasil mendapat informasi terkait sejarah berdirinya kerangkeng tersebut. Serta bagaimana penanganan di dalam kerangkeng tersebut. “Kami mendapatkan informasi terkait sejarah kerangkeng yang ada, metode pembinaan yang dilakukan oleh tim yang mengelola kerangkeng itu sehari-hari,” ucap Beka.

Sementara itu, Polda Sumatera Utara yang juga tengah menyelidiki kasus kerangkeng ini mengaku sudah menemukan alat penyiksa dan sejumlah kuburan di beberapa titik, yang diduga menjadi korban kesewenangan. Namun hal ini masih dalam penyelidikan aparat kepolisian.

Menurut Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi, salah satu alat bukti yang diduga kuat digunakan untuk menyiksa orang-orang di dalam kerangkeng manusia itu adalah selang air. Hadi mengungkapkan, selang air ini diduga digunakan untuk mencambuk tahanan hingga luka-luka dan tewas.

Selain alat penyiksa, kepolisian juga telah menemukan lokasi pemakaman korban tewas. Diketahui, hasil penyelidikan yang dilakukan Polda Sumut ditemukan adanya tiga korban meninggal. Mengenai kuburan untuk korban tewas tersebut, Hadi menyebut menemukan di sejumlah lokasi.

Hanya saja, pihaknya enggan untuk membeberkan di mana saja lokasi korban tewas akibat dugaan penganiayaan di kerangkeng Bupati Langkat tersebut. Dirinya mengungkapkan pihaknya masih melakukan pengembangan.

“Adanya dugaan penganiayaan hingga lebih dari satu orang (tewas) di kerangkeng Bupati Langkat, dan kita masih terus mendalaminya. Kuburan sudah ditemukan dibeberapa titik oleh tim,” ucap Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi. (jpc/trb)

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) membenarkan, di rumah Bupati nonaktif Langkat, Terbit Rencana Peranginangin ada sejumlah kuburan yang berdekatan dengan lokasi kerangkeng manusia.

Namun, Komnas HAM menyebut, kuburan itu bukan dari warga yang berada di dalam kerangkeng, melainkan kuburan dari pihak keluarga Terbit Rencana.

“Dibelakang, ya infonya kuburan keluarga,” kata Komisioner Komnas HAM Chairul Anam kepada JawaPos.com, Selasa (8/2).

Komnas HAM tak menampik, terdapat sejumlah warga yang meninggal saat menjalani kurungan di kerangkeng Bupati Langkat. Tetapi berdasarkan temuan Komnas HAM, mereka yang tewas di kerangkeng diberikan kepada pihak keluarganya masing-masing. “Kalau kuburan yang meninggal bukan di situ,” ucap Anam.

Anam usai memeriksa Bupati Langkat di kantor KPK, Senin (7/2) kemarin menduga, warga yang penghuni kerangkeng mendapatkan tindakan kekerasan yang berpola. Komnas HAM mengklaim, sudah mengantongi bukti adanya kekerasan terhadap warga yang menjalani penahanan di kerangkeng Bupati Langkat. “Kekerasan yang berpola itu kami tahu waktunya, kami tahu apa alat yang digunakan, kami tahu siapa yang melakukan, kami tahu pengawasan untuk itu,” ucap Anam.

Bahkan, Komnas HAM juga telah mendapatkan alat bukti berupa foto tindakan kekerasan terhadap warga yang menjalani penahanan. Meski demikian, saat ini belum bisa dijelaskan secara rinci mengingat masih dalam proses investigasi. “Kami juga dapat foto beberapa tahun yang lalu bagaimana kondisi korban, detail ada. Lalu dikonfirmasi keterangan saksi yang lain yang menyaksikan bagaimana kekerasan itu berlangsung,” beber Anam.

Cana Akui Ada yang Tewas

Sebelumnya, Komnas HAM telah memeriksa Bupati nonaktif Langkat, Terbit Rencana Peranginangin selama kurang lebih dua jam. Pemeriksaan dilakukan sejak pukul 13.40 WIB hingga pukul 15.16 WIB di gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin (7/2). “Kami selama dua jam lebih sudah meminta keterangan kepada Pak Terbit Rencana Peranginangin terkait dengan kerangkeng yang ada,” kata Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara usai memeriksa Terbit Rencana.

Beka menjelaskan, dari hasil pemeriksaan, Bupati Langkat yang akrab disapa Cana ini mengakui ada korban tewas di kerangkeng tersebut. Komnas HAM pun mendalami prosedur penanganan terhadap korban yang tewas di dalam kerangkeng yang disebut sebagai tempat rehabilitasi itu. “Memang terkonfirmasi ada yang meninggal dalam kerangkeng tersebut, dan juga bagaimana SOP penanganan kalau ada kekerasan atau korban jiwa,” ucap Beka.

Meski demikian, lanjut Beka, dari hasil pemeriksaan Terbit Rencana tidak menjelaskan secara rinci terkait jumlah korban dari kerangkeng tersebut. Hal ini pun akan didalami oleh Komnas HAM. “Nggak ngomong jumlah orang, tapi bahwa ada yang meninggal iya,” tegas Beka.

Komnas HAM juga berhasil mendapat informasi terkait sejarah berdirinya kerangkeng tersebut. Serta bagaimana penanganan di dalam kerangkeng tersebut. “Kami mendapatkan informasi terkait sejarah kerangkeng yang ada, metode pembinaan yang dilakukan oleh tim yang mengelola kerangkeng itu sehari-hari,” ucap Beka.

Sementara itu, Polda Sumatera Utara yang juga tengah menyelidiki kasus kerangkeng ini mengaku sudah menemukan alat penyiksa dan sejumlah kuburan di beberapa titik, yang diduga menjadi korban kesewenangan. Namun hal ini masih dalam penyelidikan aparat kepolisian.

Menurut Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi, salah satu alat bukti yang diduga kuat digunakan untuk menyiksa orang-orang di dalam kerangkeng manusia itu adalah selang air. Hadi mengungkapkan, selang air ini diduga digunakan untuk mencambuk tahanan hingga luka-luka dan tewas.

Selain alat penyiksa, kepolisian juga telah menemukan lokasi pemakaman korban tewas. Diketahui, hasil penyelidikan yang dilakukan Polda Sumut ditemukan adanya tiga korban meninggal. Mengenai kuburan untuk korban tewas tersebut, Hadi menyebut menemukan di sejumlah lokasi.

Hanya saja, pihaknya enggan untuk membeberkan di mana saja lokasi korban tewas akibat dugaan penganiayaan di kerangkeng Bupati Langkat tersebut. Dirinya mengungkapkan pihaknya masih melakukan pengembangan.

“Adanya dugaan penganiayaan hingga lebih dari satu orang (tewas) di kerangkeng Bupati Langkat, dan kita masih terus mendalaminya. Kuburan sudah ditemukan dibeberapa titik oleh tim,” ucap Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi. (jpc/trb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/