26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tak Hanya Terdeteksi di Sumsel, Kaltim dan Kalsel, Corona B.1.1.7 Sudah Masuk Sumut

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jumlah kasus positif Covid-19 varian baru B.1.1.7 di Indonesia kini bertambah.Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, sudah empat kasus positif Covid-19 varian baru B.1.1.7 ditemukan di empat provinsi di Tanah Air.

“Adapun keempat virus varian B.1.1.7 ini ditemukan di 4 provinsi yakni Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan,” kata Nadia dalam konferensi pers virtual Kementerian Kesehatan, Senin (8/3).

Namun demikian, Nadia menyebut, dari hasil tracing yang dilakukan pemerintah terhadap keempat orang pasien tersebut, tidak ditemukan adanya penularan pada keluarga atau orang dengan kontak erat. “Sampai saat ini dari proses pelacakan kasus yang kita lakukan, tidak ada keluarga atau kontak erat yang kemudian positif setelah kasus ini dinyatakan positif sebelumnya,” lanjut Nadia.

Selain itu empat pasien Covid-19 varian B.1.1.7, sambung Nadia, juga tidak mengalami gejala berat hingga membutuhkan perawatan ICU. Kini, kondisi mereka juga telah dinyatakan sembuh. “Semuanya mengalami gejala ringan dan sedang, dan hanya melakukan isolasi terpusat, di tempat-tempat isolasi. Ada yang dirawat di rumah sakit dengan kondisi ringan sedang, tidak ada kondisi yang cenderung berat bahkan membutuhkan perawatan ICU,” jelasnya.

Nadia juga mengatakan, mutasi virus Corona B.1.1.7 asal Inggris itu lebih menular dari virus Corona yang ada sebelumnya. Namun, mutasi virus Corona asal Inggris itu tidak lebih mematikan. “Kita tahu bahwa dari penelitian di negara lain terkait varian virus Corona B.1.1.7 ini disebutkan lebih cepat menular, namun dia tidak lebih mematikan,” kata Nadia lagi.

Nadia mengatakan, mutasi terjadi pada bagian tanduk atau spike virus yang menyebabkan virus lebih mudah masuk ke sel sasaran, sehingga penularannya akan lebih cepat dibanding varian virus yang lama.

Selain itu, Nadia mengatakan, belum ada penelitian atau bukti ilmiah yang menunjukkan vaksin Covid-19 yang digunakan di berbagai negara, tidak mampu melindungi manusia dari mutasi virus corona B.1.1.7. “Tentunya vaksin yang digunakan dalam upaya melakukan penanggulangan pandemi Covid-19 masih sangat efektif dan tentunya tidak akan berpengaruh terhadap adanya mutasi virus Covid-19 atau B.1.1.7 ini,” ujarnya.

Lebih lanjut, Nadia meminta masyarakat semakin waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, mengingat telah terjadi penambahan kasus Covid-19 dari mutasi virus corona asal Inggris. “Karena dari 2 kasus Covid-19, saat ini sudah bertambah lagi menjadi 4 kasus yang kita temukan, kita imbau masyarakat tetap disiplin protokol kesehatan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, ada penambahan kasus infeksi virus corona asal Inggris, yakni B.1.1.7 di Indonesia. Ia mengatakan, empat kasus Covid-19 tersebut ditemukan di empat provinsi di Indonesia yaitu Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Timur dan Sumatera Utara. “Di Palembang, Sumatera Selatan pada 11 Januari 2021, Kalimantan Selatan 6 Januari, Balikpapan Kalimantan Timur dari 12 Februari dan ada yang keempat itu di Medan Sumatera Utara pada 28 Januari,” ujar Budi dalam konferensi pers Perpanjangan PPKM Mikro secara virtual, Senin (8/3).

Jangan Panik

Dinas Kesehatan Sumut belum mengetahui pasti varian baru Covid-19 atau B117 di Sumut. Meski begitu, masyarakat diminta jangan panik. “Mungkin saja, tapi sejauh ini belum ada informasi. Namun, masyarakat jangan panik,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan saat dihubungi via seluler, Senin (8/3) malam.

Kata Alwi, pihaknya akan terus memantau perkembangan varian baru virus Covid-19 itu. Pemantauan dilakukan dengan pengamatan penyakit kepada warga yang terindikasi terinfeksi Covid-19. Jika ada indikasi B117, tentu ada upaya pencegahan yang terukur untuk mengantisipasi penyebaran yang lebih meluas.”Upaya untuk mencegah penyebaran virus corona, ya tetap dengan protokol kesehatan Covid-19. Makanya, masyarakat lebih ketat lagi menerapkan 5 M yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas,” sebutnya.

Alwi menyebutkan, Virus Corona B117 penularannya lebih cepat dibanding virus corona biasanya. “Varian baru virus corona ini ibarat ‘larinya’ (penularannya) lebih kencang dari biasanya. Tapi, begitupun protokol kesehatan terus dijalankan dan jangan sampai kendor,” pungkas dia.

Senada disampaikan Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah. Kata Aris, diingatkan agar masyarakat tetap menjalankan 5 M supaya tidak sampai terpapar virus ini. “Masyarakat tak usah panik. Karena, kalau tetap menerapkan 5M, tidak akan terpapar,” ujarnya.

Disinggung soal antisipasi yang mungkin bakal dilakukan oleh Satgas, Aris mengaku tidak ada hal yang berbeda dari penanganan Covid-19 yang telah dilakukan. Pada hakikatnya, virus B117 asal Inggris ini gejala yang ditimbulkannya tidak lebih berat dari SARS-CoV-2 (Covid-19). “Tidak lebih berat, hanya saja penyebarannya lebih cepat,” ungkap Aris.

Dia juga mengatakan, apabila Covid-19 perbandingan penyebarannya adalah 1:3 maka B117 adalah 1:5. Namun, meski B117 tidak lebih berat dari Covid-19, hal ini tetap perlu diwaspadai, karena juga dapat berisiko bagi kematian. “Maka, untuk mencegahnya terapkan 5 M dengan baik dan benar,” tandasnya. (kps/ris)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jumlah kasus positif Covid-19 varian baru B.1.1.7 di Indonesia kini bertambah.Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, sudah empat kasus positif Covid-19 varian baru B.1.1.7 ditemukan di empat provinsi di Tanah Air.

“Adapun keempat virus varian B.1.1.7 ini ditemukan di 4 provinsi yakni Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan,” kata Nadia dalam konferensi pers virtual Kementerian Kesehatan, Senin (8/3).

Namun demikian, Nadia menyebut, dari hasil tracing yang dilakukan pemerintah terhadap keempat orang pasien tersebut, tidak ditemukan adanya penularan pada keluarga atau orang dengan kontak erat. “Sampai saat ini dari proses pelacakan kasus yang kita lakukan, tidak ada keluarga atau kontak erat yang kemudian positif setelah kasus ini dinyatakan positif sebelumnya,” lanjut Nadia.

Selain itu empat pasien Covid-19 varian B.1.1.7, sambung Nadia, juga tidak mengalami gejala berat hingga membutuhkan perawatan ICU. Kini, kondisi mereka juga telah dinyatakan sembuh. “Semuanya mengalami gejala ringan dan sedang, dan hanya melakukan isolasi terpusat, di tempat-tempat isolasi. Ada yang dirawat di rumah sakit dengan kondisi ringan sedang, tidak ada kondisi yang cenderung berat bahkan membutuhkan perawatan ICU,” jelasnya.

Nadia juga mengatakan, mutasi virus Corona B.1.1.7 asal Inggris itu lebih menular dari virus Corona yang ada sebelumnya. Namun, mutasi virus Corona asal Inggris itu tidak lebih mematikan. “Kita tahu bahwa dari penelitian di negara lain terkait varian virus Corona B.1.1.7 ini disebutkan lebih cepat menular, namun dia tidak lebih mematikan,” kata Nadia lagi.

Nadia mengatakan, mutasi terjadi pada bagian tanduk atau spike virus yang menyebabkan virus lebih mudah masuk ke sel sasaran, sehingga penularannya akan lebih cepat dibanding varian virus yang lama.

Selain itu, Nadia mengatakan, belum ada penelitian atau bukti ilmiah yang menunjukkan vaksin Covid-19 yang digunakan di berbagai negara, tidak mampu melindungi manusia dari mutasi virus corona B.1.1.7. “Tentunya vaksin yang digunakan dalam upaya melakukan penanggulangan pandemi Covid-19 masih sangat efektif dan tentunya tidak akan berpengaruh terhadap adanya mutasi virus Covid-19 atau B.1.1.7 ini,” ujarnya.

Lebih lanjut, Nadia meminta masyarakat semakin waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, mengingat telah terjadi penambahan kasus Covid-19 dari mutasi virus corona asal Inggris. “Karena dari 2 kasus Covid-19, saat ini sudah bertambah lagi menjadi 4 kasus yang kita temukan, kita imbau masyarakat tetap disiplin protokol kesehatan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, ada penambahan kasus infeksi virus corona asal Inggris, yakni B.1.1.7 di Indonesia. Ia mengatakan, empat kasus Covid-19 tersebut ditemukan di empat provinsi di Indonesia yaitu Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Timur dan Sumatera Utara. “Di Palembang, Sumatera Selatan pada 11 Januari 2021, Kalimantan Selatan 6 Januari, Balikpapan Kalimantan Timur dari 12 Februari dan ada yang keempat itu di Medan Sumatera Utara pada 28 Januari,” ujar Budi dalam konferensi pers Perpanjangan PPKM Mikro secara virtual, Senin (8/3).

Jangan Panik

Dinas Kesehatan Sumut belum mengetahui pasti varian baru Covid-19 atau B117 di Sumut. Meski begitu, masyarakat diminta jangan panik. “Mungkin saja, tapi sejauh ini belum ada informasi. Namun, masyarakat jangan panik,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan saat dihubungi via seluler, Senin (8/3) malam.

Kata Alwi, pihaknya akan terus memantau perkembangan varian baru virus Covid-19 itu. Pemantauan dilakukan dengan pengamatan penyakit kepada warga yang terindikasi terinfeksi Covid-19. Jika ada indikasi B117, tentu ada upaya pencegahan yang terukur untuk mengantisipasi penyebaran yang lebih meluas.”Upaya untuk mencegah penyebaran virus corona, ya tetap dengan protokol kesehatan Covid-19. Makanya, masyarakat lebih ketat lagi menerapkan 5 M yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas,” sebutnya.

Alwi menyebutkan, Virus Corona B117 penularannya lebih cepat dibanding virus corona biasanya. “Varian baru virus corona ini ibarat ‘larinya’ (penularannya) lebih kencang dari biasanya. Tapi, begitupun protokol kesehatan terus dijalankan dan jangan sampai kendor,” pungkas dia.

Senada disampaikan Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah. Kata Aris, diingatkan agar masyarakat tetap menjalankan 5 M supaya tidak sampai terpapar virus ini. “Masyarakat tak usah panik. Karena, kalau tetap menerapkan 5M, tidak akan terpapar,” ujarnya.

Disinggung soal antisipasi yang mungkin bakal dilakukan oleh Satgas, Aris mengaku tidak ada hal yang berbeda dari penanganan Covid-19 yang telah dilakukan. Pada hakikatnya, virus B117 asal Inggris ini gejala yang ditimbulkannya tidak lebih berat dari SARS-CoV-2 (Covid-19). “Tidak lebih berat, hanya saja penyebarannya lebih cepat,” ungkap Aris.

Dia juga mengatakan, apabila Covid-19 perbandingan penyebarannya adalah 1:3 maka B117 adalah 1:5. Namun, meski B117 tidak lebih berat dari Covid-19, hal ini tetap perlu diwaspadai, karena juga dapat berisiko bagi kematian. “Maka, untuk mencegahnya terapkan 5 M dengan baik dan benar,” tandasnya. (kps/ris)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/