29 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Warga Masih Trauma Lihat Awan Hitam

Pasca Bencana Puting Beliung Hancurkan 39 Rumah di Sergai

TEBINGTINGGI- Warga Kampung Kuningan, Desa Sei Periok, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Serdang Bedagai, masih trauma melihat awan mendung hitam di kejauhan. Pasalnya, rumah mereka luluh lantak disapu ganasnya angin puting belung setelah munculnya awan mendung di kejauhan.

“Kami trauma melihat kejadian malam itu (Kamis (5/4) sekira pukul 22.00 WIB). Angin puting beliung dalam hitungan menit mengahancurkan rumah kami dan menerbangkan semuanya,” kata Painem (45), warga setempat.

Masih kata Painem, apabila mereka melihat awan hitam secara tiba-tiba, mereka ketakutan dan ingin menghindar apabila bencana angin putting beliung itu datang kembali.

“Kebanyakan warga berdoa dan tetap berlindung di dalam rumah, apabila menghawatirkan warga akan berlari keluar. Tadi siang, Minggu (8/4) mendung sempat datang, warga semuanya ketakutan kalau angin puting beliung datang lagi menghampiri perkampungan ini,” kata Painem, kepada Sumut Pos.
Sumajik (54), warga lainnya mengungkapkan, mereka akan melakukan ruwetan atau ritual tolak bala bersama warga untuk menghindari bahaya bencana angin puting beliung. Rencananya, ruwetan itu akan digelar malam Senin (9/4).

“Ruwetan akan dilakukan untuk tolak bala, di sini kita memanjatkan doa kepada sang Maha Pencipta untuk menjauhkan bencana dari kampung ini,” kata Sumajik.

Menurutnya, bencana angin puting beliung itu adalah peringatan Tuhan kepada hambanya untuk lebih bertaqwa.

Saat angin puting beliung itu datang, seperti gumpalan asap putih pekat berputar-puta melintas dan berkeliling desa membentuk bulatan seperti kerucut, tetapi angin itu jika diamati secara cermat seperti lekukan tubuh ular naga dengan ekor yang mengkibaskan ke tanah hingga menyapu rumah warga.
Amatan di lapangan, kondisi warga berangsur-angsur pulih. Tapi, rumah-rumah warga yang rusak parah belum diperbaiki. Namun, rumah yang rusak ringan dan sedang, sudah mulai diperbaiki dengan bantuan Pemkab Serdang Bedagai melalui bupati dan para donator.

Kadus setempat, Mus Muliadi (34), yang rumahnya juga rusak dalam katogori berat dengan kap rumah terbang sejauh 300 meter mengungkapkan, akan tetap memperbaiki rumahnya. Menurutnya, Pemkab Sergai berjanji akan membangun kembali rumah warga yang hancur.

Camat Tebingtinggi, Ramadhan Purba mengaku setiap hari datang mengkoordinir bagaimana kondisi warga yang tertimpa bencana, mulai dari stok logistik, tenda pengungsian, dapur umum dan posko kesehatan untuk merawat warga yang mengalami penyakit pasca bencana alam tersebut.
Masih menurut Ramadhan, pasca bencana putting beliung ini, kebanyakan warga yang berobat ke posko kesehatan mengalami penyakit masuk angin disertai batuk pilek, tetapi mereka masih tetap merawat Raisyah Nura (6) anak yang tertimpa bangunan. “Untuk sementara, stok obat masih cukup, diharapkan kepada warga dapat memeriksakan kesehatan apabila tersereng gejala demam,” pinta Ramadhan.(mag-3)

Pasca Bencana Puting Beliung Hancurkan 39 Rumah di Sergai

TEBINGTINGGI- Warga Kampung Kuningan, Desa Sei Periok, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Serdang Bedagai, masih trauma melihat awan mendung hitam di kejauhan. Pasalnya, rumah mereka luluh lantak disapu ganasnya angin puting belung setelah munculnya awan mendung di kejauhan.

“Kami trauma melihat kejadian malam itu (Kamis (5/4) sekira pukul 22.00 WIB). Angin puting beliung dalam hitungan menit mengahancurkan rumah kami dan menerbangkan semuanya,” kata Painem (45), warga setempat.

Masih kata Painem, apabila mereka melihat awan hitam secara tiba-tiba, mereka ketakutan dan ingin menghindar apabila bencana angin putting beliung itu datang kembali.

“Kebanyakan warga berdoa dan tetap berlindung di dalam rumah, apabila menghawatirkan warga akan berlari keluar. Tadi siang, Minggu (8/4) mendung sempat datang, warga semuanya ketakutan kalau angin puting beliung datang lagi menghampiri perkampungan ini,” kata Painem, kepada Sumut Pos.
Sumajik (54), warga lainnya mengungkapkan, mereka akan melakukan ruwetan atau ritual tolak bala bersama warga untuk menghindari bahaya bencana angin puting beliung. Rencananya, ruwetan itu akan digelar malam Senin (9/4).

“Ruwetan akan dilakukan untuk tolak bala, di sini kita memanjatkan doa kepada sang Maha Pencipta untuk menjauhkan bencana dari kampung ini,” kata Sumajik.

Menurutnya, bencana angin puting beliung itu adalah peringatan Tuhan kepada hambanya untuk lebih bertaqwa.

Saat angin puting beliung itu datang, seperti gumpalan asap putih pekat berputar-puta melintas dan berkeliling desa membentuk bulatan seperti kerucut, tetapi angin itu jika diamati secara cermat seperti lekukan tubuh ular naga dengan ekor yang mengkibaskan ke tanah hingga menyapu rumah warga.
Amatan di lapangan, kondisi warga berangsur-angsur pulih. Tapi, rumah-rumah warga yang rusak parah belum diperbaiki. Namun, rumah yang rusak ringan dan sedang, sudah mulai diperbaiki dengan bantuan Pemkab Serdang Bedagai melalui bupati dan para donator.

Kadus setempat, Mus Muliadi (34), yang rumahnya juga rusak dalam katogori berat dengan kap rumah terbang sejauh 300 meter mengungkapkan, akan tetap memperbaiki rumahnya. Menurutnya, Pemkab Sergai berjanji akan membangun kembali rumah warga yang hancur.

Camat Tebingtinggi, Ramadhan Purba mengaku setiap hari datang mengkoordinir bagaimana kondisi warga yang tertimpa bencana, mulai dari stok logistik, tenda pengungsian, dapur umum dan posko kesehatan untuk merawat warga yang mengalami penyakit pasca bencana alam tersebut.
Masih menurut Ramadhan, pasca bencana putting beliung ini, kebanyakan warga yang berobat ke posko kesehatan mengalami penyakit masuk angin disertai batuk pilek, tetapi mereka masih tetap merawat Raisyah Nura (6) anak yang tertimpa bangunan. “Untuk sementara, stok obat masih cukup, diharapkan kepada warga dapat memeriksakan kesehatan apabila tersereng gejala demam,” pinta Ramadhan.(mag-3)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/