30 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Jalan Tanjungbarus Masih Tertimbum

Foto: Solideo/Sumut Pos – Tumpukan batu dan pohon menutupi akses jalan sehingga mengangu lintasan transportasi si Desa Tanjungbarus, Karo.

TANJUNGBARUS, SUMUTPOS.CO -Banjir bandang 28 Maret lalu, akibat meluapnnya sumber air di kaki deleng Gunung Barus masih meninggalkan derita bagi petani di perladangan Juma Buhara Desa Tanjungbarus. Sejumlah material batu besar dan kayu-kayu, sampai saat ini masih menumbuni jalan perladangan di kawasan tersebut.

Seorang petani, Naheson Ginting, Senin (8/5) siang mengatakan, akibat tertimbunnya akses jalan desa di Perladangan Juma Buhara membuat usaha petani terganggu. Sebab, akses jalan satu-satunya untuk mengangkut hasil tani, masih tertutup material batu dan kayu, sehingga hasil tani harus dipikul dengan berjalan sejauh 1,5 kilometer.

“Pascabanjir bandang itu, jalan ke ladang tertutup batu dan kayu. Kami terpaksa memikul hasil tani kami dengan berjalan sejauh lebih kurang 1,5 kilometer,” kata Naheson.

Karena itu, dia dan warga lain berharap pemerintah peduli dengan nasib mereka. “Tolonglah kirimkan alat berat untuk membuka kembali jalan itu. Kasihanilah kami masyarakat kecil ini,” pinta Ginting diamini warga lain. Kepala Desa (Kades) Tanjungbarus, Berlin Oke Bangun mengakui banjir bandang tersebut telah merusak perekonomia masyarakat setempat. Kades pun tidak hilang akal. Berlin kemudian mengajak masyarakat untuk bersama-sama membersihkan jalan yang tertimbun material longsor agar usaha tani kembali normal. “Upaya kami itu apalah daya, batu-batu dan kayu-kayu besar ini tidak mampu kami bersihkan, kami juga sudah surati pemerintah, namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda jalan kami ini akan diperbaiki,” keluhnya.

Terpisah Camat Barusjahe Drs.Kalsium Sitepu mengaku pihaknya juga sudah menyurati instansi terkait agar menurunkan alat berat untuk membersihkan jalan yang tertimbun longsing. “Kita akan desak lagi instansi terkait untuk segera mengirimkan alat berat ke sino,” ujarnya. (deo/azw)

Foto: Solideo/Sumut Pos – Tumpukan batu dan pohon menutupi akses jalan sehingga mengangu lintasan transportasi si Desa Tanjungbarus, Karo.

TANJUNGBARUS, SUMUTPOS.CO -Banjir bandang 28 Maret lalu, akibat meluapnnya sumber air di kaki deleng Gunung Barus masih meninggalkan derita bagi petani di perladangan Juma Buhara Desa Tanjungbarus. Sejumlah material batu besar dan kayu-kayu, sampai saat ini masih menumbuni jalan perladangan di kawasan tersebut.

Seorang petani, Naheson Ginting, Senin (8/5) siang mengatakan, akibat tertimbunnya akses jalan desa di Perladangan Juma Buhara membuat usaha petani terganggu. Sebab, akses jalan satu-satunya untuk mengangkut hasil tani, masih tertutup material batu dan kayu, sehingga hasil tani harus dipikul dengan berjalan sejauh 1,5 kilometer.

“Pascabanjir bandang itu, jalan ke ladang tertutup batu dan kayu. Kami terpaksa memikul hasil tani kami dengan berjalan sejauh lebih kurang 1,5 kilometer,” kata Naheson.

Karena itu, dia dan warga lain berharap pemerintah peduli dengan nasib mereka. “Tolonglah kirimkan alat berat untuk membuka kembali jalan itu. Kasihanilah kami masyarakat kecil ini,” pinta Ginting diamini warga lain. Kepala Desa (Kades) Tanjungbarus, Berlin Oke Bangun mengakui banjir bandang tersebut telah merusak perekonomia masyarakat setempat. Kades pun tidak hilang akal. Berlin kemudian mengajak masyarakat untuk bersama-sama membersihkan jalan yang tertimbun material longsor agar usaha tani kembali normal. “Upaya kami itu apalah daya, batu-batu dan kayu-kayu besar ini tidak mampu kami bersihkan, kami juga sudah surati pemerintah, namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda jalan kami ini akan diperbaiki,” keluhnya.

Terpisah Camat Barusjahe Drs.Kalsium Sitepu mengaku pihaknya juga sudah menyurati instansi terkait agar menurunkan alat berat untuk membersihkan jalan yang tertimbun longsing. “Kita akan desak lagi instansi terkait untuk segera mengirimkan alat berat ke sino,” ujarnya. (deo/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru