PANTAILABU, SUMUTPOS.CO- Pohon durian ‘menangis’ di atas lahan seluas 2.400 m2 milik Tengku Nafis Syahmaja (33), di Dusun I, Desa Denai Kuala, Kec. Pantai Labu tak lagi mengeluarkan suara tangisan.
Kepala Desa Denai Kuala, Mahmurat saat dikonfirmasi mengungkapkan, sejak lokasi pohon itu ditutup pemiliknya, Sabtu (7/6) lalu, dan jemaat pengajian dari Kota Medan melakukan doa bersama di rumah warga yang berdekatan dengan lokasi pohon durian itu, tak ada lagi suara tangisan.
Menurut Mahmurat, pemiliknya belum ada rencana untuk menebang pohon itu, yang terpenting pemiliknya berupaya mengembalikan kestabilan informasi maupun situasinya seperti semula.
“Sekarang pemiliknya berupaya menstabilkan situasi seperti semula. Lokasi itu ditutup pemiliknya untuk mencegah fitnah dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Sejak Sabtu (7/6) suara tangisan itu tidak terdengar lagi,” sebut Mahmurat
Sementara, Ibnu, paranormal yang dari awal menerawang pohon itu mengatakan, arwah tersebut masih berdiam di dalam pohon durian. Namun, tidak bersuara karena dua hari ini warga sekitar berdoa atau menyampaikan doa kepada penunggu pohon agar bisa tenang.
Menurut prediksi Ibnu, arwah wanita yang menunggu pohon itu tewas pada usia ditaksir 18-20 tahun. Waniat itu tewas karena diperkosa lalu dibunuh dengan kondisi terikat pada masa penjajahan. “Namun saya tidak bisa memprediksi siapa pembunuh gadis itu,” ujarnya.
Seperti diberitakan, sejak awal bulan lalu, para pengunjung dari Pantailabu maupun pengunjung dari luar seperti dari Belawan dan Rantau Parapat setiap harinya datang ke lokasi pohon durian itu untuk melihat dan mendengar suara tangisan yang berasal dari pohon durian yang menghebohkan itu. (man)