25.6 C
Medan
Tuesday, June 18, 2024

Apakah Mata Rantai Itu Sengaja Diputus?

Foto: Tuntun/PM Foto Dodi semasa hidup.
Foto: Tuntun/PM
Foto Dodi semasa hidup.

SUMUTPOS.CO – Salah seorang Kriminolog Sumut, Redyanto Sidi mengkritisi kinerja polisi dalam kasus penangkapan Dodi Nola Pazha Solin (27) yang berujung kematian. Menurutnya petugas tidak bekerja secara professional dan dicurigai sengaja memutus mata rantai jaringan narkoba yang harusnya diusut.

“Kalau seperti ini kasusnya, bisa saja timbul pertanyaan apakah mata rantai itu sengaja diputus. Contohnya seperti ini, mungkin saja ada keterlibatan orang penting dalam siklus tersebut. Makanya langsung diputus,” ujar Redyanto saat dihubungi, Minggu (8/6).

Namun disisi lain, polisi harus diakui telah berhasil menangkap bandar narkoba yang meracuni masyarakat. Hanya saja keberhasilan itu menjadi tragedi yang menghilangkan nyawa manusia.

“Di satu sisi pihak kepolisian berhasil karena dapat menangkap tersangka. Akan tetapi mereka mengalami sebuah tragedi yang menyebabkan tersangka meninggal dunia. Hal itu tentu wajar mengundang pertanyaan karena tidak sempat sampai pada proses penyelidikan,” terang Redyanto.

Oleh karena itu, dia menuntut agar polisi menjaga profesional tugas agar tidak timbul pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat. Dan, polisi sarannya harus memberikan penjelasan yang sebenarnya atas kasus kematian Dodi.

“Ini kan tidak ditembak, tapi ditemukan lebam di tubuh korban. Bisa saja dugaanya bunuh diri ataupun yang lain. Tapi itu hanya sebatas dugaan, dan pihak Propam harus mengungkapnya dengan jelas. Yang pasti dalam kasus ini, pihak kepolisian sudah mengalami antara sebuah keberhasilan dan tragedi,” katanya mengakhiri. (tun/bd)

Foto: Tuntun/PM Foto Dodi semasa hidup.
Foto: Tuntun/PM
Foto Dodi semasa hidup.

SUMUTPOS.CO – Salah seorang Kriminolog Sumut, Redyanto Sidi mengkritisi kinerja polisi dalam kasus penangkapan Dodi Nola Pazha Solin (27) yang berujung kematian. Menurutnya petugas tidak bekerja secara professional dan dicurigai sengaja memutus mata rantai jaringan narkoba yang harusnya diusut.

“Kalau seperti ini kasusnya, bisa saja timbul pertanyaan apakah mata rantai itu sengaja diputus. Contohnya seperti ini, mungkin saja ada keterlibatan orang penting dalam siklus tersebut. Makanya langsung diputus,” ujar Redyanto saat dihubungi, Minggu (8/6).

Namun disisi lain, polisi harus diakui telah berhasil menangkap bandar narkoba yang meracuni masyarakat. Hanya saja keberhasilan itu menjadi tragedi yang menghilangkan nyawa manusia.

“Di satu sisi pihak kepolisian berhasil karena dapat menangkap tersangka. Akan tetapi mereka mengalami sebuah tragedi yang menyebabkan tersangka meninggal dunia. Hal itu tentu wajar mengundang pertanyaan karena tidak sempat sampai pada proses penyelidikan,” terang Redyanto.

Oleh karena itu, dia menuntut agar polisi menjaga profesional tugas agar tidak timbul pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat. Dan, polisi sarannya harus memberikan penjelasan yang sebenarnya atas kasus kematian Dodi.

“Ini kan tidak ditembak, tapi ditemukan lebam di tubuh korban. Bisa saja dugaanya bunuh diri ataupun yang lain. Tapi itu hanya sebatas dugaan, dan pihak Propam harus mengungkapnya dengan jelas. Yang pasti dalam kasus ini, pihak kepolisian sudah mengalami antara sebuah keberhasilan dan tragedi,” katanya mengakhiri. (tun/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/