30 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Kecemasan Berpisah dengan Ponsel jadi Fenomena Dunia

Sewaktu Nepal diguncang gempa, salah satu hal pertama yang dicari para korban selamat ialah soket listrik untuk mengisi baterai ponsel.
Sewaktu Nepal diguncang gempa, salah satu hal pertama yang dicari para korban selamat ialah soket listrik untuk mengisi baterai ponsel.

SUMUTPOS.CO – Seorang pria tiba-tiba melompat ke panggung pertunjukan Broadway 10 menit sebelum pentas dimulai. Di tangannya sudah tersedia telepon seluler dan kabel pengecas untuk dicolokkan ke soket listrik.

Para penonton terperangah dan awak panggung terkejut. Mereka menghentikan musik pra-acara, mencabut ponsel sang pria, dan mengumumkan imbauan agar penonton mematikan ponsel masing-masing.

Seluruh adegan itu terekam jelas di ingatan Chris York, salah seorang penonton drama teater berjudul Hand To God di Broadway, New York, Amerika Serikat.

“Saya melihat sesuatu malam ini, hal yang tidak pernah saya bayangkan di pertunjukan Broadway. Saya melihat seorang penonton menaiki panggung tepat sebelum pementasan dimulai untuk mencolokkan ponselnya. Padahal, soket itu palsu dan merupakan properti panggung. Apakah etika atau pikiran sehat menurun begitu drastis??” tulis York dalam akun Facebook-nya.

Kasus tersebut ialah contoh bagaimana khalayak dunia semakin tergantung dengan ponsel. Hampir setiap hari kita pasti pernah melirik ponsel, risau karena daya baterainya segera habis.

Tak heran apabila nomofobia, alias kecemasan berpisah dari ponsel pintar, menjadi fenomena yang menguat di seantero jagat.

Penelitian dari Universitas Missouri menunjukkan nomofobia bisa memicu stres dan menyebabkan bahaya psikologis. Ketika dipisahkan dari ponsel pintar, “kita mengalami krisis jati diri dan kondisi psikis yang negatif”, menurut hasil penelitian.

Sewaktu Nepal diguncang gempa, salah satu hal pertama yang dicari para korban selamat ialah soket listrik untuk mengisi baterai ponsel.
Sewaktu Nepal diguncang gempa, salah satu hal pertama yang dicari para korban selamat ialah soket listrik untuk mengisi baterai ponsel.

SUMUTPOS.CO – Seorang pria tiba-tiba melompat ke panggung pertunjukan Broadway 10 menit sebelum pentas dimulai. Di tangannya sudah tersedia telepon seluler dan kabel pengecas untuk dicolokkan ke soket listrik.

Para penonton terperangah dan awak panggung terkejut. Mereka menghentikan musik pra-acara, mencabut ponsel sang pria, dan mengumumkan imbauan agar penonton mematikan ponsel masing-masing.

Seluruh adegan itu terekam jelas di ingatan Chris York, salah seorang penonton drama teater berjudul Hand To God di Broadway, New York, Amerika Serikat.

“Saya melihat sesuatu malam ini, hal yang tidak pernah saya bayangkan di pertunjukan Broadway. Saya melihat seorang penonton menaiki panggung tepat sebelum pementasan dimulai untuk mencolokkan ponselnya. Padahal, soket itu palsu dan merupakan properti panggung. Apakah etika atau pikiran sehat menurun begitu drastis??” tulis York dalam akun Facebook-nya.

Kasus tersebut ialah contoh bagaimana khalayak dunia semakin tergantung dengan ponsel. Hampir setiap hari kita pasti pernah melirik ponsel, risau karena daya baterainya segera habis.

Tak heran apabila nomofobia, alias kecemasan berpisah dari ponsel pintar, menjadi fenomena yang menguat di seantero jagat.

Penelitian dari Universitas Missouri menunjukkan nomofobia bisa memicu stres dan menyebabkan bahaya psikologis. Ketika dipisahkan dari ponsel pintar, “kita mengalami krisis jati diri dan kondisi psikis yang negatif”, menurut hasil penelitian.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/