Yang terkait dengan pendidikan anak, Erry menegaskan, pendidikan anak harus dimulai atau berawal dari pendidikan anak-anak di rumah, yang menjadi tugas dan tanggung jawab para orang tua. Orang tua berkewajiban memberikan pengasuhan, bimbingan, dan pemberian arahan untuk menuju masa depan yang benar. “Orang tua juga bertanggung jawab dalam membentuk kepribadian anak, termasuk nilai etika dan prilakunya, di rumah pulalah sesungguhnya dimulai pembangunan kecerdasan anak-anak kita,” katanya.
Selain pendidikan di rumah, Erry juga mengatakan, anak-anak mendapat pendidikan dari sekolah, sebagaimana guru memiliki peran yang besar. Pendidikan yang benar tentu saja bukan hanya berkaitan dengan ilmu dan pengetahuan, tapi para pendidik yang hakekatnya mendidik mental kepribadian fisik dan kecerdasan yang baik. “Misalnya diajarkan bagaimana hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang baik, yang nantinya mereka akan turut aktif di dalamnya,” jelasnya.
Di samping itu, ia juga mengatakan, pejabat negara, semua pemuka agama, dan tokoh masyarakat, harus memberi contoh kepada anak dalam kehidupan yang baik di negeri ini.
Selain pelindungan dan pendidikan anak, lanjut Erry, juga perlu kasih sayang. “Perlindungan anak dan pendidikan anak akan berhasil, keitka semua itu disertai dengan kasih sayang. Yang artinya, kepedulian dan perhatian kepada anak-anak kita,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Sosial Sumut, Rajali mengatakan, tahun ini perayaan anak nasional diikuti 1.040 anak, yang berasal dari lembaga panti, juga yayasan UPT Dinas Sosial. Untuk 2017, Pemprov Sumut menyalurkan bantuan untuk anak-anak di panti asuhan sebanyak Rp1 juta per tahun, untuk seribu orang anak. Selain dana dari APBN, Pemprov Sumut juga mengalokasikan Rp700 juta untuk bantuan kebutuhan kelengkapan sekolah anak-anak tersebut. (bal/saz)