MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) terus menggenjot promosi paket wisata ke Danau Toba. Setelah promosi sebelumnya mendapat respon positif, BPODT langsung memasarkan paket wisata 4 hari 3 malam dan 5 hari 4 malam. Semua paketnya diarahkan untuk berkeliling ke sekitar Danau Toba.
Upaya hard selling dengan gaya cepat ini memang tak bisa ditunda-tunda lagi. Maklum, perkembangan kunjungan wisatawan asing, khususnya dari Singapura meningkat pesat. Ditambah lagi Bandara Silangit sudah naik kelas menjadi bandara internasional sejak 28 Oktober 2017.
Dirut BPODT Arie Prasetuo mengatakan, hingga 21 November 2017, pihaknya menawarkan 600 paket wisata di kawasan Danau Toba kepada wisatawan dari Singapura. Paket-paketnya terdiri dari liburan 3 hari 2 malam, 4 hari 3 malam dan 5 hari 4 malam. Di antara ketiganya, yang paling diminati adalah paket 4 hari 3 malam.
“Pengalaman kami dalam dua minggu pertama ya seperti itu. Paket 3 hari 2 malam dirasa terlalu singkat, maka mereka memilih yang 4 hari 3 malam. Bahkan banyak yang minta ditambah 5 hari 4 malam,” ujar Arie di Medan, Rabu (8/11).
Arie mengungkapkan, paket yang ditawarkan dikemas dalam satu paket travel pattern. Dimana paket tersebut berisi berbagai destinasi wisata berikut suguhan budaya dan musik tradisional. Dari hari pertama menginjakkan kaki di bandara Silangit hingga hari terakhir kembali lagi ke Singapura, berbagai suguhan hiburan disajikan.
Misalnya, untuk paket 4 hari 3 malam, di hari pertama para wisatawan Singapura dibawa ke Huta Ginjang. Di sini wisatawan bisa mengeksplor Danau Toba. Bisa menyaksikan secara langsung seluas apa danau yang dikelilingi tujuh kabupaten tersebut.
“Mereka bilang yang paling bagus dari Danau Toba adalah udaranya yang sejuk dan segar. Itu yang tidak bisa mereka ciptakan. Mereka bisa membuat hotel bintang lima dengan marmer terbaik, tapi kalau udara segar pasti tidak bisa,” kata Arie.
Setelah itu, wisatawan juga dibawa ke Taman Eden yang dinilai sudah cukup mumpuni. Di taman ini akan ditampilkan pertunjukan musik dan budaya yang memang diminati. Nantinya akan terjadi interaksi antara wisatawan dengan para pemusik. Di sini wisatawan juga bisa memetik buah. Bisa juga menikmati air terjun dan cafe yang cukup bagus untuk rileks sembari menikmati kopi juga tersedia.
“Di Taman Eden seniman lokal mendemonstrasikan permainan alat musik tradisional, lalu diikuti para wisatawan. Atraksi semacam itu yang mereka inginkan,” ungkap Arie.
Dari Huta Ginjang, wisatawan kemudian dibawa mengunjungi museum TB Silalahi. Selanjutnya menginap di Parapat. Selama satu hari penuh pada hari kedua wisatawan berada di atas kapal penyeberangan dari Parapat menuju Samosir. Di atas kapal ditampilkan permainan musik akustik tradisional.
Tiba di Hutabolon, wisatawan akan diajak berpindah kapal menuju Siallagan. Di sana wisatawan bisa menikmati makan siang di Tuktuk. Penginapan disiapkan di Tomok. Dan titik menginapnya menyebar ke beberapa hotel. “Ini diset supaya semuanya merasakan keuntungannya. Suguhan pertunjukan tari Sigale-gale juga dihadirkan selama wisatawan berada di Tomok,” tambah Arie.
Hari ketiga adalah saat di mana wisatawan menikmati suasana di Kota Parapat. Untuk itu, ke depan akan banyak atraksi yang disiapkan. Contohnya, monkey forest yang kini sudah tidak dibuka lagi. “Paket-paket wisata yang sedang dijalankan ke depan akan kita kembangkan terus. Untuk itu para pelaku usaha travel bisa mempersiapkan sajian-sajian hiburan tematik,” harap Arie.
Universal destination, lanjut Arie, juga perlu dihadirkan di kawasan Danau Toba. Seperti di Geopark Kaldera Toba, dihadirkan arung jeram atau jet ski. “Orang-orang yang mau tahu lebih banyak tentang geopark bisa melakukan blusukan,” pungkasnya.
Tone positif ini langsung direspon Menteri Pariwisata Arief Yahya. Dia bahkan tak ragu menyebutnya sebagai awal yang baik. “Ketika arus transportasi terbuka, maka selanjutnya akan disusul kedatangan wisatawan. Dengan kedatangan wisatawan maka pergerakan ekonomi masyarakat setempat ikut terdongkrak,” ujar Menpar Arief Yahya.
Pemerintah sendiri akan terus menggenjot promosi untuk dapat meningkatkan lagi wisatawan mancanegara ke Danau Toba, dan Sumatera Utara pada umumnya.
“Kuncinya adalah menjaring ‘ikan di kolam tetangga’. Di Singapura terdapat 15 juta wisman dan 5 juta Singaporean. Dan jarak tempuhnya hanya 55 menit dari Silangit,” ujar Menpar Arief Yahya.
Dan setelah Singapura, Kemenpar akan mulai membidik wisatawan Malaysia. Dan selanjutnya adalah pasar terbesar, Tiongkok yang jumlah outbound-nya mencapai 120 juta. “Silakan terbang ke Silangit. Nanti akan disiapkan insentif kepada airlines yang berani membuka rute baru dari Tiongkok ke Silangit,” ujarnya. (rel)