28.9 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Tabrakan Dekat Lokalisasi Bukit Maradja, 2 Tewas 2 Luka

Foto: Eko/Metro Siantar/JPNN Xenia ringsek tabrak pohon coklat, dua tewas.
Foto: Eko/Metro Siantar/JPNN
Xenia ringsek tabrak pohon coklat, dua tewas.

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Satria Manurung (26), warga Huta II, Bahal Batu, Nagori Raja Maligas, Kec. Huta Bayu Raja tewas, setelah mobil Daihatsu Xenia BM 1641 PB yang dikemudikannya menabrak pohon cokelat, di jalinsum Km 23 Siantar-Perdagangan, Nagori Sahkuda Bayu, Kec. Gunung Malela, dekat sebuah lokalisasi, Kamis (9/1) sekira pukul 07.00 WIB.

Informasi dihimpun, mobil melintas dari arah Siantar menuju Perdagangan membawa enam orang penumpang. Masing–masing Preddi Sitorus (25), Jepri Tampu Bolon (27), Edison Saragih (26), Binara Manurung (37), kempatnya  warga Huta ll Bahal Batu Nagori Raja Maligas, Kecamatan Huta  Bayu Raja.  Yogi Sinaga (21), warga Simpang Poros, Teluk Kota, Kecamatan Rimba Melintang, Rokan Hilir, Riau. Dan terakhir  Marga Sijabat, warga warga Huta ll Bahal Batu Nagori Raja Maligas, Kecamatan Huta  Bayu Raja.

Tiba di lokasi kejadian, tak jauh dari Simpang  Pasar Baru, Nagori Sahkuda Bayu, Kecamatan Gunung Malela atau sekitar lokalisasi Bukit Maraja, Xenia oleng diduga karena sopir mengemudi terlalu kencang. Saat posisi mobil oleng, roda depan masuk beram kiri jalan, kemudian menabrak pohon cokelat yang tumbuh di pinggir jalan tersebut. Akibatnya Mobil Xenia bernomor plat Pekanbaru itu terguling.

Satria Manurung, sopir tewas sekita. Sementara tiga orang lainnya mengalami luka-luka yaitu Preddi Sitorus, Jepri Tampubolon, dan Yogi Sinaga langsung di evakuasi Satlantas Polsek Bangun ke Rumah Sakit  Vita Insani Jalan Mereka, Kota Siantar. Dalam perjalan menuju  rumah sakit, Yogi Sinaga tewas.

Kapos Lantas Polsek Bangun, Aiptu P Sirait mengatakan, di luar dua korban yang tewas dan dua orang masih menjalani perawatan di rumah sakit Vita Insani,  tiga orang penumpangnya lainnya yakni, Edison Saragih, Binara Manurung, dan marga Sijabat diketahui melarikan diri ke arah kebun sawit di sekitar lokasi sesaat setelah kejadian.

“Ada tujuh orang berada di dalam mobil Xenia plat BM itu, dua tewas, dua masih menjalani perawatan medis, dan tiga lagi melarikan diri,” terang Sirait.

Sirait mengaku, teman korban yang kabur diketahui Edison Saragih, Binara Manurung dan Roi Ramot Sijabat warga Huta II, Bahal Batu, Nagori Raja Maligas, Kecamatan Huta Bayu Raja.

“Semua data tujuh orang penumpang dalam Xenia BM 1641 PB sudah ada, tinggal mencari keterangan tiga orang yang melarikan diri itu,” ujarnya.

Pantauan wartawan METRO SIANTAR (grup JPNN), korban yang pertama kali sampai ke kamar jenazah RSU Djasamen Saragih, Yogi Sinaga. Kemudian Satria Manurung menyusul  dibawa petugas lantas bangun Brigadir Marnaek Samosir menumpangi mopen CV Sinar Bangun BK 1471 TD nomor pintu 88.

Brigadir Marnaek Samosir mengaku, Yogi Sinaga lebih dulu sampai kamar mayat ketimbang Satria Manurung, karena saat melakukan olah tempat kejadian perkara, Yogi masih hidup. Sementara Satria Manurung sudah tewas di TKP.

Marnaek juga mengatakan, dompet berwarna coklat milik Satria Manurung berisi uang Rp3.000, bon Duta Diesel, bon servis mobil dari Robema Service, bon toko elektronik Lay Service masing- masing satu lembar dan tiga lembar bon pengisian BBM dari SPBU.

Tiga jam setelah kejadian, Mariono Simarmata, adik ipar Satria Manurung datang ke ruang jenazah bersama dua orang temannya dengan mengendarai  bus umum jurusan Siantar-Kaban Jahe, CV Sinar Sepadan BK 7637 TL.

Mariono mengaku, Satria Manurung merantau ke Rokan Hilir, Riau bekerja sebagai sopir di perusahaan milik orangtua Yogi Sinaga. Kemudian Yogi Sinaga sengaja ikut dari Pekanbaru untuk menemani Satria pulang ke kampung halaman karena mau bertahun baruan. Dari Pekanbaru, mereka (korban tewas, Red) berdua mengemudikan mobil Xenia.

Masih kata Mariono, selama pergi merantau Satria jarang pulang kampung. Sampai anaknya berumur tiga tahun, baru tahun ini Satria pulang. Itupun rencananya hari ini (Jumat) mereka sudah kembali lagi ke Pekanbaru, karena tidak bisa libur lama-lama.

“Pas pulang kemarin, Satria menyalam anakku. Rupanya salam itu salam pertama dan terkahir sebelum dia tewas kecelakaan,” kenang Mariono.

Ditanya apakah sebelum pergi, Satria permisi. Mariono menjawab iya, Satria permisi pergi sama kawan sekampung mau minum tuak.  “Memang sewaktu pergi sama kawannya, Satria bilang mau minum tuak,” papar Mariono.

Setelah pihak forensik selesai melakukan visum terhadap Satria, jenazahnya dibawa pulang oleh Mariono dengan menggunakan bus CV Sinar Sepadan kembali ke Huta II, Bahal Batu, Nagori Raja Maligas, Kecamatan Huta Bayu Raja untuk disemaymkan. Sementara Yogi Sinaga, anak toke Satria tetap tinggal di kamar mayat.

Dokter Forensik RS RSU Djasamen Saragih, dr Reinhard mengatakan salah satu faktor penyebab kematian Satria adalah, ditemukan bekas benturan keras pada bagian kepala dan wajah yang mengakibatkan rahang kiri bagian dalam pecah dan pendarahan pada kedua telingan. Kalau Yogi Sinaga terdapat benturan keras pada bagian dada sebalah kanan, dan pinggul.

 

MASIH PUSING AKU BANG

Foto: Dhev/Metro Siantar/JPNN Dua korban luka dalam kecelakaan Xenia tabrak pohon coklat.
Foto: Dhev/Metro Siantar/JPNN
Dua korban luka dalam kecelakaan Xenia tabrak pohon coklat.

Preddi Sitorus dan Jepri Tampubolon mendapat perawatan di ruang IGD Rumah Sakit Vita Insani. Preddi Sitorus masih belum sadarkan diri. Sementara Jepri Tampubolon yang berada bersebelahan dengan Preddi terlihat sadar.

“Masih pusing aku, bang,” katanya sambil menutup kelopak matanya perlahan.

Friska Sitorus (21) adik Preddi Sitorus yang saat itu terlihat panik mengaku mendapat kabar dari temannya sekampung. Dia mengatakan, abangnya juga seorang perantau yang bekerja di Kota Batam. Sengaja pulang kampung karena mau tahun baruan sama keluarga.

“Kemarin abangku sudah mau balik ke Batam bang, tapi karena diajak kawan jalan-jalan ditunda,” kata Friska dengan raut wajah panik karena Preddi Sitorus belum sadarkan diri.(end/smg)

Foto: Eko/Metro Siantar/JPNN Xenia ringsek tabrak pohon coklat, dua tewas.
Foto: Eko/Metro Siantar/JPNN
Xenia ringsek tabrak pohon coklat, dua tewas.

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Satria Manurung (26), warga Huta II, Bahal Batu, Nagori Raja Maligas, Kec. Huta Bayu Raja tewas, setelah mobil Daihatsu Xenia BM 1641 PB yang dikemudikannya menabrak pohon cokelat, di jalinsum Km 23 Siantar-Perdagangan, Nagori Sahkuda Bayu, Kec. Gunung Malela, dekat sebuah lokalisasi, Kamis (9/1) sekira pukul 07.00 WIB.

Informasi dihimpun, mobil melintas dari arah Siantar menuju Perdagangan membawa enam orang penumpang. Masing–masing Preddi Sitorus (25), Jepri Tampu Bolon (27), Edison Saragih (26), Binara Manurung (37), kempatnya  warga Huta ll Bahal Batu Nagori Raja Maligas, Kecamatan Huta  Bayu Raja.  Yogi Sinaga (21), warga Simpang Poros, Teluk Kota, Kecamatan Rimba Melintang, Rokan Hilir, Riau. Dan terakhir  Marga Sijabat, warga warga Huta ll Bahal Batu Nagori Raja Maligas, Kecamatan Huta  Bayu Raja.

Tiba di lokasi kejadian, tak jauh dari Simpang  Pasar Baru, Nagori Sahkuda Bayu, Kecamatan Gunung Malela atau sekitar lokalisasi Bukit Maraja, Xenia oleng diduga karena sopir mengemudi terlalu kencang. Saat posisi mobil oleng, roda depan masuk beram kiri jalan, kemudian menabrak pohon cokelat yang tumbuh di pinggir jalan tersebut. Akibatnya Mobil Xenia bernomor plat Pekanbaru itu terguling.

Satria Manurung, sopir tewas sekita. Sementara tiga orang lainnya mengalami luka-luka yaitu Preddi Sitorus, Jepri Tampubolon, dan Yogi Sinaga langsung di evakuasi Satlantas Polsek Bangun ke Rumah Sakit  Vita Insani Jalan Mereka, Kota Siantar. Dalam perjalan menuju  rumah sakit, Yogi Sinaga tewas.

Kapos Lantas Polsek Bangun, Aiptu P Sirait mengatakan, di luar dua korban yang tewas dan dua orang masih menjalani perawatan di rumah sakit Vita Insani,  tiga orang penumpangnya lainnya yakni, Edison Saragih, Binara Manurung, dan marga Sijabat diketahui melarikan diri ke arah kebun sawit di sekitar lokasi sesaat setelah kejadian.

“Ada tujuh orang berada di dalam mobil Xenia plat BM itu, dua tewas, dua masih menjalani perawatan medis, dan tiga lagi melarikan diri,” terang Sirait.

Sirait mengaku, teman korban yang kabur diketahui Edison Saragih, Binara Manurung dan Roi Ramot Sijabat warga Huta II, Bahal Batu, Nagori Raja Maligas, Kecamatan Huta Bayu Raja.

“Semua data tujuh orang penumpang dalam Xenia BM 1641 PB sudah ada, tinggal mencari keterangan tiga orang yang melarikan diri itu,” ujarnya.

Pantauan wartawan METRO SIANTAR (grup JPNN), korban yang pertama kali sampai ke kamar jenazah RSU Djasamen Saragih, Yogi Sinaga. Kemudian Satria Manurung menyusul  dibawa petugas lantas bangun Brigadir Marnaek Samosir menumpangi mopen CV Sinar Bangun BK 1471 TD nomor pintu 88.

Brigadir Marnaek Samosir mengaku, Yogi Sinaga lebih dulu sampai kamar mayat ketimbang Satria Manurung, karena saat melakukan olah tempat kejadian perkara, Yogi masih hidup. Sementara Satria Manurung sudah tewas di TKP.

Marnaek juga mengatakan, dompet berwarna coklat milik Satria Manurung berisi uang Rp3.000, bon Duta Diesel, bon servis mobil dari Robema Service, bon toko elektronik Lay Service masing- masing satu lembar dan tiga lembar bon pengisian BBM dari SPBU.

Tiga jam setelah kejadian, Mariono Simarmata, adik ipar Satria Manurung datang ke ruang jenazah bersama dua orang temannya dengan mengendarai  bus umum jurusan Siantar-Kaban Jahe, CV Sinar Sepadan BK 7637 TL.

Mariono mengaku, Satria Manurung merantau ke Rokan Hilir, Riau bekerja sebagai sopir di perusahaan milik orangtua Yogi Sinaga. Kemudian Yogi Sinaga sengaja ikut dari Pekanbaru untuk menemani Satria pulang ke kampung halaman karena mau bertahun baruan. Dari Pekanbaru, mereka (korban tewas, Red) berdua mengemudikan mobil Xenia.

Masih kata Mariono, selama pergi merantau Satria jarang pulang kampung. Sampai anaknya berumur tiga tahun, baru tahun ini Satria pulang. Itupun rencananya hari ini (Jumat) mereka sudah kembali lagi ke Pekanbaru, karena tidak bisa libur lama-lama.

“Pas pulang kemarin, Satria menyalam anakku. Rupanya salam itu salam pertama dan terkahir sebelum dia tewas kecelakaan,” kenang Mariono.

Ditanya apakah sebelum pergi, Satria permisi. Mariono menjawab iya, Satria permisi pergi sama kawan sekampung mau minum tuak.  “Memang sewaktu pergi sama kawannya, Satria bilang mau minum tuak,” papar Mariono.

Setelah pihak forensik selesai melakukan visum terhadap Satria, jenazahnya dibawa pulang oleh Mariono dengan menggunakan bus CV Sinar Sepadan kembali ke Huta II, Bahal Batu, Nagori Raja Maligas, Kecamatan Huta Bayu Raja untuk disemaymkan. Sementara Yogi Sinaga, anak toke Satria tetap tinggal di kamar mayat.

Dokter Forensik RS RSU Djasamen Saragih, dr Reinhard mengatakan salah satu faktor penyebab kematian Satria adalah, ditemukan bekas benturan keras pada bagian kepala dan wajah yang mengakibatkan rahang kiri bagian dalam pecah dan pendarahan pada kedua telingan. Kalau Yogi Sinaga terdapat benturan keras pada bagian dada sebalah kanan, dan pinggul.

 

MASIH PUSING AKU BANG

Foto: Dhev/Metro Siantar/JPNN Dua korban luka dalam kecelakaan Xenia tabrak pohon coklat.
Foto: Dhev/Metro Siantar/JPNN
Dua korban luka dalam kecelakaan Xenia tabrak pohon coklat.

Preddi Sitorus dan Jepri Tampubolon mendapat perawatan di ruang IGD Rumah Sakit Vita Insani. Preddi Sitorus masih belum sadarkan diri. Sementara Jepri Tampubolon yang berada bersebelahan dengan Preddi terlihat sadar.

“Masih pusing aku, bang,” katanya sambil menutup kelopak matanya perlahan.

Friska Sitorus (21) adik Preddi Sitorus yang saat itu terlihat panik mengaku mendapat kabar dari temannya sekampung. Dia mengatakan, abangnya juga seorang perantau yang bekerja di Kota Batam. Sengaja pulang kampung karena mau tahun baruan sama keluarga.

“Kemarin abangku sudah mau balik ke Batam bang, tapi karena diajak kawan jalan-jalan ditunda,” kata Friska dengan raut wajah panik karena Preddi Sitorus belum sadarkan diri.(end/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/