30 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Warga Ngotot Tolak Penanaman Pipa Avtur

Teddy Akbari/sumut pos PENOLAKAN: Warga Pantailabu dan Paluhsibaji menolak penanaman pipa minyak avtur ke KNIA karena dianggap beresiko.
Teddy Akbari/sumut pos
PENOLAKAN: Warga Pantailabu dan Paluhsibaji menolak penanaman pipa minyak avtur ke KNIA karena dianggap beresiko.

Hindari Ledakan, Selayaknya Dibangun di Bawah Dasar Sungai

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO- Meski mendapat protes keras dari warga, pemasangan pipa minyak avtur Pertamina ke Kualanamu International Airport (KNIA) terus berjalan. Akibatnya, ratusan warga dari dua desa, masing-masing Desa Paluhsibaji dan Pantailabu Pekan menggeruduk Kantor Camat Pantailabu, Senin (9/2). Kedatangan ratusan warga ini yakni berunjuk rasa yang menolak rencana proyek penanaman pipa minya avtur Pertamina ke Depot KNIA karena melintas di kawasan pemukiman penduduk.

Pantauan wartawan, sebelum berorasi, puluhan warga terlebih dahulu membentangkan kain putih panjang. Selain itu, puluhan warga juga membubuhkan tandatangan sebagai bentuk penolakan penanaman pipa yang rencananya akan dibuat dari pinggir jalan persisnya berada didepan rumah warga.

Dalam orasinya, warga Desa Paluhsibaji dan Pantailabu Pekan menolak untuk pemasangan pipa melalui pinggir jalan raya di depan rumah warga meski mendapatkan ganti rugi. Pasalnya, warga menilai kompensansi dari ganti rugi tersebut tak menjamin untuk masyarakat di dua desa untuk perizinan penanaman pipa avtur.

“Kami tidak pernah menghambat pembangunan yang dilakukan pemerintah demi kemajuan rakyat. Pernyataan sikap masyarakat muncul atas dasar pemikiran setelah melihat, memperhatikan kejadian-kejadian tragis di daerah lain akibat kebocoran pipa minyak pertamina. Yang berdampak membahayakan keselamatan jiwa manusia, dan hal ini tidak pernah dikoordinir oleh pihak manapun. Namun, muncul dari haati nurani masyarakat,” teriak massa
Lebih jauh, warga juga tidak percaya terhadap sistem pengamanan yang dilakukan dalam penanaman pipa minyak avtur Pertamina tersebut. Menurut warga, hal ini dapat menimbulkan resiko.

Pun begitu juga dengan sosialisasi yang dilakukan pihak PT Pertamina dan PT Seirama Laju selaku pelaksana proyek, bukanlah merupakan acuan masyarakat untuk tetap setuju atau menyetujui. Namun, sosialisasi tersebut merupakan tahapan kerja yang harus dilakukan sebelum melakukan pengerjaan.

“Pernyataan sikap ini kami sampaikan kepada PT Pertamina dan PT Seirama Laju agar kiranya jangan menerima masyarakat mengatasnamakan golongan atau pribadi, untuk mampu menjanjikan atau menjaminkan bahwa masyarakat bisa menerima pemasangan tersebut. Sebaiknya mengkaji ulang arah pembangunan pipa avtur yang mengarah ke jalur jalan umum dari pantai ke jalan protokol Paluhsibaji dan Pantailabu Pekan,” ungkap warga sembari menambahkan, pembangunan pipa minyak Avtur ini lebih baik jika melewati jalur sungai yang bertujuan untuk meminimalisir resiko terhadap keselamatan masyarakat.

“Jika pernyataan sikap ini tidak ditanggapi maka kami akan melakukan aksi demo besar-besaran,” tegas massa.

Sementara, salah seorang warga Suherman (57) menambahkan, dampak negatif yang ditimbulkan bakal terjadi besar pada kemudian hari, jika pemasangan pipa minyak avtur itu melewati kawasan pemukiman penduduk. Apalagi pipa avtur ditanam persis di depan rumah kakek bercucu tiga.

“Jangan cuma cakap-cakap saja, tapi kami yang kena ledakannya. Apa jaminannya yang bisa dipegang kalau ini tidak berbahaya,” ucapnya yang keseharian berprofesi sebagai nelayan ini.

Usai membacakan pernyataan sikap, puluhan massa dikumpulkan di aula kantor Kecamatan Pantailabu guna mendengarkan penjelasan dari pihak PT Pertamina. Namun massa malah meninggalkan lokasi. (ted/azw)
Pertemuan tersebut dihadiri Camat Pantailabu Ayub, Kapolsek Beringin AKP Iwan Kurnianto, Danramil Beringin Kapten JP Girsang, I Made Dirga (Operation Head) PT Pertamina (Persero) dan dari PT Seirama Laju dan anggota DPRD Deliserdang, di antaranya Bayu Sumantri Agung, Edison Marpaung, Henry Rosmawati Sitanggang.

Dalam penjelasan pihak PT Pertamina, pembangunan pipa avtur ini sudah memiliki izin dari Bupati Deliserdang, laporan observasi jalan/jembatan dari Dinas Pekerjaan Umum Deliserdang dan izin dari Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapeldalda) Kabupaten Deliserdang.

Meski telah dipaparkan jika proyek tersebut sudah memiliki izin, namun warga tetap bersikeras menolak pembangunan pipa avtur. Secara kompak, warga meninggalkan ruang aula. Pasalnya, pertemuan tersebut tidak ada titik temu. Sehingga anggota dewan pun berencana memediasi dengan memanggil pihak PT Pertamina (Persero), PT Seirama Laju dan warga guna mencari solusinya. Namun jadwal pertemuan belum ditentukan oleh anggota dewan. (ted/azw)

Teddy Akbari/sumut pos PENOLAKAN: Warga Pantailabu dan Paluhsibaji menolak penanaman pipa minyak avtur ke KNIA karena dianggap beresiko.
Teddy Akbari/sumut pos
PENOLAKAN: Warga Pantailabu dan Paluhsibaji menolak penanaman pipa minyak avtur ke KNIA karena dianggap beresiko.

Hindari Ledakan, Selayaknya Dibangun di Bawah Dasar Sungai

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO- Meski mendapat protes keras dari warga, pemasangan pipa minyak avtur Pertamina ke Kualanamu International Airport (KNIA) terus berjalan. Akibatnya, ratusan warga dari dua desa, masing-masing Desa Paluhsibaji dan Pantailabu Pekan menggeruduk Kantor Camat Pantailabu, Senin (9/2). Kedatangan ratusan warga ini yakni berunjuk rasa yang menolak rencana proyek penanaman pipa minya avtur Pertamina ke Depot KNIA karena melintas di kawasan pemukiman penduduk.

Pantauan wartawan, sebelum berorasi, puluhan warga terlebih dahulu membentangkan kain putih panjang. Selain itu, puluhan warga juga membubuhkan tandatangan sebagai bentuk penolakan penanaman pipa yang rencananya akan dibuat dari pinggir jalan persisnya berada didepan rumah warga.

Dalam orasinya, warga Desa Paluhsibaji dan Pantailabu Pekan menolak untuk pemasangan pipa melalui pinggir jalan raya di depan rumah warga meski mendapatkan ganti rugi. Pasalnya, warga menilai kompensansi dari ganti rugi tersebut tak menjamin untuk masyarakat di dua desa untuk perizinan penanaman pipa avtur.

“Kami tidak pernah menghambat pembangunan yang dilakukan pemerintah demi kemajuan rakyat. Pernyataan sikap masyarakat muncul atas dasar pemikiran setelah melihat, memperhatikan kejadian-kejadian tragis di daerah lain akibat kebocoran pipa minyak pertamina. Yang berdampak membahayakan keselamatan jiwa manusia, dan hal ini tidak pernah dikoordinir oleh pihak manapun. Namun, muncul dari haati nurani masyarakat,” teriak massa
Lebih jauh, warga juga tidak percaya terhadap sistem pengamanan yang dilakukan dalam penanaman pipa minyak avtur Pertamina tersebut. Menurut warga, hal ini dapat menimbulkan resiko.

Pun begitu juga dengan sosialisasi yang dilakukan pihak PT Pertamina dan PT Seirama Laju selaku pelaksana proyek, bukanlah merupakan acuan masyarakat untuk tetap setuju atau menyetujui. Namun, sosialisasi tersebut merupakan tahapan kerja yang harus dilakukan sebelum melakukan pengerjaan.

“Pernyataan sikap ini kami sampaikan kepada PT Pertamina dan PT Seirama Laju agar kiranya jangan menerima masyarakat mengatasnamakan golongan atau pribadi, untuk mampu menjanjikan atau menjaminkan bahwa masyarakat bisa menerima pemasangan tersebut. Sebaiknya mengkaji ulang arah pembangunan pipa avtur yang mengarah ke jalur jalan umum dari pantai ke jalan protokol Paluhsibaji dan Pantailabu Pekan,” ungkap warga sembari menambahkan, pembangunan pipa minyak Avtur ini lebih baik jika melewati jalur sungai yang bertujuan untuk meminimalisir resiko terhadap keselamatan masyarakat.

“Jika pernyataan sikap ini tidak ditanggapi maka kami akan melakukan aksi demo besar-besaran,” tegas massa.

Sementara, salah seorang warga Suherman (57) menambahkan, dampak negatif yang ditimbulkan bakal terjadi besar pada kemudian hari, jika pemasangan pipa minyak avtur itu melewati kawasan pemukiman penduduk. Apalagi pipa avtur ditanam persis di depan rumah kakek bercucu tiga.

“Jangan cuma cakap-cakap saja, tapi kami yang kena ledakannya. Apa jaminannya yang bisa dipegang kalau ini tidak berbahaya,” ucapnya yang keseharian berprofesi sebagai nelayan ini.

Usai membacakan pernyataan sikap, puluhan massa dikumpulkan di aula kantor Kecamatan Pantailabu guna mendengarkan penjelasan dari pihak PT Pertamina. Namun massa malah meninggalkan lokasi. (ted/azw)
Pertemuan tersebut dihadiri Camat Pantailabu Ayub, Kapolsek Beringin AKP Iwan Kurnianto, Danramil Beringin Kapten JP Girsang, I Made Dirga (Operation Head) PT Pertamina (Persero) dan dari PT Seirama Laju dan anggota DPRD Deliserdang, di antaranya Bayu Sumantri Agung, Edison Marpaung, Henry Rosmawati Sitanggang.

Dalam penjelasan pihak PT Pertamina, pembangunan pipa avtur ini sudah memiliki izin dari Bupati Deliserdang, laporan observasi jalan/jembatan dari Dinas Pekerjaan Umum Deliserdang dan izin dari Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapeldalda) Kabupaten Deliserdang.

Meski telah dipaparkan jika proyek tersebut sudah memiliki izin, namun warga tetap bersikeras menolak pembangunan pipa avtur. Secara kompak, warga meninggalkan ruang aula. Pasalnya, pertemuan tersebut tidak ada titik temu. Sehingga anggota dewan pun berencana memediasi dengan memanggil pihak PT Pertamina (Persero), PT Seirama Laju dan warga guna mencari solusinya. Namun jadwal pertemuan belum ditentukan oleh anggota dewan. (ted/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/