25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bupati Karo Ajak Warga Budidayakan Bunga Krisan

BERSAMA:
Bupati Karo, Terkelin Brahmana bersama pelaku budidaya Bunga Krisan di Green House, Merek, Jumat (7/2).
solideo/sumut pos

MEREK, SUMUTPOS.CO – Bupati Karo Terkelin Brahmana memerintahkan, agar Dinas Pertanian mencontoh dan mengembangkan budidaya penanaman bunga Krisan, sebagaimana yang dilakukan di Green House di Merek, yang dikelola warga Belanda, Berts dan Marica. Di Green House, telah membudidayakan 14 jenis bunga Krisan.

Hal ini diutarakan Bupati Karo saat meninjau lokasi Green House di Merek, Jumat (7/2). Terkelin mengaku baru mengetahui keberadaan Green House yang dikelola Berts dan Marica, setelah mendapatkan informasi dari para Ibu PKK Karo. “Ini baru pertama kali ini diketahui setelah ada info dari ibu-ibu PKK Kabupaten Karo bahwa ada Green House bunga Krisan di Merek. Ternyata kita tinjau, benar adanya,” ungkap Terkelin. Setelah melihat langsung dan mendapatkan penjelasan dari pengelola Green House, Terkelin mengungkapkan secara proses pembudidayaan memang rumit dan membutuhkan biaya relatif besar. Namun, tegas Terkelin, hal itu tetap dapat dilakukan dengan cara dipelajari dan ditiru, karena budidaya bunga Krisan dapat dikembangkan dan prospeknya sangat baik.

“Namun semua ini dapat ditiru agar masyarakat kita mengembangkan bunga Krisan melalui BUMDes. Untuk itu, saya minta Kabid Hortikultura Michael Purba buat studi, tiru caranya, gunakan lahan Pemkab Karo yang ada di Nagara. Kelola melalui BUMDes dan cara kedua adakan kerjasama,” tegasnya.

Menurut keterangan pengelola, Berts dan Marica, bunga Krisan memiliki aneka warna, daun yang unik dan bentuknya beraneka. Saat berdialog dengan Bupati Karo dan rombongan, Berts menuturkan, salah satu yang menarik dari bunga Krisan yakni ragam bentuknya.

“Salah satu yang menarik dari bunga Krisan adalah ragam wujudnya. Baik itu aneka bentuk seruni sampai aneka rupa warna bunga Krisan,” ujarnya. Berts pun mengungkapkan, saat ini Green House di Merek, memiliki 14 jenis bunga Krisan. Dari budidaya yang dilakukan itu, Berts mengaku, dalam sepekan sekali memanen bunga Krisan hingga Rp30 ribu batang.

“Semua ini kita pasarkan ke Jakarta dan sekitar Medan,” tuturnya. Rencananya dalam dua bulan kedepan, Berts menyebutkan, akan mengekspor bunga Krisan hingga ke Jepang. “Dua bulan kedepan bunga Krisan ini sudah dapat kami ekspor ke Jepang. Sebab Jepang sudah melakukan penjajakan dan kerja sama bersama kami melalui kantor pusat di Tanjung Morawa, sedangkan di Merek ini hanya cabang,” katanya.

Berts menjelaskan, diperlukan waktu 15 minggu untuk memanen bunga Krisan dari sejak awal tanam. Tingginya permintaan pasar dari Jepang terhadap bunga Krisan, Berts pun berencana akan memperluas area lahan Green House di Merek hingga 6 hektar lagi.

Pengembangan bunga Krisan kedepan terus kami tingkatkan dari sekarang. Green House (memiliki lahan) seluas 1,2 hektar, kita akan menambah luas 6 hektar lagi,” ujarnya. Sementara itu, Ketua TP PKK Kabupaten Karo Sariati Terkelin Brahmana meminta agar Green House tidak memasarkan bunga Krisan mereka di wilayah Karo. “Untuk menjaga ekonomi kerakyatan, sesuai dengan peran PKK menyerap dan menampung aspirasi yang didapat melalui seminar dan diskusi,” tegasnya. (deo/han)

BERSAMA:
Bupati Karo, Terkelin Brahmana bersama pelaku budidaya Bunga Krisan di Green House, Merek, Jumat (7/2).
solideo/sumut pos

MEREK, SUMUTPOS.CO – Bupati Karo Terkelin Brahmana memerintahkan, agar Dinas Pertanian mencontoh dan mengembangkan budidaya penanaman bunga Krisan, sebagaimana yang dilakukan di Green House di Merek, yang dikelola warga Belanda, Berts dan Marica. Di Green House, telah membudidayakan 14 jenis bunga Krisan.

Hal ini diutarakan Bupati Karo saat meninjau lokasi Green House di Merek, Jumat (7/2). Terkelin mengaku baru mengetahui keberadaan Green House yang dikelola Berts dan Marica, setelah mendapatkan informasi dari para Ibu PKK Karo. “Ini baru pertama kali ini diketahui setelah ada info dari ibu-ibu PKK Kabupaten Karo bahwa ada Green House bunga Krisan di Merek. Ternyata kita tinjau, benar adanya,” ungkap Terkelin. Setelah melihat langsung dan mendapatkan penjelasan dari pengelola Green House, Terkelin mengungkapkan secara proses pembudidayaan memang rumit dan membutuhkan biaya relatif besar. Namun, tegas Terkelin, hal itu tetap dapat dilakukan dengan cara dipelajari dan ditiru, karena budidaya bunga Krisan dapat dikembangkan dan prospeknya sangat baik.

“Namun semua ini dapat ditiru agar masyarakat kita mengembangkan bunga Krisan melalui BUMDes. Untuk itu, saya minta Kabid Hortikultura Michael Purba buat studi, tiru caranya, gunakan lahan Pemkab Karo yang ada di Nagara. Kelola melalui BUMDes dan cara kedua adakan kerjasama,” tegasnya.

Menurut keterangan pengelola, Berts dan Marica, bunga Krisan memiliki aneka warna, daun yang unik dan bentuknya beraneka. Saat berdialog dengan Bupati Karo dan rombongan, Berts menuturkan, salah satu yang menarik dari bunga Krisan yakni ragam bentuknya.

“Salah satu yang menarik dari bunga Krisan adalah ragam wujudnya. Baik itu aneka bentuk seruni sampai aneka rupa warna bunga Krisan,” ujarnya. Berts pun mengungkapkan, saat ini Green House di Merek, memiliki 14 jenis bunga Krisan. Dari budidaya yang dilakukan itu, Berts mengaku, dalam sepekan sekali memanen bunga Krisan hingga Rp30 ribu batang.

“Semua ini kita pasarkan ke Jakarta dan sekitar Medan,” tuturnya. Rencananya dalam dua bulan kedepan, Berts menyebutkan, akan mengekspor bunga Krisan hingga ke Jepang. “Dua bulan kedepan bunga Krisan ini sudah dapat kami ekspor ke Jepang. Sebab Jepang sudah melakukan penjajakan dan kerja sama bersama kami melalui kantor pusat di Tanjung Morawa, sedangkan di Merek ini hanya cabang,” katanya.

Berts menjelaskan, diperlukan waktu 15 minggu untuk memanen bunga Krisan dari sejak awal tanam. Tingginya permintaan pasar dari Jepang terhadap bunga Krisan, Berts pun berencana akan memperluas area lahan Green House di Merek hingga 6 hektar lagi.

Pengembangan bunga Krisan kedepan terus kami tingkatkan dari sekarang. Green House (memiliki lahan) seluas 1,2 hektar, kita akan menambah luas 6 hektar lagi,” ujarnya. Sementara itu, Ketua TP PKK Kabupaten Karo Sariati Terkelin Brahmana meminta agar Green House tidak memasarkan bunga Krisan mereka di wilayah Karo. “Untuk menjaga ekonomi kerakyatan, sesuai dengan peran PKK menyerap dan menampung aspirasi yang didapat melalui seminar dan diskusi,” tegasnya. (deo/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/