30 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Bendungan Bajayu di Tebing Tinggi Dibangun November

Foto: Istimewa Gubsu, H Gatot Pujo Nugroho berkunjung ke lokasi Bendungan Bajayu di Sei Padang Tebing Tinggi, Selasa (9/9) sore. Gubsu meminta pembangunan dimulai November mendatang.
Foto: Istimewa
Gubsu, H Gatot Pujo Nugroho berkunjung ke lokasi Bendungan Bajayu di Sei Padang Tebing Tinggi, Selasa (9/9) sore. Gubsu meminta pembangunan dimulai November mendatang.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Rencana pembangunan Bendungan Bajayu di Sei Padang Tebing Tinggi, diminta dimulai November mendatang.

“Apa masalahnya lagi? Kenapa belum dikerjakan? November ini harus bisa dikerjakan,” perintah Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho kepada Kadis PSDA Sumut, saat menyempatkan diri berkunjung ke lokasi bendungan, Selasa (9/9) sore. Gubsu berkunjung usai melantik Ir H. Oki Doni Siregar sebagai Wakil Walikota Tebingtinggi terpilih sisa masa jabatan 2011-2016, untuk mengetahui persoalan terkait pelaksanaan pembangunan Bendungan Bajayu.

Di tengah hujan gerimis, rombongan Gubsu bersama Walikota Tebing Tinggi H Umar Zein Junaidi serta Dinas terkait dari Provinsi Sumut mendatangi lokasi bakal dibangun waduk irigasi menggunakan sepeda motor trail. Hal tersebut terpaksa dilakukan karena jalan menuju lokasi sempit dan berlumpur sehingga hanya dapat dilalui oleh jenis kendaraan tersebut.

Jalan menuju lokasi berjarak 500 meter dari jalan utama yang kondisinya becek dan berlumpur.

Bendungan di Sei Padang yang namanya singkatan dari Batak, Jawa Melayu (Bajayu) ini nantinya menjadi irigasi yang akan mengairi areal pertanian seluas 4.000 ha. Kadis PSDA Sumut Dinsyah menjelaskan jalan menuju bendungan terletak di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebingtinggi akan dilebarkan.

Hingga saat ini, proses pembangunan masih terkendalan pembebasan lahan. Namun masyarakat sekitar yang memiliki tanahnya sudah sepakat untuk diganti rugi. Sekitar 46,8 ha lahan yang nantinya akan dibangun saluran dan bendungan dengan anggaran Rp 227 milyar yang bersumber dari APBN.

Mtu masyarakat setempat sukacita menyambut kedatangan Gubernur dan rombongan. Gubsu sempat bertatap muka dengan berdialog masyarakat setempat.

“Kami menyambut baik program bapak Gubernur dalam rencana pembangunan waduk tersebut, kerena bila itu siap dibangun akan menjadi manfaat yang lebih bagi masyarakat tani, sampai anak cucu untuk mengairi persawahan, dan sangat kami harapkan program ini dapat segera terwujud,” kata salah satu tokoh masyarakat.

Sebelumnya dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan Infrastruktur di Kawasan Sumatera di Padang, (29/8) yang dihadiri jajaran Menteri Perekonomian dan menteri-menteri di bawah koordinasinya menggesa pembangunan irigasi.

Gubsu dalam kesempatan itu mengungkapkan, hanya sekitar 17 persen saja dari luasan 425.000 ha persawahan yang terairi dengan irigasi. “Meski hanya 17 persen sawah yang teririgasi, namun Sumut bisa surplus beras dan termasuk lumbung pangan nasional,” kata Gubsu.

Gubsu juga meminta pusat mengembangkan saluran irigasi Sei Ular yang saat ini masih tersedia saluran primer saja yang mengairi 18.500 ha persawahan. (rel/mea)

Foto: Istimewa Gubsu, H Gatot Pujo Nugroho berkunjung ke lokasi Bendungan Bajayu di Sei Padang Tebing Tinggi, Selasa (9/9) sore. Gubsu meminta pembangunan dimulai November mendatang.
Foto: Istimewa
Gubsu, H Gatot Pujo Nugroho berkunjung ke lokasi Bendungan Bajayu di Sei Padang Tebing Tinggi, Selasa (9/9) sore. Gubsu meminta pembangunan dimulai November mendatang.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Rencana pembangunan Bendungan Bajayu di Sei Padang Tebing Tinggi, diminta dimulai November mendatang.

“Apa masalahnya lagi? Kenapa belum dikerjakan? November ini harus bisa dikerjakan,” perintah Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho kepada Kadis PSDA Sumut, saat menyempatkan diri berkunjung ke lokasi bendungan, Selasa (9/9) sore. Gubsu berkunjung usai melantik Ir H. Oki Doni Siregar sebagai Wakil Walikota Tebingtinggi terpilih sisa masa jabatan 2011-2016, untuk mengetahui persoalan terkait pelaksanaan pembangunan Bendungan Bajayu.

Di tengah hujan gerimis, rombongan Gubsu bersama Walikota Tebing Tinggi H Umar Zein Junaidi serta Dinas terkait dari Provinsi Sumut mendatangi lokasi bakal dibangun waduk irigasi menggunakan sepeda motor trail. Hal tersebut terpaksa dilakukan karena jalan menuju lokasi sempit dan berlumpur sehingga hanya dapat dilalui oleh jenis kendaraan tersebut.

Jalan menuju lokasi berjarak 500 meter dari jalan utama yang kondisinya becek dan berlumpur.

Bendungan di Sei Padang yang namanya singkatan dari Batak, Jawa Melayu (Bajayu) ini nantinya menjadi irigasi yang akan mengairi areal pertanian seluas 4.000 ha. Kadis PSDA Sumut Dinsyah menjelaskan jalan menuju bendungan terletak di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebingtinggi akan dilebarkan.

Hingga saat ini, proses pembangunan masih terkendalan pembebasan lahan. Namun masyarakat sekitar yang memiliki tanahnya sudah sepakat untuk diganti rugi. Sekitar 46,8 ha lahan yang nantinya akan dibangun saluran dan bendungan dengan anggaran Rp 227 milyar yang bersumber dari APBN.

Mtu masyarakat setempat sukacita menyambut kedatangan Gubernur dan rombongan. Gubsu sempat bertatap muka dengan berdialog masyarakat setempat.

“Kami menyambut baik program bapak Gubernur dalam rencana pembangunan waduk tersebut, kerena bila itu siap dibangun akan menjadi manfaat yang lebih bagi masyarakat tani, sampai anak cucu untuk mengairi persawahan, dan sangat kami harapkan program ini dapat segera terwujud,” kata salah satu tokoh masyarakat.

Sebelumnya dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan Infrastruktur di Kawasan Sumatera di Padang, (29/8) yang dihadiri jajaran Menteri Perekonomian dan menteri-menteri di bawah koordinasinya menggesa pembangunan irigasi.

Gubsu dalam kesempatan itu mengungkapkan, hanya sekitar 17 persen saja dari luasan 425.000 ha persawahan yang terairi dengan irigasi. “Meski hanya 17 persen sawah yang teririgasi, namun Sumut bisa surplus beras dan termasuk lumbung pangan nasional,” kata Gubsu.

Gubsu juga meminta pusat mengembangkan saluran irigasi Sei Ular yang saat ini masih tersedia saluran primer saja yang mengairi 18.500 ha persawahan. (rel/mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/