MEDAN, SUMUTPOS.CO – VAKSINASI Covid-19 terhadap tenaga kesehatan (nakes) di Sumut sudah dilakukan oleh dinas kesehatan di 33 kabupaten/kota. Kini, jumlah nakes yang divaksin dosis 1 sebanyak 34.978 orang. Sedangkan 8.996 nakes tunda dan batal vaksin.
Jumlah tersebut berdasarkan data vaksinasi Covid-19 perkabupaten/kota Sumut di dashboard Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) tertanggal 10 Februari. “Capaian vaksinasi nakes dosis 1 sudah 49,2 persen atau 34.978 orang dari sasaran vaksinasi yang terdaftar 71.058 nakes,”.
ujar Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah, Rabu (10/2)..
Menurut Aris, dari 34.978 nakes yang sudah divaksin dosis 1 terbanyak dari Kota Medan 12.261 orang dan Deliserdang 3.441 orang. Sementara paling sedikit Gunungsitoli 11 orang dan Nias 12 orang. Di sisi lain, terdapat dua kabupaten yang data vaksinasinya belum masuk yaitu Nias Selatan dan Nias Barat. “Selain dosis 1, terdapat 3 daerah yang sudah vaksin dosis 2 yaitu Medan (5.508 nakes), Deliserdang (1.255 nakes), dan Binjai (601 nakes),” sebutnya..
2.175 Nakes di Medan Divaksinasi Massal.
Sementara, 2.175 nakes dari sejumlah rumah sakit, puskesmas, dan klinik di Kota Medan, mendapat vaksinasi Covid-19 dosis 1 secara massal di Pendopo USU, Rabu (10/2). Vaksinasi massal tersebut digelar Satgas Penanganan Covid-19 Sumut dengan beberapa rumah sakit dan instansi terkait. Tujuannya untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 kepada para dokter dan tenaga kesehatan di daerah ini..
Tim Satgas Covid-19 Sumut, dr Restuti Hidayani Saragih mengatakan, nakes yang mendaftar hingga pukul 17.00 WIB totalnya 3.170 orang. Namun, dari jumlah tersebut yang datang hanya 2.575 nakes. “Untuk nakes yang divaksin berjumlah 2.175 nakes. Jadi, selebihnya sebagian nakes tidak lolos skrining dan sebagian lagi tidak datang,” ujarnya..
Kepala Dinas Kesehatan Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, vaksinasi massal ini dilakukan meningkatkan angka persentase nakes di Sumut yang divaksin. Sebab, dari 81 ribu lebih nakes Sumut yang terdata saat ini (termasuk nakes lanjut usia), yang sudah divaksin (dosis 1) baru sekitar 21 ribu lebih atau sekira 24 persen. “Karena terasa agak lambat (vaksinasi terhadap nakes), maka kita dorong dengan pekan vaksinasi massal,” kata Alwi..
Alwi menuturkan, vaksinasi massal di Pendopo Kampus USU ini hanya digelar satu hari saja. Rencana pelaksanaan berikutnya melihat perkembangan ke depan. “Dinas kesehatan kabupaten/kota diminta untuk gencar melakukan vaksinasi terhadap nakes. Dengan begitu, target keseluruhan nakes di Sumut divaksin dapat tercapai pada bulan ini,” pungkasnya..
Sekretaris Satgas Covid-19 Arsyad Lubis mengatakan, Pencanangan Pekan Vaksinasi ini dibuat untuk para dokter, tenaga kesehatan atau pun pembantu tenaga kesehatan. “Ini adalah upaya percepatan vaksinasi, karena kita melihat proses pemberian vaksianasi belum sesuai harapan,” ujarnya..
Arsyad juga menjelaskan, ada dua sektor yang menjadi fokus utama Satgas Covid-19 Sumut. Pertama, pertumbuhan ekonomi dan kedua adalah penekanan penyebaran Covid-19. Saat ini pertumbuhan ekonomi Sumut lebih baik dari provinsi lain, namun belum membaik untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. “Saat ini setiap harinya rerata bertambah 175 orang positif,” terangnya..
Setelah pencanangan ini, diharapkan setiap kabupaten/kota yang ada di Sumut dapat mengikuti dan memulai vaksinasi terhadap tenaga kesehatan. “Pekan Vaksinasi Covid-19 ini akan berlangsung mulai 11 hingga 17 Februari 2021, data terakhir sudah ada 3.000 orang tenaga kesehatan di Sumut yang sudah mendaftar,” tambahnya..
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenkes RI, Oscar Primadi mengatakan, penyuntikkan vaksin secara massal kepada para nakes ini merupakan upaya percepatan akselerasi vaksinasi tahap pertama yang ditargetkan selesai tahun ini. Sebab, Oscar mengaku, capaian nakes di Sumut yang divaksin belum menggembirakan. “Indonesia sendiri sudah 50 persen, dan kita berharap Sumut yang baru 30 persen dapat didongkrak lagi,” pintanya..
Dia menyatakan, setelah nakes termasuk lansia, vaksinasi akan dilanjutkan terhadap tenaga pelayanan publik dan kemudian masyarakat umum. “Ini akan kita capai dalam waktu tidak akan lama, paling lama rencana kita 15 bulan bisa terkejar,” katanya..
Disinggung sistem pendaftaran menjadi kendala sehingga masih banyak nakes yang belum divaksin, menurut Oscar, sistem yang dilakukan secara online sudah sangat baik. Alasannya, seluruh nakes bisa mengakses dan yang penting identitasnya jelas. “Sistemnya terus dimaksimalkan, yang tadinya membatasi tapi sekarang tidak lagi. Jadi, nakes di manapun dapat disuntikkan vaksin namun asalkan jelas identitasnya,” sebutnya..
Terkait adanya nakes yang menolak divaksin, Oscar berharap semua pihak harus mendukung kegiatan vaksinasi ini. Vaksinasi Covid-19 adalah upaya yang sangat strategis dalam rangka mengendalikan dan mencegah penyebaran pandemi Covid-19. Karenanya, vaksinasi merupakan bagian penting dari upaya pemerintah dalam membentuk kekebalan tubuh. “Saya meyakinkan, siapapun dalam konteks tidak menyukseskan vaksinasi ini tentunya harus diberikan pemahaman, kesadaran yang betul dengan sungguh-sungguh. Sebab, karena kalau kita tidak mau (divaksin) maka tidak berkontribusi untuk mengendalikan pandemi ini. Untuk sanksi menjadi pilihan terakhir,” tukasnya..
Sementara itu, Rektor USU Dr Muryanto Amin mengatakan, dari sisi teknis kesehatan Rumah Sakit USU serta nakes kedokteran dan juga laboratorium telah mendukung kegiatan yang berkaitan dengan penghentian penyebaran Covid-19. Menurut dia, universitas berperan membuka wawasan masyarakat agar bagaimana komitmen pemerintah mengendalikan penyebaran Covid-19 lewat vaksinasi ini. Di samping itu, universitas wajib memberikan edukasi bagi masyarakat sehingga persepsi terkait Covid-19 sama..
“Peran USU dalam membantu pemerintah mencegah Covid-19 akan ditingkatkan. Untuk itu, akan membentuk satgas yang bertugas memberikan informasi berkala kepada media sehingga informasi tentang Covid-19 dan bisa sampai ke masyarakat,” tandasnya..
.
Sesak Napas Pasca Divaksin.
Pekan vaksinasi massal terhadap tenaga kesehatan (nakes) yang digelar di Pendopo Kampus USU sempat dihebohkan dengan insiden satu nakes pria mengalami sesak napas pasca-divaksin, Rabu (10/2) sekitar pukul 10.30 WIB. Nakes tersebut kemudian dibawa ke halaman Pendopo dan mendapat perawatan emergency..
Dokter penanggung jawab KIPI Rumah Sakit USU, dr Irfan Hamdani menyebutkan, nakes yang mengalami sesak napas itu merupakan seorang dokter yang bertugas di Dinas Kesehatan Sumut. Pasien mengalami gejala sesak napas pada menit ke-22 pascapenyuntikan vaksin. “Dia mengeluhkan susah bernapas. Sudah kita lakukan pemeriksaan dan pertolongan emergency, kita pantau dan kondisi kesadaran baik, oksigen baik, kemudian tekanan darah sedikit meningkat. Jadi, kondisinya sebenarnya baik,” kata dr Irfan..
Menurutnya, hasil analisis dan anamnesis diketahui nakes tersebut mengalami gangguan kecemasan saat berada di keramaian. Selain itu, pasien juga mengalami hipertensi dalam pemakaian dua dosis obat. Karena itu, pada menit ke-22 pasca-divaksin timbul rasa cemas yang meningkatkan tensi. Kemudian menyebabkan pasien Syncope (perasaan ingin pingsan) secara tiba-tiba. “Rasa cemas yang berlebih, susah bernapas, seolah-olah ini bagian dari efek tambahan atau reaksi ikutan pasca-imunisasi,” ungkap Irfan..
Ia menyebutkan, pasien sudah menjalani perawatan. Dari rekam elektrokardiogram (EKG), kondisi kesadaran pasien baik. Namun demikian, dilakukan pemantauan selama 1 hingga 2 jam ke depan. Ketika tidak ada gejala ikutan yang muncul, maka pasien diperbolehkan pulang. “Tapi, dengan catatan tetap melaporkan gejala ikutan yang muncul setelah pulang ke rumah,” jelasnya..
Irfan mengaku, sebelum dilakukan vaksinasi, nakes yang mengalami gejala sesak napas itu telah menjalani prosedur pemeriksaan. Mulai dari screening maupun pemeriksaan awal, apakah layak divaksin atau tidak. “Tapi memang kalau untuk gangguan kecemasan, itu kan tidak ada ukurannya. Makanya, tidak termonitor saat dilakukan screening,” tukasnya. (ris/gus/prn).