MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kondisi hutan di kawasan Danau Toba kian memperihatinkan. Berdasarkan catatan Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di pebukitan Danau Toba mencapai 506 hektare.
“Berdasarkan data satelit yang ada, titik hotspot di Kabupaten Samosir hingga Selasa (8/8) lalu, berjumlah 50 hotspot dengan luas lahan hutan yang terbakar sekitar 506 hektar,” kata Kepala Dishut Sumut, Herianto saat dikonfirmasi Sumut Pos via telepon seluler, Rabu (10/8).
Menurutnya, 506 hektar lahan yang terbakar itu tersebar di 15 lokasi di Kabupaten Samosir, yakni Turpuk Sihotang, Taman PPK Hutan Pinus, Sorsor Dolok Harian, Sipitu Dai, Simullop Huta Ginjang.
Kemudian, Simpang Gonting, Simarsasar, Samping SMK Negeri 1 Hariann
Pertungkoan Salaon Dolok, Menara Pandang Tele, Garoga Simanindo, Buntu Mauli Sitio 2, Tele, Jungak, dan Arsam Sekolah Sianjur.
Disebutnya, kebakaran yang terjadi sejak Jumat (5/8) malam lalu itu, diduga ada faktor sengaja yang dilakukan oknum masyarakat untuk membuka lahan pertanian atau tanpa sengaja membakar sampah, sehingga merambat ke kawasan hutan di perbukitan Danau Toba. Atas hal itu, Polda Sumut dan Polres Samosir telah mengamankan dua orang diduga melakukan pembakaran, masing-masing berinsial PS (62) dan KN (14).
Atas kejadian kebakaran tersebut, Herianto mengungkapkan, Pemprov Sumut sudah membentuk Tim Terpadu Penanggulangan Kebakaran Hutan. Dimana tim ini dipimpin atau diketuai Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Haris Lubis. “Kita sudah bentuk tim Terpadu Penanggulangan Kebakaran Hutan,” sebutnya.
Menurut Herianto, segala upaya sosialisasi dan pencegahan hingga membentuk Masyarakat Peduli Api (MPA) sudah dilakukan. Namun, lagi-lagi ada saja oknum masyarakat yang melakukan pembakaran hutan di kawasan perbukitan Danau Toba dengan sengaja. Meski begitu, Herianto mengaku, pihaknya tetap akan melakukan perawatan alam Danau Toba dan akan kembali melakukan penghijauan di seluruh lokasi kebakaran tersebut. “Penghijauan sudah tetap menjadi agenda utama kami,” tandas Herianto.
Sementara, Ketua Komisi B DPRD Sumut, Ahmad Fauzan mengkritik kinerja anak buah Gubernur Sumut, Edy Rahyamadi yang dinilainya tidak optimal melakukan pencegahan dan pemadaman kebakaran di Kabupaten Samosir secara cepat. Karena tidak memiliki alat memadahi. “Makanya sering saya bilang, kita niatnya itu mau menyelamatkan hutan atau bagaimana? Saya melihat Pemprov Sumut tidak serius untuk menyelamatkan alam Danau Toba dari kebakaran,” sebut Fauzan.
Dikatakannya, setiap tahun Dishut Sumut hanya mengajukan anggaran untuk membeli drone saja. Tapi, seharusnya Pemprov Sumut membeli helikopter khusus untuk melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Sumut ini. “ Kalau memang serius jaga hutan, masak setiap tahun hanya beli drone saja, tapi tidak beli helikopter. Hari ini kebakaran, apa fasilitas dinas kehutanan untuk memadamkan api? tidak ada,” tegas Ketua DPD PAN Sumut ini.
Harusnya, kata Fauzan, Pemprov Sumut atau Dishut Sumut memiliki alat pemadam kebakaran yang layak. Kalau pemadaman kebakaran hutan dan lahan menggunakan alat seadanya, kebakaran semakin luas dan sulit dipadamkan dengan cepat. “Kemudian, misalnya pesawat capung yang untuk menyiram, kalau ada kebakaran juga gak ada, helikopter kita gak ada. Artinya kitakan cuman main main, gak serius mau menjaga hutan. Makanya, saya berkali kali bilang kalau betul mau serius ayok,” jelas Fauzan.
Fauzan meminta kepada Polda Sumut dan Pemprov Sumut untuk membentuk tim bersama melakukan penyelidikan dan pengusutan terkait kebakaran dengan melakukan upaya hukum. Sehingga menciptakan efek jera bagi pelaku pembakaran. “Kalau memang mau dibagi, ya sudah kalkulasikan saja. Jangan nanti ada, seperti ini kebakaran, kita belum tau ini. Kita mintalah Pemprov Sumut dan Polda Sumut, untuk menyelidiki ini benar kebakaran atau ada yang bakar atau ada unsur kesengajaan begitu,” sebut Fauzan.
Politisi PAN ini, juga mengkritik kinerja BPBD Sumut yang dinilai tidak maksimal melakukan upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan terbakar tersebut. Karena, menurut Fauzan kebakaran di Sumut kerap terjadi tanpa ada pencegahan dan antipasi secara maksimal dilakukan.
“Artinya kan kita curiga dengan Pemprov ini. Masak ada pembiaran, apa usaha Pemprov juga untuk mengatasi kebakaran ini, sampai hari ini gak ada juga. Ada tagana, ada bpbd kita, macam mana, kalau kehutan gak terharap itu, karena peralatan juga gak ada,” tegas Fauzan.
Fauzan mengatakan bila Pemprov Sumut tidak bisa melakukan pemadaman kebakaran itu. Seharusnya, Gubernur Sumut, Edy Rahyamadi bisa meminta bantuan kepada Kodam I Bukit Barisan dan Polda Sumut untuk bersama melakukan menjinakkan si jago merah itu. “Kita minta pada Gubernur lah, artinya meminta kepada misalnya yang punya fasilitas, seperti TNI/Polri untuk memadamkan hutan hari ini yang kebakaran,” ucap Fauzan.
Fauzan menambahkan bahwa kebakaran di Danau Toba membuat wisatawan tidak mau berkunjung ke Danau Toba. Karena, kerap terjadi kebakaran hutan dan lahan. Yang berimbas dengan kualitas udara sangat buruk. “Apa lagi ini, kawasan Danau Toba yang hari ini jadi destinasi internasional. Malu lah pemerintah kita, masak dibiarkan gitu gak ada upaya untuk memadamkan dengan cepat,” pungkas Fauzan.(gus/adz)