25.6 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Bangunan SDN 048938 Memprihatinkan

FOTO: solideo/sumut pos
BOCOR: Kondisi sekolah SD Negeri No 043938, Desa Temburun, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo yang atapnya banyak yang bocor.

KARO, SUMUTPOS.CO – Karo Strong From Class Room (pendidikan kuat jika dimulai dari dalam kelas) yang menjadi motto Dinas Pendidikan Kabupaten Karo, dinilai hanya retorika belaka. Buktinya, sampai hari ini masih banyak sekolah di Bumi Turang yang kondisinya memprihatinkan.

Tak hanya proses belajar mengajar yang belum maksimal, bangunan sekolah juga masih banyak yang hancur.  SD Negeri No 043938, Desa Temburun, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo adalah satu dari banyak sekolah yang bangunannya sangat memprihatinkan.

Karena tak pernah merasakan sentuhan pembangunan, kini bangunan sekolah tersebut lebih mirip dengan kandang ternak.

Pantauan kru koran ini, Senin (10/12) siang, hampir semua atap kelas di sana rusak dan bocor. Bangku dan meja di kelas juga sudah sangat tak layak. Alhasil, para murid dan guru sulit konsentrasi saat belajar.

Mirisnya lagi, para murid pasti kebasahan karena atap bocor saat hujan mengguyur. Kondisi ini sudah lama dikeluhkan warga dan pihak sekolah, namun sampai hari ini, Dinas Pendidikan Karo terkesan menutup mata.

Kepala SD Negeri No 043938,  Prisma Sembiring saat dikonfirmasi mengaku sudah lama mengeluhkan kondisi tersebut. Namun belum mendapat tanggapan. Karena keadaan itu, kini anak didik di sekolah yang dipimpinnya  tersebut jauh berkurang. Warga desa setempat enggan memasukkan anaknya ke sekolah tersebut.

Warga lebih memilih mendaftarkan anaknya ke sekolah yang berada di Desa Tiganderket, meski jaraknya lumayan jauh. Alhasil saat ini murid yang bersekolah di sana hanya berjumlah 20 orang. “Murid kami mulai dari kelas I dan VI tinggal 20 orang saja. Kami berharap pemerintah memperhatikan sekolah kami. Kasihan anak-anak belajar dengan kondisi seperti ini,” lirihnya.

Jika bangunan sekolah yang dipimpinnya layak, Prisma yakin banyak warga yang memasukkan anaknya ke sana. Bukan hanya warga desa setempat, warga desa tetangga seperti Mardinding juga bakal banyak yang bersekolah di sana. Karena itulah, dia berharap Dinas Pendidikan Karo memperhatikan sekolah mereka.

Rudi Singarimbun, salah seorang warga Mardinding mengaku sangat sedih melihat kondisi sekolah tersebut. “Kelasnya sudah hancur semua, atapnya bocor. Gimana mau belajar seperti itu. Bagaimana mungkin pendidikan kuat dimulai dari kelas. Tengoklah, kelasnya saja hancur mirip kandang ternak,” kecamnnya. (deo/han)

FOTO: solideo/sumut pos
BOCOR: Kondisi sekolah SD Negeri No 043938, Desa Temburun, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo yang atapnya banyak yang bocor.

KARO, SUMUTPOS.CO – Karo Strong From Class Room (pendidikan kuat jika dimulai dari dalam kelas) yang menjadi motto Dinas Pendidikan Kabupaten Karo, dinilai hanya retorika belaka. Buktinya, sampai hari ini masih banyak sekolah di Bumi Turang yang kondisinya memprihatinkan.

Tak hanya proses belajar mengajar yang belum maksimal, bangunan sekolah juga masih banyak yang hancur.  SD Negeri No 043938, Desa Temburun, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo adalah satu dari banyak sekolah yang bangunannya sangat memprihatinkan.

Karena tak pernah merasakan sentuhan pembangunan, kini bangunan sekolah tersebut lebih mirip dengan kandang ternak.

Pantauan kru koran ini, Senin (10/12) siang, hampir semua atap kelas di sana rusak dan bocor. Bangku dan meja di kelas juga sudah sangat tak layak. Alhasil, para murid dan guru sulit konsentrasi saat belajar.

Mirisnya lagi, para murid pasti kebasahan karena atap bocor saat hujan mengguyur. Kondisi ini sudah lama dikeluhkan warga dan pihak sekolah, namun sampai hari ini, Dinas Pendidikan Karo terkesan menutup mata.

Kepala SD Negeri No 043938,  Prisma Sembiring saat dikonfirmasi mengaku sudah lama mengeluhkan kondisi tersebut. Namun belum mendapat tanggapan. Karena keadaan itu, kini anak didik di sekolah yang dipimpinnya  tersebut jauh berkurang. Warga desa setempat enggan memasukkan anaknya ke sekolah tersebut.

Warga lebih memilih mendaftarkan anaknya ke sekolah yang berada di Desa Tiganderket, meski jaraknya lumayan jauh. Alhasil saat ini murid yang bersekolah di sana hanya berjumlah 20 orang. “Murid kami mulai dari kelas I dan VI tinggal 20 orang saja. Kami berharap pemerintah memperhatikan sekolah kami. Kasihan anak-anak belajar dengan kondisi seperti ini,” lirihnya.

Jika bangunan sekolah yang dipimpinnya layak, Prisma yakin banyak warga yang memasukkan anaknya ke sana. Bukan hanya warga desa setempat, warga desa tetangga seperti Mardinding juga bakal banyak yang bersekolah di sana. Karena itulah, dia berharap Dinas Pendidikan Karo memperhatikan sekolah mereka.

Rudi Singarimbun, salah seorang warga Mardinding mengaku sangat sedih melihat kondisi sekolah tersebut. “Kelasnya sudah hancur semua, atapnya bocor. Gimana mau belajar seperti itu. Bagaimana mungkin pendidikan kuat dimulai dari kelas. Tengoklah, kelasnya saja hancur mirip kandang ternak,” kecamnnya. (deo/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/