BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Nelayan Sumatera Utara diminta untuk waspada terhadap potensi terjadinya angin kencang yang bertiup menuju Utara Selat Malaka. Kecepatan angin diperkirakan mencapai 20 knot, sehingga mampu memicu gelombang laut setinggi 2-3 meter.
Menurut Kasi Prakirawan BMKG Maritim Stasiun Belawan, Budi Santoso, pergerakan angin di Perairan Sumut dan sejumlah daerah lainnya bertiup dari arah Tenggara sampai Barat Daya dan Selatan Khatulistiwa. Kecepatan angin bisa mencapai 20 knot.
“Kita mengimbau terutama nelayan tradisional dengan perahu bermesin kecil untuk mewaspadai potensi terjadinya angin kencang. Sebab itu dapat memicu naiknya gelombang laut,” jelas Budi Santoso, Selasa (10/1).
Kecepatan angin tersebut akan memicu gelombang setinggi tiga meter di perairan Sumut, Aceh, Samudera Hindia, Kepulauan Nias dan Selat Malaka. “Bukan hanya gelombang tinggi, tapi membuat pertumbuhan awan dan hujan,” jelasnya.
Meski begitu, nelayan di Belawan tetap memaksakan diri melaut. Seorang nelayan, Irfan (38) mengaku tetap nekat melaut untuk memenuhi kebutuhan keluarga. “Kebutuhan sehari-hari di rumah harus dipenuhi. Mau tidak mau, tetap berangkat melaut,” ucap Irfan. (rul/dek)
BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Nelayan Sumatera Utara diminta untuk waspada terhadap potensi terjadinya angin kencang yang bertiup menuju Utara Selat Malaka. Kecepatan angin diperkirakan mencapai 20 knot, sehingga mampu memicu gelombang laut setinggi 2-3 meter.
Menurut Kasi Prakirawan BMKG Maritim Stasiun Belawan, Budi Santoso, pergerakan angin di Perairan Sumut dan sejumlah daerah lainnya bertiup dari arah Tenggara sampai Barat Daya dan Selatan Khatulistiwa. Kecepatan angin bisa mencapai 20 knot.
“Kita mengimbau terutama nelayan tradisional dengan perahu bermesin kecil untuk mewaspadai potensi terjadinya angin kencang. Sebab itu dapat memicu naiknya gelombang laut,” jelas Budi Santoso, Selasa (10/1).
Kecepatan angin tersebut akan memicu gelombang setinggi tiga meter di perairan Sumut, Aceh, Samudera Hindia, Kepulauan Nias dan Selat Malaka. “Bukan hanya gelombang tinggi, tapi membuat pertumbuhan awan dan hujan,” jelasnya.
Meski begitu, nelayan di Belawan tetap memaksakan diri melaut. Seorang nelayan, Irfan (38) mengaku tetap nekat melaut untuk memenuhi kebutuhan keluarga. “Kebutuhan sehari-hari di rumah harus dipenuhi. Mau tidak mau, tetap berangkat melaut,” ucap Irfan. (rul/dek)