31.7 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

HKTI Dorong Petani Budidaya Cacing Tanah

BUDIDAYA: Petani Karo saat melakukan Budidaya Cacing.

KARO, SUMUTPOS.CO-Di tengah pandemi COVID-19 saat ini, Himpunan Kerukunan Tani (HKTI) mendorong para petani untuk dapat berinovasi dalam pengembangan pertanian dengan melihat pasar yang diminati sesuai dengan kebutuhan.

Dengan ini, Ketua HKTI Kabupaten Karo, Imam Syukri Syah Tarigan mengajak masyarakat untuk membudidayakan cacing tanah jenis Lumbricus rubellus. Hal ini, dilakukan oleh masyarakat di Desa Cimbang, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo.

“Saat ini, persaingan dunia usaha dan dunia kerja semakin ketat. Sehingga dibutuhkan individu-individu yang mandiri, kreatif, inovatif dan berani untuk memulai membuka lapangan-lapangan kerja baru yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat di pedesaan. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 saat ini,” sebut Imam, Minggu (11/10).

Imam menilai warga Kabupaten Karo, bukan saja terkena dampak ekonomi dari wabah COVID-19 saja. Tapi, kondisi itu ditambah lagi kondisi warga terkena imbas erupsi Gunung Sinabung, beberapa waktu lalu.

“Ini saya lakukan karena semua warga di Desa Cimbang tidak bisa melakukan aktivitas akibat Covid-19 dan disusul erupsi Sinabung. Ketika erupsi dan di rumahkan akibat Covid-19 kami tidak ada aktivitas dan bahkan kami tidak ada penghasilan untuk makan setiap harinya. Makanya saya mengambil kesimpulan untuk budidaya cacing agar supaya setiap warga Desa Cimbang ada kesibukan dan aktivitas di rumah supaya tidak stres,” jelas Imam.

Imam menuturkan bahwa budidaya cacing tanah ini mulai dilakukannya sejak Agustus 2020 lalu. Dengan lahan yang tidak terlalu luas dan modal yang tidak terlalu tinggi, dirinya mulai mengembang biakan cacing tersebut.

“Saat ini prospek usaha pengembang biakan cacing tanah ini sudah mulai digandrungi dan bisa menjadi usaha alternatif membuka lapangan kerja baru,” tuturnya.

Menurut Imam, jenis cacing ini mempunyai siklus pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan jenis cacing lainnya. Jenis cacing ini tergolong mudah pemeliharaan dan perawatannya, karena bisa dikembangkan di media tanah yang dicampur dengan limbah organik atau kotoran sapi/lembu. Selain itu, jenis cacing ini juga banyak manfaatnya.

“Cost di cacing tidak terlalu besar dan sangat mudah untuk di terapkan pada para petani dan manfaat cacing ini untuk obat-obatan, pakan ternak dan juga bahan dasar kosmetik,” jelasnya.

Imam juga menambahkan bahwa saat ini, mereka telah memasarkan cacing tanah yang mereka budidayakan itu keluar daerah Sumatera Utara.

“Pada Sabtu (10/10) kemarin, kita sudah mengirim 500 Kg ke Bandung dan Pati, Jawa Tengah,” tandasnya. (gus/han)

BUDIDAYA: Petani Karo saat melakukan Budidaya Cacing.

KARO, SUMUTPOS.CO-Di tengah pandemi COVID-19 saat ini, Himpunan Kerukunan Tani (HKTI) mendorong para petani untuk dapat berinovasi dalam pengembangan pertanian dengan melihat pasar yang diminati sesuai dengan kebutuhan.

Dengan ini, Ketua HKTI Kabupaten Karo, Imam Syukri Syah Tarigan mengajak masyarakat untuk membudidayakan cacing tanah jenis Lumbricus rubellus. Hal ini, dilakukan oleh masyarakat di Desa Cimbang, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo.

“Saat ini, persaingan dunia usaha dan dunia kerja semakin ketat. Sehingga dibutuhkan individu-individu yang mandiri, kreatif, inovatif dan berani untuk memulai membuka lapangan-lapangan kerja baru yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat di pedesaan. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 saat ini,” sebut Imam, Minggu (11/10).

Imam menilai warga Kabupaten Karo, bukan saja terkena dampak ekonomi dari wabah COVID-19 saja. Tapi, kondisi itu ditambah lagi kondisi warga terkena imbas erupsi Gunung Sinabung, beberapa waktu lalu.

“Ini saya lakukan karena semua warga di Desa Cimbang tidak bisa melakukan aktivitas akibat Covid-19 dan disusul erupsi Sinabung. Ketika erupsi dan di rumahkan akibat Covid-19 kami tidak ada aktivitas dan bahkan kami tidak ada penghasilan untuk makan setiap harinya. Makanya saya mengambil kesimpulan untuk budidaya cacing agar supaya setiap warga Desa Cimbang ada kesibukan dan aktivitas di rumah supaya tidak stres,” jelas Imam.

Imam menuturkan bahwa budidaya cacing tanah ini mulai dilakukannya sejak Agustus 2020 lalu. Dengan lahan yang tidak terlalu luas dan modal yang tidak terlalu tinggi, dirinya mulai mengembang biakan cacing tersebut.

“Saat ini prospek usaha pengembang biakan cacing tanah ini sudah mulai digandrungi dan bisa menjadi usaha alternatif membuka lapangan kerja baru,” tuturnya.

Menurut Imam, jenis cacing ini mempunyai siklus pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan jenis cacing lainnya. Jenis cacing ini tergolong mudah pemeliharaan dan perawatannya, karena bisa dikembangkan di media tanah yang dicampur dengan limbah organik atau kotoran sapi/lembu. Selain itu, jenis cacing ini juga banyak manfaatnya.

“Cost di cacing tidak terlalu besar dan sangat mudah untuk di terapkan pada para petani dan manfaat cacing ini untuk obat-obatan, pakan ternak dan juga bahan dasar kosmetik,” jelasnya.

Imam juga menambahkan bahwa saat ini, mereka telah memasarkan cacing tanah yang mereka budidayakan itu keluar daerah Sumatera Utara.

“Pada Sabtu (10/10) kemarin, kita sudah mengirim 500 Kg ke Bandung dan Pati, Jawa Tengah,” tandasnya. (gus/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/