TANAH KARO, SUMUTPOS.CO – Gunung Sinabung kembali memuntahkan debu vulkanik, Senin (12/1/2015) siang. Akibatnya aktifitas warga Berastagi, Kab. Karo lumpuh, karena warga memilih berdiam diri di dalam rumah. Pasar buah dan para pedagang juga memilih menutup usahanya.
Semburan abu putih yang menyelimuti seputaran Kota Berastagi dimulai sejak pukul 10.30 wib. Volume hujan debu tersebut terus meningkat memaksa warga menghindar. Sebagian warga yang belum keluar rumah memilih tetap di rumah. Sedangkan para pedagang, memilih tutup dan pulang. Begitu pula aktifitas belajar mengajar terpaksa dibubarkan dan memulangkan siswanya lebih awal.
Menurut salah seorang pemilik toko di seputaran Jalan Veteran Berastagi Nd Febria Br Perangin Angin kepada wartawan mengatakan bahwa dengan erupsi Gunung Sinabung sangat mengganggu aktifitasnya, sehingga harus menutup toko.
“Untuk apa kita buka (toko red), kalau dibuka pun tidak ada pembeli yang akan datang. Abu vulkanik yang menyembur terlebih disertai angin kencang dan suhu udara yang panas. Para pembeli pasti malas ke luar rumah,” ujarnya sembari membersihkan abu vuknanik yang menutupi kaki lima toko miliknya.
Hal senada dikatakan M Barus warga Kecamatan Barusjahe di pusat pasar Berastagi. Menurutnya, dirinya datang ke puspas (pusat pasar red) Berastagi untuk belanja keperluan sehari-hari, namun dengan adanya abu vulkanik ini kesehatanya merasa tergangu akibat menghirup abu vulkanik ini terlebih lebih lagi disertai dengan kencangnya angin dan udara yang panas. ”Saya tidak tahu kalau Sinabung bakal erupsi lagi dan mengarah ke Berastagi, kalau tadinya saya tahu pasti saya tidak jadi belanja,” ujarnya.
Kepala Sekolah SMPN I Berastagi, Sri Henny kepada wartawan, Senin (12/1) di ruang kerjanya mengatakan setiap ruangan dipenuhi abu vulkanik sehingga proses belajar mengajar terganggu, disamping menimbulkan dampak kesehatan bagi siswa.
“Mestinya siswa dipulangkan pukul 12.30 Wib, namun karena hujan abu siswa dipulangkan pukul 11.20 Wib lebih cepat dari jadwal biasanya. Khawatir kondisi lebih buruk bakal terjadi mau tidak mau pihak sekolah ambil inisiatif ini,” ungkapnya.
Menurutnya, pemulangan lebih cepat siswa ini telah dilaporkan ke Dinas Pendidikan Karo. Dan pihak Dinas Pendidikan mengizinkan sekolah bersangkutan pulangkan siswanya lebih cepat mengingat hujan abu vulkanik terjadi.
Sekretaris BPBD Karo Drs Jhonson Tarigan yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Senin (12/1) mengatakan bahwa tidak ada penambahan jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung pada Minggu dan Senin. Hanya saja akibat erupsi tersebut Kota Berastagi dan sekitarnya di selimuti abu vulkanik,” ujarnya.
Semburan debu vulkanik terlihat menyelimuti badan jalan, dan atap rumah warga. Begitu juga dengan pepohonan, bunga-bunga maupun tanaman para petani di seputaran Kecamatan Berastagi dan sekitarnya.
Sekira pukul 11.00 WIB tampak mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Karo dan agen air bersih Garuda menyiram seputar Jalan Veteran Berastagi.
Sementara itu informasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Sinabung di Simpang Empat, Balok Suriadi mengatakan tercatat beberapa kali mengalami guguran awan panas. Guguran awan panas terjadi pukul 01.45 Wib jarak luncuran 3500 meter arah selatan hembusan angin arah timur durasi 184 detik.
Pada pukul 03.42 Wib jarak luncuran 200 Meter arah selatan hembusan angin arah timur durasi 160 detik. Pukul 03.55 Wib jarak luncuran 3000 meter arah selatan hembusan angin arah timur durasi 142 detik. Pada pukul 09.44 Wib jarak luncuran 1000 meter arah tenggara hembusan angin arah timur durasi 130 detik. Pukul 10.19 Wib jarak luncuran 3500 meter arah selatan hembusan angin arah timur durasi 212 detik.
Sementara itu, antisipasi abu vulkanik yang berdampak menimbulkan penyakit ISPA, tim Tagana (Tanggap darurat bencanan) Kabupaten Karo turun ke jalan bagikan masker secara gratis ke masyarakat dan anak-anak sekolah.(mag-4/bd)