28 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Sejumlah Kawasan di Sumut Longsor, Hujan Diprediksi hingga Akhir Pekan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dampak hujan deras yang belakangan ini melanda Sumatera Utara, sejumlah kawasan di Provinsi Sumatera Utara terpantau mengalami bencana banjir dan longsor, Senin (11/1) sore hingga malam hari.

LONGSOR: Longsor terjadi di Desa Dolok dan Desa Onan Runggu III, Kabupaten Tapanuli Utara dampak hujan deras kemarin, sudah ditangani Dinas BMBK Sumut dan pemkab setempat, Selasa (12/1).
LONGSOR: Longsor terjadi di Desa Dolok dan Desa Onan Runggu III, Kabupaten Tapanuli Utara dampak hujan deras kemarin, sudah ditangani Dinas BMBK Sumut dan pemkab setempat, Selasa (12/1).

Informasi dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut dan Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Sumut, sejumlah kawasan yang terjadi longsor dan banjir yakni pada ruas Jalan Medan-Berastagi, Desa Dolok Matutung ruas jalan provinsi Pangaribuan-Garoga, Kabupaten Tapanuli Utara, Desa Onan Runggu III, Kecamatan Sipahutar ruas jalan provinsi Sipahutar-Aek Humbang, Kabupaten Taput, dan Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun.

Riadil Akhir Lubis, Plt Kepala BPBD Sumut mengungkapkan, belum ada laporan rinci dari kabupaten dan kota kepada pihaknya mengenai peristiwa bencana alam, pasca hujan deras melanda sejumlah kawasan di wilayah Sumut kemarin. “Belum ada dilaporkan dari kabupaten/kota. Tapi tadi pagi ada longsor pada ruas Medan-Berastagi,” ujarnya saat dikonfirmasi Sumut Pos via aplikasi WhatsApp, Selasa (12/1).

Iswahyudi selaku Kepala Bidang Perencanaan dan Evaluasi Dinas BMBK Sumut, mengatakan sesuai laporan yang diterima pihaknya, longsor tebing terjadi di Desa Dolok dan Desa Onan Runggu III. Longsor di kedua desa tersebut merupakan kewenangan Dinas BMBK, lantaran berada di ruas jalan milik Provinsi Sumut.

“Untuk longsor pada tebing di Desa Dolok Matutung ruas jalan provinsi Pangaribuan-Garoga, kami telah berkoordinasi dengan Pemkab Taput dan penanganan menggunakan alat excavator mereka. Adapun longsor kedua di Desa Onan Runggu III Kecamatan Sipahutar ruas jalan provinsi Sipahutar-Aek Humbang Kabupaten Taput, sudah dikoordinasikan dengan Pemkab Taput dan penanganan menggunakan loader pemkab setempat,” terangnya.

Akibat hujan deras kemarin pula, tiga jembatan di Kecamatan Panei, Simalungun mengalami kerusakan. Dua jembatan disebut dalam kondisi putus total. Pemkab setempat membuat jalan alternatif, agar warga tetap bisa beraktivitas menunggu perbaikan.

Adapun dua jembatan putus di Nagori (Desa) Janggir Leto dan Rawang Pardomuan Nauli itu akan diperbaiki secara total. Sedangkan jembatan di Nagori Parsaguan sesuai kebutuhan. Meski demikian, akses jalan antara Nagori Simpang Raya dengan Parsaguan Panei Tongah masih bisa dilalui kendaraan roda dua.

Disinggung mengenai peristiwa ini, Iswahyudi mengatakan bahwa untuk penanganan dampak bencana di daerah itu adalah kewenangan Pemkab Simalungun. “Ya, itu di Simalungun,” pungkasnya.

Hujan hingga Akhir Pekan

Terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memprediksi di kawasan Sumatera Utara (Sumut) dilanda hujan hingga akhir pekan ini. Hujan yang akan terjadi dengan intensitas sedang hingga lebat, bahkan disertai petir dan angin kencang.

Prakirawan Balai Besar BMKG Wilayah I Medan, Lestari Irene Purba menyampaikan, wilayah yang terdampak hujan sedang hingga lebat di antaranya Langkat, Binjai, Medan, Deli Serdang, Sergai, Humbahas, Samosir, Tapteng, Pakpak Bharat, Labuhanbatu, Asahan, Tanjungbalai, Labusel, Labura, dan Dairi. “Waspada hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang di sebagian wilayah lereng timur, pantai timur, dan pegunungan,” ujarnya, Selasa (12/1).

Disebutkan dia, wilayah yang diprakirakan terjadi hujan lebat disertai petir dan angin kencang, yaitu Labuhanbatu, Asahan, Tanjung Balai, Labusel, Labura, Batu Bara, Langkat, Deliserdang, Medan, dan Binjai.

Karena intensitas hujan mulai sering terjadi, perlu diwaspadai bencana banjir di daerah perkotaan. Masyarakat diimbau dapat menjaga lingkungan masing-masing agar air tidak tergenang dan menimbulkan banjir.

Selain itu, bencana longsor juga berpotensi terjadi, terutama yang tinggal di daerah lereng gunung. Longsor yang akan terjadi dengan tiga potensi, yakni rendah, sedang dan tinggi. “Kondisi cuaca tersebut dapat menyebabkan banjir, dan longsor sehingga perlu diwaspadai,” pungkasnya.

Berdasarkan informasi dari BMKG Deputi Bidang Meteorologi, kondisi cuaca pada periode ini akan didominasi dengan kondisi berawan hingga hujan ringan di sebagian wilayah Sumatera, Jawa bagian barat, Nusa Tenggara, Kalimantan bagian timur, Sulawesi bagian selatan, Nusa Tenggara bagian timur dan sebagian besar Maluku.

Hujan berintensitas ringan hingga sedang diprakirakan terdapat di beberapa wilayah Sumatera bagian utara, tengah dan timur, sebagian Banten, DKI Jakarta, Yogyakarta, sebagian Kalimantan bagian timur, sebagian Bali, NTB dan NTT, Sulawesi bagian utara, Maluku dan Papua bagian selatan.

Kemudian, potensi hujan lebat diprakirakan akan terdapat di wilayah Sumatera bagian utara, tengah dan timur, Kep. Riau, Kep. Bangka Belitung, sebagian Kalimantan bagian barat dan utara, Sebagian Sulawesi bagian barat dan selatan, Jawa bagian tengah dan timur, Bali, NTB dan NTT, sebagian Maluku Utara dan sebagian besar Papua.

Karenanya, masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dan lain-lain). Serta dampak yang dapat ditimbulkannya, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam satu minggu ke depan di wilayah.

Kondisi cuaca ekstrem kali ini dipengaruhi aktivitas Madden Julian Oscalliation (MJO) pada fase 3 (Indian Ocean) dan diprakirakan masih akan bertahan hingga satu minggu ke depan, namun dengan kecenderungan menuju kondisi netral. MJO merupakan gangguan awan, hujan, angin, dan tekanan udara yang melintasi kawasan tropis dan kembali ke titik awal dalam kurun waktu rata-rata 30 hingga 60 hari. MJO kerap digambarkan sebagai variabilitas iklim tropis interseasonal (bervariasi setiap minggunya).

Gelombang atmosfer Equatorial Rossby, Kelvin dan tipe Low Frequency diprakirakan akan cukup aktif terutama di wilayah Indonesia bagian barat, selatan dan timur, seperti di wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan bagian barat dan Papua hingga periode 12-18 Januari 2021. Angin di lapisan bawah bertiup dari Barat-Utara dengan kecepatan berkisar antara 5-35 knot, pola sirkulasi siklonik dan atau vorteks diprakirakan akan terbentuk di wilayah Samudera Hindia Barat Aceh, Utara Kalimantan, Selatan Jawa dan Australia bagian utara.

Kelembapan udara lapisan menengah cenderung basah (lebih dari 60%) pada periode 12-14 Januari 2021 di sebagian besar wilayah Indonesia, kondisi tersebut diprakirakan akan bertahan hingga periode 15-18 Januari 2021, terutama untuk sebagian besar wilayah Jawa, Kep. Bangka Belitung, Kalimantan bagian utara, Sulawesi bagian barat dan sebagian besar Papua. (prn/ris)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dampak hujan deras yang belakangan ini melanda Sumatera Utara, sejumlah kawasan di Provinsi Sumatera Utara terpantau mengalami bencana banjir dan longsor, Senin (11/1) sore hingga malam hari.

LONGSOR: Longsor terjadi di Desa Dolok dan Desa Onan Runggu III, Kabupaten Tapanuli Utara dampak hujan deras kemarin, sudah ditangani Dinas BMBK Sumut dan pemkab setempat, Selasa (12/1).
LONGSOR: Longsor terjadi di Desa Dolok dan Desa Onan Runggu III, Kabupaten Tapanuli Utara dampak hujan deras kemarin, sudah ditangani Dinas BMBK Sumut dan pemkab setempat, Selasa (12/1).

Informasi dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut dan Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Sumut, sejumlah kawasan yang terjadi longsor dan banjir yakni pada ruas Jalan Medan-Berastagi, Desa Dolok Matutung ruas jalan provinsi Pangaribuan-Garoga, Kabupaten Tapanuli Utara, Desa Onan Runggu III, Kecamatan Sipahutar ruas jalan provinsi Sipahutar-Aek Humbang, Kabupaten Taput, dan Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun.

Riadil Akhir Lubis, Plt Kepala BPBD Sumut mengungkapkan, belum ada laporan rinci dari kabupaten dan kota kepada pihaknya mengenai peristiwa bencana alam, pasca hujan deras melanda sejumlah kawasan di wilayah Sumut kemarin. “Belum ada dilaporkan dari kabupaten/kota. Tapi tadi pagi ada longsor pada ruas Medan-Berastagi,” ujarnya saat dikonfirmasi Sumut Pos via aplikasi WhatsApp, Selasa (12/1).

Iswahyudi selaku Kepala Bidang Perencanaan dan Evaluasi Dinas BMBK Sumut, mengatakan sesuai laporan yang diterima pihaknya, longsor tebing terjadi di Desa Dolok dan Desa Onan Runggu III. Longsor di kedua desa tersebut merupakan kewenangan Dinas BMBK, lantaran berada di ruas jalan milik Provinsi Sumut.

“Untuk longsor pada tebing di Desa Dolok Matutung ruas jalan provinsi Pangaribuan-Garoga, kami telah berkoordinasi dengan Pemkab Taput dan penanganan menggunakan alat excavator mereka. Adapun longsor kedua di Desa Onan Runggu III Kecamatan Sipahutar ruas jalan provinsi Sipahutar-Aek Humbang Kabupaten Taput, sudah dikoordinasikan dengan Pemkab Taput dan penanganan menggunakan loader pemkab setempat,” terangnya.

Akibat hujan deras kemarin pula, tiga jembatan di Kecamatan Panei, Simalungun mengalami kerusakan. Dua jembatan disebut dalam kondisi putus total. Pemkab setempat membuat jalan alternatif, agar warga tetap bisa beraktivitas menunggu perbaikan.

Adapun dua jembatan putus di Nagori (Desa) Janggir Leto dan Rawang Pardomuan Nauli itu akan diperbaiki secara total. Sedangkan jembatan di Nagori Parsaguan sesuai kebutuhan. Meski demikian, akses jalan antara Nagori Simpang Raya dengan Parsaguan Panei Tongah masih bisa dilalui kendaraan roda dua.

Disinggung mengenai peristiwa ini, Iswahyudi mengatakan bahwa untuk penanganan dampak bencana di daerah itu adalah kewenangan Pemkab Simalungun. “Ya, itu di Simalungun,” pungkasnya.

Hujan hingga Akhir Pekan

Terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memprediksi di kawasan Sumatera Utara (Sumut) dilanda hujan hingga akhir pekan ini. Hujan yang akan terjadi dengan intensitas sedang hingga lebat, bahkan disertai petir dan angin kencang.

Prakirawan Balai Besar BMKG Wilayah I Medan, Lestari Irene Purba menyampaikan, wilayah yang terdampak hujan sedang hingga lebat di antaranya Langkat, Binjai, Medan, Deli Serdang, Sergai, Humbahas, Samosir, Tapteng, Pakpak Bharat, Labuhanbatu, Asahan, Tanjungbalai, Labusel, Labura, dan Dairi. “Waspada hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang di sebagian wilayah lereng timur, pantai timur, dan pegunungan,” ujarnya, Selasa (12/1).

Disebutkan dia, wilayah yang diprakirakan terjadi hujan lebat disertai petir dan angin kencang, yaitu Labuhanbatu, Asahan, Tanjung Balai, Labusel, Labura, Batu Bara, Langkat, Deliserdang, Medan, dan Binjai.

Karena intensitas hujan mulai sering terjadi, perlu diwaspadai bencana banjir di daerah perkotaan. Masyarakat diimbau dapat menjaga lingkungan masing-masing agar air tidak tergenang dan menimbulkan banjir.

Selain itu, bencana longsor juga berpotensi terjadi, terutama yang tinggal di daerah lereng gunung. Longsor yang akan terjadi dengan tiga potensi, yakni rendah, sedang dan tinggi. “Kondisi cuaca tersebut dapat menyebabkan banjir, dan longsor sehingga perlu diwaspadai,” pungkasnya.

Berdasarkan informasi dari BMKG Deputi Bidang Meteorologi, kondisi cuaca pada periode ini akan didominasi dengan kondisi berawan hingga hujan ringan di sebagian wilayah Sumatera, Jawa bagian barat, Nusa Tenggara, Kalimantan bagian timur, Sulawesi bagian selatan, Nusa Tenggara bagian timur dan sebagian besar Maluku.

Hujan berintensitas ringan hingga sedang diprakirakan terdapat di beberapa wilayah Sumatera bagian utara, tengah dan timur, sebagian Banten, DKI Jakarta, Yogyakarta, sebagian Kalimantan bagian timur, sebagian Bali, NTB dan NTT, Sulawesi bagian utara, Maluku dan Papua bagian selatan.

Kemudian, potensi hujan lebat diprakirakan akan terdapat di wilayah Sumatera bagian utara, tengah dan timur, Kep. Riau, Kep. Bangka Belitung, sebagian Kalimantan bagian barat dan utara, Sebagian Sulawesi bagian barat dan selatan, Jawa bagian tengah dan timur, Bali, NTB dan NTT, sebagian Maluku Utara dan sebagian besar Papua.

Karenanya, masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dan lain-lain). Serta dampak yang dapat ditimbulkannya, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam satu minggu ke depan di wilayah.

Kondisi cuaca ekstrem kali ini dipengaruhi aktivitas Madden Julian Oscalliation (MJO) pada fase 3 (Indian Ocean) dan diprakirakan masih akan bertahan hingga satu minggu ke depan, namun dengan kecenderungan menuju kondisi netral. MJO merupakan gangguan awan, hujan, angin, dan tekanan udara yang melintasi kawasan tropis dan kembali ke titik awal dalam kurun waktu rata-rata 30 hingga 60 hari. MJO kerap digambarkan sebagai variabilitas iklim tropis interseasonal (bervariasi setiap minggunya).

Gelombang atmosfer Equatorial Rossby, Kelvin dan tipe Low Frequency diprakirakan akan cukup aktif terutama di wilayah Indonesia bagian barat, selatan dan timur, seperti di wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan bagian barat dan Papua hingga periode 12-18 Januari 2021. Angin di lapisan bawah bertiup dari Barat-Utara dengan kecepatan berkisar antara 5-35 knot, pola sirkulasi siklonik dan atau vorteks diprakirakan akan terbentuk di wilayah Samudera Hindia Barat Aceh, Utara Kalimantan, Selatan Jawa dan Australia bagian utara.

Kelembapan udara lapisan menengah cenderung basah (lebih dari 60%) pada periode 12-14 Januari 2021 di sebagian besar wilayah Indonesia, kondisi tersebut diprakirakan akan bertahan hingga periode 15-18 Januari 2021, terutama untuk sebagian besar wilayah Jawa, Kep. Bangka Belitung, Kalimantan bagian utara, Sulawesi bagian barat dan sebagian besar Papua. (prn/ris)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/