26.7 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Djarot: Dana Recehan Ini Modal Melawan Money Politics

Foto: Dame/Sumut Pos
Djarot Saiful Hidayat diberi jujung beras pir oleh Relawan Djasura (Djarot-Sihar untuk Sumut) di Villa Zeqita, Medan, Senin (12/2) malam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Djarot Saiful Hidayat tersenyum manis. Calon Gubernur Sumut nomor urut 2 yang diusung PDIP dan PPP ini berterimakasih untuk pemberian dana gotong-royong, yang spontan dikumpul saat deklarasi relawan Djasura (Djarot-Sihar untuk Sumut) di Villa Zeqita, Medan, Senin (12/2) malam.

“Terimakasih. Ini dana recehan yang kali kesekian kami terima dari para relawan. Kemarin, saya dan Pak Sihar (Sihar Sitorus, Red) juga menerima dana perjuangan satu kardus dari masyarakat Sibisa. Sebelumnya dari masyarakat di Tobasa, dan dari relawan lainnya. Dana recehan ini berguna sebagai modal melawan money politics. Bukan soal jumlahnya, tetapi keikhlasan dan semangatnya untuk membangun Sumut,” kata Djarot, sambil memegang bungkusan plastik berisi uang yang diserahkan Relawan Djasura.

Sebelum menerima dana gotong-royong itu, Djarot diberi jujung beras pir oleh Relawan Djasura. Yakni pemberian beras mejile ke kepala Djarot yang bermakna: tetap teguh dalam cita-cita membangun Sumut, oleh sosok yang layak memimpin Sumut.

Kata Djarot, dirinya dan pasangannya Sihar Sitorus, berterimakasih untuk dukungan yang diperoleh dari Relawan Djasura, dan masyarakat Sumut khususnya. “Kami mendapat banyak aspirasi dan masukan terkait keinginan dan harapan warga yang ingin Sumut bangkit kembali, setelah 10 tahun terpuruk dan tertinggal. Rakyat ingin gairah baru. Rakyat ingin Sumut jadi provinsi bersih dan mampu mengelola tata pemerintahan yang berpihak pada rakyat kecil, yang benar-benar menyejahterakan rakyat kecil dan bebas dari praktek dan KKN,” kata Djarot.

Orang-orang yang datang ke Sumut kerap berkata, Sumut itu artinya Semua Urusan Mesti Uang Tunai. Namun Djarot-Sihar ingin mengubah Sumut menjadi Semua Urusan Mudah dan Transparan.

“Dengan: Semua Urusan Mudah dan Transparan, kita akan mampu melepaskan dan memutus belenggu kemiskinan, belenggu kebodohan, dan belenggu premanisme serta keterbelakangan. Ini harus diputus. Djosss bertugas mengabdikan diri membangun jiwa dan semangat Sumut, supaya bangkit bergotong royong bergandengan tangan, bersatu padu untuk kebangkitan Sumut,” tegasnya.

Foto: Dame/Sumut Pos
Djarot Saiful Hidayat memegang dana gotong-royong yang dikumpulkan Relawan Djasura (Djarot-Sihar untuk Sumut) di Villa Zeqita, Medan, Senin (12/2) malam.

Djarot yang juga sempat menikmati cimpa, penganan khas Karo itu, lebih lanjut mengatakan, pengumpulan dana gotong-royong adalah tindakan yang benar. “Yang keliru itu bagi-bagi duit. Kalau ingin pemimpin bersih, kita harus melawan politik uang. Jangan jual masa depan Sumut dengan Rp50 ribu, Rp100 ribu, atau Rp500 ribu. Murah sekali. Money politics adalah salah satu sumber korupsi. Jadi maaf saudara-saudaraku, saya tidak bisa memberikan uang pada saudara. Kami hadir dengan niat tulus membangun Sumut, bukan mau menyogok,” cetusnya.

Ia menyatakan, Sumut membutuhkan pemimpin yang memberi teladan. Untuk itu, Djarot meminta relawan berjuang dengan ikhlas dan setia pada cita-cita. Tidak berhitung berapa tenaga yang dikeluarkan. “Jadilah relawan yang militan. Kalau tidak siap, jadi penonton saja sambil berdoa. Karena yang kita kerjakan bukan untuk Djoss, tapi untuk masa depan Sumut. Siaappp???” tantangnya.

“Siaaaap…!” balas relawan Djasura gegap gempita sembari bertepuk tangan penuh semangat.

“Ayok berjuang untuk menang. Berjuang jangan tanggung-tanggung,” balas Djarot, yang malam itu tidak didampingi pasangannya Sihar Sitorus.

Ia mengatakan Djoss yang telah berpengalaman bekerja di Jakarta, akan membangun pemerintahan Sumut yang anti pungli, anti premanisme, melindungi semua komunitas. Karena Djoss adalah milik warga apapun agama dan sukunya. “Jadi jangan golput. Datanglah ke TPS, dan tentukan pilihanmu. Jangan lupa ajak teman, saudara, dan tetangga,” katanya.

Foto: Dame/Sumut Pos
Relawan Djasura (Djarot-Sihar untuk Sumut) foto bersama di Villa Zeqita, Medan, Senin (12/2) malam.

Ketua Relawan Djasura Sumut, Hanna Bangun didampingi sejumlah penasehat Djasura, antara lain Liasta Karo-karo mengatakan, pihaknya akan mendorong warga Sumut khususnya pemilih awal, agar menggunakan hak pilihnya di TPS-TPS. “Hasil survey di Pilkada Sumut, partisipasi warga Sumut relative rendah. Hanya 48 persen. Bahkan di Pilkada Medan 2016 lalu, partisipasinya lebih rendah lagi, hanya 25 persen. Jadi kita akan fokus menggarap partisipasi pemilih agar menggunakan hak pilihnya. Kita kawal perhitungan suara mulai dari TPS,” kata Liasta.

Mereka optimis, kehadiran Djarot-Sihar membawa angin segar bagi warga Sumut yang selalu berharap perubahan Sumut kea rah yang lebih baik. ”Semua calon baik, tapi Djarot-Sihar yang terbaik untuk Sumut. Kita serahkan Sumut pada ahlinya,” kata mereka. (mea)

Foto: Dame/Sumut Pos
Djarot Saiful Hidayat diberi jujung beras pir oleh Relawan Djasura (Djarot-Sihar untuk Sumut) di Villa Zeqita, Medan, Senin (12/2) malam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Djarot Saiful Hidayat tersenyum manis. Calon Gubernur Sumut nomor urut 2 yang diusung PDIP dan PPP ini berterimakasih untuk pemberian dana gotong-royong, yang spontan dikumpul saat deklarasi relawan Djasura (Djarot-Sihar untuk Sumut) di Villa Zeqita, Medan, Senin (12/2) malam.

“Terimakasih. Ini dana recehan yang kali kesekian kami terima dari para relawan. Kemarin, saya dan Pak Sihar (Sihar Sitorus, Red) juga menerima dana perjuangan satu kardus dari masyarakat Sibisa. Sebelumnya dari masyarakat di Tobasa, dan dari relawan lainnya. Dana recehan ini berguna sebagai modal melawan money politics. Bukan soal jumlahnya, tetapi keikhlasan dan semangatnya untuk membangun Sumut,” kata Djarot, sambil memegang bungkusan plastik berisi uang yang diserahkan Relawan Djasura.

Sebelum menerima dana gotong-royong itu, Djarot diberi jujung beras pir oleh Relawan Djasura. Yakni pemberian beras mejile ke kepala Djarot yang bermakna: tetap teguh dalam cita-cita membangun Sumut, oleh sosok yang layak memimpin Sumut.

Kata Djarot, dirinya dan pasangannya Sihar Sitorus, berterimakasih untuk dukungan yang diperoleh dari Relawan Djasura, dan masyarakat Sumut khususnya. “Kami mendapat banyak aspirasi dan masukan terkait keinginan dan harapan warga yang ingin Sumut bangkit kembali, setelah 10 tahun terpuruk dan tertinggal. Rakyat ingin gairah baru. Rakyat ingin Sumut jadi provinsi bersih dan mampu mengelola tata pemerintahan yang berpihak pada rakyat kecil, yang benar-benar menyejahterakan rakyat kecil dan bebas dari praktek dan KKN,” kata Djarot.

Orang-orang yang datang ke Sumut kerap berkata, Sumut itu artinya Semua Urusan Mesti Uang Tunai. Namun Djarot-Sihar ingin mengubah Sumut menjadi Semua Urusan Mudah dan Transparan.

“Dengan: Semua Urusan Mudah dan Transparan, kita akan mampu melepaskan dan memutus belenggu kemiskinan, belenggu kebodohan, dan belenggu premanisme serta keterbelakangan. Ini harus diputus. Djosss bertugas mengabdikan diri membangun jiwa dan semangat Sumut, supaya bangkit bergotong royong bergandengan tangan, bersatu padu untuk kebangkitan Sumut,” tegasnya.

Foto: Dame/Sumut Pos
Djarot Saiful Hidayat memegang dana gotong-royong yang dikumpulkan Relawan Djasura (Djarot-Sihar untuk Sumut) di Villa Zeqita, Medan, Senin (12/2) malam.

Djarot yang juga sempat menikmati cimpa, penganan khas Karo itu, lebih lanjut mengatakan, pengumpulan dana gotong-royong adalah tindakan yang benar. “Yang keliru itu bagi-bagi duit. Kalau ingin pemimpin bersih, kita harus melawan politik uang. Jangan jual masa depan Sumut dengan Rp50 ribu, Rp100 ribu, atau Rp500 ribu. Murah sekali. Money politics adalah salah satu sumber korupsi. Jadi maaf saudara-saudaraku, saya tidak bisa memberikan uang pada saudara. Kami hadir dengan niat tulus membangun Sumut, bukan mau menyogok,” cetusnya.

Ia menyatakan, Sumut membutuhkan pemimpin yang memberi teladan. Untuk itu, Djarot meminta relawan berjuang dengan ikhlas dan setia pada cita-cita. Tidak berhitung berapa tenaga yang dikeluarkan. “Jadilah relawan yang militan. Kalau tidak siap, jadi penonton saja sambil berdoa. Karena yang kita kerjakan bukan untuk Djoss, tapi untuk masa depan Sumut. Siaappp???” tantangnya.

“Siaaaap…!” balas relawan Djasura gegap gempita sembari bertepuk tangan penuh semangat.

“Ayok berjuang untuk menang. Berjuang jangan tanggung-tanggung,” balas Djarot, yang malam itu tidak didampingi pasangannya Sihar Sitorus.

Ia mengatakan Djoss yang telah berpengalaman bekerja di Jakarta, akan membangun pemerintahan Sumut yang anti pungli, anti premanisme, melindungi semua komunitas. Karena Djoss adalah milik warga apapun agama dan sukunya. “Jadi jangan golput. Datanglah ke TPS, dan tentukan pilihanmu. Jangan lupa ajak teman, saudara, dan tetangga,” katanya.

Foto: Dame/Sumut Pos
Relawan Djasura (Djarot-Sihar untuk Sumut) foto bersama di Villa Zeqita, Medan, Senin (12/2) malam.

Ketua Relawan Djasura Sumut, Hanna Bangun didampingi sejumlah penasehat Djasura, antara lain Liasta Karo-karo mengatakan, pihaknya akan mendorong warga Sumut khususnya pemilih awal, agar menggunakan hak pilihnya di TPS-TPS. “Hasil survey di Pilkada Sumut, partisipasi warga Sumut relative rendah. Hanya 48 persen. Bahkan di Pilkada Medan 2016 lalu, partisipasinya lebih rendah lagi, hanya 25 persen. Jadi kita akan fokus menggarap partisipasi pemilih agar menggunakan hak pilihnya. Kita kawal perhitungan suara mulai dari TPS,” kata Liasta.

Mereka optimis, kehadiran Djarot-Sihar membawa angin segar bagi warga Sumut yang selalu berharap perubahan Sumut kea rah yang lebih baik. ”Semua calon baik, tapi Djarot-Sihar yang terbaik untuk Sumut. Kita serahkan Sumut pada ahlinya,” kata mereka. (mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/