26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Warga Kutalimbaru Ramai-ramai Mengungsi

Foto: Metro Karo/SMG Aparat TNI mengevakuasi petani yang bandel ingin masuk ke Desa Gurukinayan Karo. Erupsi Gunung Sinabung masih membahayakan.
Foto: Metro Karo/SMG
Aparat TNI mengevakuasi petani yang bandel ingin masuk ke Desa Gurukinayan Karo. Erupsi Gunung Sinabung masih membahayakan.

SUMUTPOS.CO – warga Dusun XI Sumbekan II, Desa Sukamakmur, Kec. Kutalimbaru, Deliserdang harus meninggalkan rumah, tanaman dan hewan peliharaan mereka, karena tak tahan dengan abu vulkanik Gunung Sinabung yang terus-menerus menimpa kediaman mereka.

Mereka mengungsi ke Dusun V Taburen, Desa Sukamakmur Kutalimbaru. Sebagian sudah berada di Dusun V Taburen sejak Kamis (9/10) mulai pukul 18.00 WIB, dan sebagian lagi tiba di dusun tersebut menjelang tengah malam.

Kepala Dusun V Taburen, Dasar Surbakti, di Posko Pengungsian, Jambur Dusun V mengatakan, saat ini ada 24 KK berjumlah 60 jiwa yang berada di Dusun V Taburen. Di antaranya, balita 7 orang, lansia 1 orang dan anak sekolah 4 orang.

“Muspika Kutalimbaru tadi malam sudah datang ke posko. Saat ini muspika turun ke Dusun XI Sumbekan II bersama Kepala Desa Sukamakmur Marhen Tarigan dan Kepala Dusun XI Robin Surbakti datang untuk melihat secara langsung keadaan Dusun XI,” kata Dasar.

Kepala Dinas Sosial Kab. Deliserdang melalui Kabid Pelayanan Sosial, Darwin Surbakti SE MA kepada wartawan ini di posko pengungsian mengatakan telah mendirikan shelter pengungsi, pendirian dapur umum lapangan dan pos kesehatan. “Hingga saat ini pengungsi belum ada yang mengeluhkan sesuatu, kecuali batuk-batuk namun sudah mendapat pelayanan kesehatan dari petugas Puskesmas Kutalimbaru yang tetap stand by di Posko,” kata Darwin yang juga Kepala Tanggap Gawat Bencana (Tagana) Kab Deliserdang.

Petugas dari Puskesmas Kutalimbaru menyatakan, para pengungsi umumnya mengalami gangguan pada pernafasan dan maag akibat trauma. “Yang mengalami gangguan pernafasan pada umumnya orang dewasa,” ujar petugas.

Arifin Barus (50) dan Samarian br Perangin-angin (50), pengungsi saat berada di posko menyatakan, mereka sudah tidak sanggup bertahan di kampungnya. Semburan erupsi Gunung Sinabung paling parah melanda kampung mereka terjadi Minggu lalu (5/10) bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha.

Walaupun kami tetap bertahan di kampung kami, sudah tidak bisa lagi bekerja akibat debu vulkanik setebal 5 cm menutupi tanaman dan atap rumah mereka. “Kami sudah mencoba bertahan di dalam rumah, tapi abu semakin tebal sehingga tidak mungkin lagi kami pertahankan tinggal di rumah kami. Kalau tidak turun hujan, sudah jelas tanaman sayuran maupun kopi di kebun pasti akan mati,” aku Barus.

Selama berada di Posko Pengungsian, kata Arifin Barus, kebutuhan mereka semua tercukupi. Tidak ada yang kurang. “Pelayanan dari Dinas Sosial Deliserdang berjalan lancar dan bagus,” aku Arifin.

Sementara, di Puskesmas Pancurbatu dibuka posko siaga. Posko untuk mempermudah warga yang membutuhkan bantuan. Posko juga memberikan pelayanan bagi warga yang membutuhkan pengaman seperti masker.

Kepala Puskesmas Pancurbatu, dr Tetty R Keliat ketika dikomfirmasi mengatakan, warga bisa memperoleh masker untuk menjaga kesehatan agar tidak tidak terhirup debu dari letusan gunung sinabung.

“Posko sudah kita buka, ini kita lakukan untuk menambah pelayanan bagi warga yang membutuhkan, apalagi debu erupsi Sinabung yang terbawa angin sampai ke wilayah Pancurbatu sekitarnya. Kita juga sudah bagikan masker kepada masyarakat yang membutuhkan dan kita juga berharap, agar masyarakat lebih meningkatkan kesehatanya.Untuk didesa-desa, melalui bidan desa kita juga sarankan untuk membagikan masker,” ucap Tetty.

Pantauan wartawan dalam tiga hari terakhir ada beberapa Kecamatan di Deliserdang yang terserang abu vulkanik terutama wilayah Kec Pancurbatu, Sibolangit, Namorambe, Kutalimbaru dan Biru Biru. (cr-2/nit/riz/smg)

Foto: Metro Karo/SMG Aparat TNI mengevakuasi petani yang bandel ingin masuk ke Desa Gurukinayan Karo. Erupsi Gunung Sinabung masih membahayakan.
Foto: Metro Karo/SMG
Aparat TNI mengevakuasi petani yang bandel ingin masuk ke Desa Gurukinayan Karo. Erupsi Gunung Sinabung masih membahayakan.

SUMUTPOS.CO – warga Dusun XI Sumbekan II, Desa Sukamakmur, Kec. Kutalimbaru, Deliserdang harus meninggalkan rumah, tanaman dan hewan peliharaan mereka, karena tak tahan dengan abu vulkanik Gunung Sinabung yang terus-menerus menimpa kediaman mereka.

Mereka mengungsi ke Dusun V Taburen, Desa Sukamakmur Kutalimbaru. Sebagian sudah berada di Dusun V Taburen sejak Kamis (9/10) mulai pukul 18.00 WIB, dan sebagian lagi tiba di dusun tersebut menjelang tengah malam.

Kepala Dusun V Taburen, Dasar Surbakti, di Posko Pengungsian, Jambur Dusun V mengatakan, saat ini ada 24 KK berjumlah 60 jiwa yang berada di Dusun V Taburen. Di antaranya, balita 7 orang, lansia 1 orang dan anak sekolah 4 orang.

“Muspika Kutalimbaru tadi malam sudah datang ke posko. Saat ini muspika turun ke Dusun XI Sumbekan II bersama Kepala Desa Sukamakmur Marhen Tarigan dan Kepala Dusun XI Robin Surbakti datang untuk melihat secara langsung keadaan Dusun XI,” kata Dasar.

Kepala Dinas Sosial Kab. Deliserdang melalui Kabid Pelayanan Sosial, Darwin Surbakti SE MA kepada wartawan ini di posko pengungsian mengatakan telah mendirikan shelter pengungsi, pendirian dapur umum lapangan dan pos kesehatan. “Hingga saat ini pengungsi belum ada yang mengeluhkan sesuatu, kecuali batuk-batuk namun sudah mendapat pelayanan kesehatan dari petugas Puskesmas Kutalimbaru yang tetap stand by di Posko,” kata Darwin yang juga Kepala Tanggap Gawat Bencana (Tagana) Kab Deliserdang.

Petugas dari Puskesmas Kutalimbaru menyatakan, para pengungsi umumnya mengalami gangguan pada pernafasan dan maag akibat trauma. “Yang mengalami gangguan pernafasan pada umumnya orang dewasa,” ujar petugas.

Arifin Barus (50) dan Samarian br Perangin-angin (50), pengungsi saat berada di posko menyatakan, mereka sudah tidak sanggup bertahan di kampungnya. Semburan erupsi Gunung Sinabung paling parah melanda kampung mereka terjadi Minggu lalu (5/10) bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha.

Walaupun kami tetap bertahan di kampung kami, sudah tidak bisa lagi bekerja akibat debu vulkanik setebal 5 cm menutupi tanaman dan atap rumah mereka. “Kami sudah mencoba bertahan di dalam rumah, tapi abu semakin tebal sehingga tidak mungkin lagi kami pertahankan tinggal di rumah kami. Kalau tidak turun hujan, sudah jelas tanaman sayuran maupun kopi di kebun pasti akan mati,” aku Barus.

Selama berada di Posko Pengungsian, kata Arifin Barus, kebutuhan mereka semua tercukupi. Tidak ada yang kurang. “Pelayanan dari Dinas Sosial Deliserdang berjalan lancar dan bagus,” aku Arifin.

Sementara, di Puskesmas Pancurbatu dibuka posko siaga. Posko untuk mempermudah warga yang membutuhkan bantuan. Posko juga memberikan pelayanan bagi warga yang membutuhkan pengaman seperti masker.

Kepala Puskesmas Pancurbatu, dr Tetty R Keliat ketika dikomfirmasi mengatakan, warga bisa memperoleh masker untuk menjaga kesehatan agar tidak tidak terhirup debu dari letusan gunung sinabung.

“Posko sudah kita buka, ini kita lakukan untuk menambah pelayanan bagi warga yang membutuhkan, apalagi debu erupsi Sinabung yang terbawa angin sampai ke wilayah Pancurbatu sekitarnya. Kita juga sudah bagikan masker kepada masyarakat yang membutuhkan dan kita juga berharap, agar masyarakat lebih meningkatkan kesehatanya.Untuk didesa-desa, melalui bidan desa kita juga sarankan untuk membagikan masker,” ucap Tetty.

Pantauan wartawan dalam tiga hari terakhir ada beberapa Kecamatan di Deliserdang yang terserang abu vulkanik terutama wilayah Kec Pancurbatu, Sibolangit, Namorambe, Kutalimbaru dan Biru Biru. (cr-2/nit/riz/smg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/