27 C
Medan
Thursday, October 10, 2024
spot_img

Pemkab Dairi Intensifikasi dan Ekstensifikasi Kopi

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi, terus meningkatkan luas lahan dan produksi kopi. Hal ini bertujuan untuk mengembalikan kejayaan kopi Sidikalang.

Kepala Dinas Komunikasi Informatika, Anggara Sinurat, Jumat (13/10/2023) menerangkan, dalam upaya peningkatan lahan dan produksi kopi, Bupati Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu mengambil langkah strategis, yaitu intensifikasi dan ekstensifikasi kopi.

Intensifikasi kopi merupakan upaya meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman serta meningkatkan produktivitas tanah.

“Hal ini telah dilakukan untuk mendukung strategi intensifikasi kopi yakni penyediaan sarana produksi pertanian berupa pupuk, pestisida dan alat mesin pertanian (alsintan) yang bersumber dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN maupun pihak swasta,” ujarnya.

Dijelaskanny, Pemkab Dairi juga melakukan training of trainer (TOT) dan pendampingan budidaya kopi melalui kerja sama dengan Bank Indonesia untuk membina empat kelompok tani di 2 demplot.

Selanjutnya, kerja sama dengan Louis Dreyfus Company (LDC) untuk membina 901 petani dan kerja sama dengan Hanns R. Neuman Stiftung (HRNS) untuk membina 3.000 petani dan 20 orang penyuluh pertanian lapangan (PPL).

Pemkab Dairi juga kerja sama dengan PT Pusri Agro Lestari (PAL) untuk membina 4 kelompok, kerja sama dengan Polbangtan Kementerian RI untuk membina 1 desa mitra di Parbuluan IV kelompok tani Pahottas.

Pembinaan kepada 32 penyuluh pertanian lapangan serta melakukan bimbingan good agriculture practice (GAP) di lima kecamatan dengan jumlah peserta sebanyak 1.112 orang yang bersumber dari dana APBD.

Pendampingan dan pembinaan petani kopi melalui PPL di lapangan serta program Desa Devisa bekerjasama dengan lembaga pembiayaan eksport Indonesia (LPEI), mulai dari budidaya, pengolahan sampai dengan pemasaran.

Selanjutnya, melakukan program ekstensifikasi kopi melalui penetapan sentra Kopi Arabika yang terdapat di Kecamatan Parbuluan, Sitinjo, Sumbul, Sidikalang, Siempat Nempu Hulu, Pegagan Hilir dan sentra Kopi Robusta di Kecamatan Pegagan Hilir, Berampu, Lae Parira, Siempat Nempu, Silima Pungga-Pungga, Siempat Nempu Hilir.

Melalui Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP), juga menyediakan sarana produksi komoditi kopi guna membantu petani dalam menanam hingga memanen hasil kopinya.

Penyediaan sarana produksi yang bersumber dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten, antara lain pulper untuk pengolahan cherry menjadi gabah, huller untuk pengolahan dari gabah ke green bean, solar dryer sebagai rumah pengering, serta alat pelobang tanam kopi.

Dan ditargetkan tahun 2019-2024, tanaman kopi baru sebanyak 5.000 hektar melalui penyediaan bibit bersertifikat bersumber dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten serta menjalin kerja sama pola kemitraan dan penyediaan skema Kur Klaster, ungkap Anggara.

Data sampai akhir tahun 2022, luas tanaman kopi baru sebanyak 1.756,64 hektare. Sementara, untuk tahun 2023 ini, sudah ada penambahan perluasan sebesar 100 ha untuk kopi Arabica.

Dengan rincian di Kecamatan Gunung Sitember 20 H, Parbuluan 30 H, Sidikalang 20 H dan Pegagan Hilir 30 H.

hektare di Kecamatan Parbuluan, 20 ha di Kecamatan Sidikalang, dan 30 ha di Kecamatan Pegagan Hilir.

Guna mensuskeskan program KUR Klaster dan membantu petani dalam hal permodalan. Pemkab Dairi juga menjalin kerja sama dengan PT Bank Sumut.

Di tahun 2022, sebanyak 26 petani kopi telah ikut program KUR Klaster dengan luas lahan 18,5 H dengan total pinjaman Rp518 juta, ungkap Anggara. (rud/ram)

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi, terus meningkatkan luas lahan dan produksi kopi. Hal ini bertujuan untuk mengembalikan kejayaan kopi Sidikalang.

Kepala Dinas Komunikasi Informatika, Anggara Sinurat, Jumat (13/10/2023) menerangkan, dalam upaya peningkatan lahan dan produksi kopi, Bupati Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu mengambil langkah strategis, yaitu intensifikasi dan ekstensifikasi kopi.

Intensifikasi kopi merupakan upaya meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman serta meningkatkan produktivitas tanah.

“Hal ini telah dilakukan untuk mendukung strategi intensifikasi kopi yakni penyediaan sarana produksi pertanian berupa pupuk, pestisida dan alat mesin pertanian (alsintan) yang bersumber dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN maupun pihak swasta,” ujarnya.

Dijelaskanny, Pemkab Dairi juga melakukan training of trainer (TOT) dan pendampingan budidaya kopi melalui kerja sama dengan Bank Indonesia untuk membina empat kelompok tani di 2 demplot.

Selanjutnya, kerja sama dengan Louis Dreyfus Company (LDC) untuk membina 901 petani dan kerja sama dengan Hanns R. Neuman Stiftung (HRNS) untuk membina 3.000 petani dan 20 orang penyuluh pertanian lapangan (PPL).

Pemkab Dairi juga kerja sama dengan PT Pusri Agro Lestari (PAL) untuk membina 4 kelompok, kerja sama dengan Polbangtan Kementerian RI untuk membina 1 desa mitra di Parbuluan IV kelompok tani Pahottas.

Pembinaan kepada 32 penyuluh pertanian lapangan serta melakukan bimbingan good agriculture practice (GAP) di lima kecamatan dengan jumlah peserta sebanyak 1.112 orang yang bersumber dari dana APBD.

Pendampingan dan pembinaan petani kopi melalui PPL di lapangan serta program Desa Devisa bekerjasama dengan lembaga pembiayaan eksport Indonesia (LPEI), mulai dari budidaya, pengolahan sampai dengan pemasaran.

Selanjutnya, melakukan program ekstensifikasi kopi melalui penetapan sentra Kopi Arabika yang terdapat di Kecamatan Parbuluan, Sitinjo, Sumbul, Sidikalang, Siempat Nempu Hulu, Pegagan Hilir dan sentra Kopi Robusta di Kecamatan Pegagan Hilir, Berampu, Lae Parira, Siempat Nempu, Silima Pungga-Pungga, Siempat Nempu Hilir.

Melalui Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP), juga menyediakan sarana produksi komoditi kopi guna membantu petani dalam menanam hingga memanen hasil kopinya.

Penyediaan sarana produksi yang bersumber dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten, antara lain pulper untuk pengolahan cherry menjadi gabah, huller untuk pengolahan dari gabah ke green bean, solar dryer sebagai rumah pengering, serta alat pelobang tanam kopi.

Dan ditargetkan tahun 2019-2024, tanaman kopi baru sebanyak 5.000 hektar melalui penyediaan bibit bersertifikat bersumber dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten serta menjalin kerja sama pola kemitraan dan penyediaan skema Kur Klaster, ungkap Anggara.

Data sampai akhir tahun 2022, luas tanaman kopi baru sebanyak 1.756,64 hektare. Sementara, untuk tahun 2023 ini, sudah ada penambahan perluasan sebesar 100 ha untuk kopi Arabica.

Dengan rincian di Kecamatan Gunung Sitember 20 H, Parbuluan 30 H, Sidikalang 20 H dan Pegagan Hilir 30 H.

hektare di Kecamatan Parbuluan, 20 ha di Kecamatan Sidikalang, dan 30 ha di Kecamatan Pegagan Hilir.

Guna mensuskeskan program KUR Klaster dan membantu petani dalam hal permodalan. Pemkab Dairi juga menjalin kerja sama dengan PT Bank Sumut.

Di tahun 2022, sebanyak 26 petani kopi telah ikut program KUR Klaster dengan luas lahan 18,5 H dengan total pinjaman Rp518 juta, ungkap Anggara. (rud/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/