30 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Anak Terus Memanggil Ayah, Keluarga Bingung

Densus 88-Ilustrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.COSudah hampir sepekan, SAT, seorang warga Sidempuan ditangkap Densus 88 AT, diduga terkait jaringan teror. Tapi, hingga kini informasi apapun belum diberikan pihak Densus maupun Poldasu. Keluarga pun bingung harus mengadu dan bertanya kepada siapa soal nasib anaknya.

“Saya sebagai orangtua juga bingung mau mengadu ke mana. Bagaimana nasib anak saya. Dan yang paling membuat saya semakin sedih. Cucu (anak terduga) saya setiap hari terus memanggil ayahnya,” kata SB, orangtua SAT, saat ditemui Minggu (12/11).

Pertemuan dengan SB memang tanpa sengaja. Pria yang berprofesi sebagai guru ini, dijumpai di lopo (kedai kopi) di Kampung Teleng, Kel Wek III, Kec Sidimpuan Utara.

Japari, Kepala Lingkungan I setempat pun, berinisiatif untuk mempertemukan Posmetro Medan dengan SB. Japari khawatir berkomentar terlalu banyak soal penangkapan salah seorang warganya oleh Detasemen Khusus 88 Anti Teror dan Polda Sumut, menjelang petang Selasa 7 November 2017 kemarin.

“Saya takut komentar dan menjelaskannya. Soalnya saya baru dipanggil saat mereka (petugas) mau memeriksa rumah bapak ini,” ungkap Japari yang mengajak SB untuk duduk dan bercerita.

Kata Japari, SAT dibawa sekitar 10 orang petugas tanpa seragam yang mengaku dari pusat (Jakarta). Ia dilibatkan ketika petugas memintanya untuk menyaksikan penggeledahan di dalam rumah SAT.

“Saya yang menyaksikan saat digeledah petugas, yang dibawa hanya handphone dan sejumlah kartu (sim card). Jadi tidak ada yang lainnya, seperti laptop atau benda-benda yang dicari. Jadi hanya handphone dan kartu saja,” tegasnya.

Saat penggeledahan, katanya, ia ditunjukkan oleh salah seorang petugas sebuah gambar senjata, dan itu yang dicari. Namun kenyataannya, apa yang dicari petugas seperti kasus teror kebanyakan sama sekali tidak ada ditemukan.

“Dan saat saya ke rumah si SAT, dia sudah dibawa dan saya juga tidak tahu. Yang pasti, apa yang dicari petugas, katanya ada senjata, rompi dan benda-benda berbahaya lainnya sama sekali tidak ada ditemukan,” sebutnya dan sebelumnya sempat mencurigai keberadaan Tim Densus 88 yang melakukan penyelidikan di lingkungannya.

Densus 88-Ilustrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.COSudah hampir sepekan, SAT, seorang warga Sidempuan ditangkap Densus 88 AT, diduga terkait jaringan teror. Tapi, hingga kini informasi apapun belum diberikan pihak Densus maupun Poldasu. Keluarga pun bingung harus mengadu dan bertanya kepada siapa soal nasib anaknya.

“Saya sebagai orangtua juga bingung mau mengadu ke mana. Bagaimana nasib anak saya. Dan yang paling membuat saya semakin sedih. Cucu (anak terduga) saya setiap hari terus memanggil ayahnya,” kata SB, orangtua SAT, saat ditemui Minggu (12/11).

Pertemuan dengan SB memang tanpa sengaja. Pria yang berprofesi sebagai guru ini, dijumpai di lopo (kedai kopi) di Kampung Teleng, Kel Wek III, Kec Sidimpuan Utara.

Japari, Kepala Lingkungan I setempat pun, berinisiatif untuk mempertemukan Posmetro Medan dengan SB. Japari khawatir berkomentar terlalu banyak soal penangkapan salah seorang warganya oleh Detasemen Khusus 88 Anti Teror dan Polda Sumut, menjelang petang Selasa 7 November 2017 kemarin.

“Saya takut komentar dan menjelaskannya. Soalnya saya baru dipanggil saat mereka (petugas) mau memeriksa rumah bapak ini,” ungkap Japari yang mengajak SB untuk duduk dan bercerita.

Kata Japari, SAT dibawa sekitar 10 orang petugas tanpa seragam yang mengaku dari pusat (Jakarta). Ia dilibatkan ketika petugas memintanya untuk menyaksikan penggeledahan di dalam rumah SAT.

“Saya yang menyaksikan saat digeledah petugas, yang dibawa hanya handphone dan sejumlah kartu (sim card). Jadi tidak ada yang lainnya, seperti laptop atau benda-benda yang dicari. Jadi hanya handphone dan kartu saja,” tegasnya.

Saat penggeledahan, katanya, ia ditunjukkan oleh salah seorang petugas sebuah gambar senjata, dan itu yang dicari. Namun kenyataannya, apa yang dicari petugas seperti kasus teror kebanyakan sama sekali tidak ada ditemukan.

“Dan saat saya ke rumah si SAT, dia sudah dibawa dan saya juga tidak tahu. Yang pasti, apa yang dicari petugas, katanya ada senjata, rompi dan benda-benda berbahaya lainnya sama sekali tidak ada ditemukan,” sebutnya dan sebelumnya sempat mencurigai keberadaan Tim Densus 88 yang melakukan penyelidikan di lingkungannya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/