25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Abaikan Prokes, Pasar Monza Berastagi Mulai Ramai

KARO, SUMUTPOS.CO – Setelah sempat sepi akibat pandemi Covid-19, aktivitas di Pusat Pasar Berastagi tepatnya di Terminal Berastagi yang menjual pakaian bekas (monza), depan Kantor Dinas Pasar Berastagi, mulai dipadati para pengunjung dan pedagang, Kamis (12/11).

RAMAI: Aktivitas jual-beli mulai terlihat ramai di Pusat Pasar Berastagi, tepatnya di Terminal Berastagi, Kabupaten Karo, Kamis (12/11).SOLIDEO/SUMUT POS.
RAMAI: Aktivitas jual-beli mulai terlihat ramai di Pusat Pasar Berastagi, tepatnya di Terminal Berastagi, Kabupaten Karo, Kamis (12/11).SOLIDEO/SUMUT POS.

Pantauan wartawan di lokasi, hampir semua pedagang mulai membuka lapaknya, dan pengunjung sudah terlihat ramai melihat dan memilih pakaian di masing-masing lapak. Namun kesadaran pembeli dan penjual untuk penerapan protokol kesehatan (prokes), masih sangat rendah, dan terkesan abai. Pasalnya banyak yang tidak menggunakan masker, apalagi menjaga jarak saat sedang memilih pakaian. Hanya ditemukan satu sampai 2 orang saja yang menggunakan masker.

Seorang pengunjung, Rina br Tarigan (15), seorang pelajar SMA, mengaku sudah berani ke pasar karena lelah di rumah terus. Dia pun mengaku tahu kasus positif Covid-19 di Kabupaten Karo terus meningkat.

“Yang pentingkan pemerintah sudah mengizinkan. Kita kan memasuki tahap new normal atau tatanan kehidupan baru. Jadi intinya, tetap jaga kesehatan diri sendiri. Kalau sebelumnya saya takut pergi ke pasar, namun sekarang karena keadaan sudah memperbolehkan, ya saya berani keluar. Yang penting baik rekan maupun keluarga, saling mengingatkan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan ke manapun melangkah,” ungkap Rina.

Sementara itu, seorang pedagang yang ditemui di lokasi pasar, R br Tarigan mengaku, selama pandemi Covid-19 dia tetap jualan, meski penjualan turun drastis. Tapi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dia tetap harus berjualan.

“Karena saya punya stok barang yang bisa dijual, jadi untuk biaya hidup, virus corona bukan penghalang. Karena ini mata pencarian kami para pedagang. Meski kami akui, pembeli sangat minim. Namun demikian, kami juga tetap menjaga kesehatan dan kewaspadaan, mulai dari menghindari kontak fisik dengan pembeli, menjaga jarak antar pedagang, dan selalu menggunakan masker saat berjualan,” pungkasnya. (deo/saz)

KARO, SUMUTPOS.CO – Setelah sempat sepi akibat pandemi Covid-19, aktivitas di Pusat Pasar Berastagi tepatnya di Terminal Berastagi yang menjual pakaian bekas (monza), depan Kantor Dinas Pasar Berastagi, mulai dipadati para pengunjung dan pedagang, Kamis (12/11).

RAMAI: Aktivitas jual-beli mulai terlihat ramai di Pusat Pasar Berastagi, tepatnya di Terminal Berastagi, Kabupaten Karo, Kamis (12/11).SOLIDEO/SUMUT POS.
RAMAI: Aktivitas jual-beli mulai terlihat ramai di Pusat Pasar Berastagi, tepatnya di Terminal Berastagi, Kabupaten Karo, Kamis (12/11).SOLIDEO/SUMUT POS.

Pantauan wartawan di lokasi, hampir semua pedagang mulai membuka lapaknya, dan pengunjung sudah terlihat ramai melihat dan memilih pakaian di masing-masing lapak. Namun kesadaran pembeli dan penjual untuk penerapan protokol kesehatan (prokes), masih sangat rendah, dan terkesan abai. Pasalnya banyak yang tidak menggunakan masker, apalagi menjaga jarak saat sedang memilih pakaian. Hanya ditemukan satu sampai 2 orang saja yang menggunakan masker.

Seorang pengunjung, Rina br Tarigan (15), seorang pelajar SMA, mengaku sudah berani ke pasar karena lelah di rumah terus. Dia pun mengaku tahu kasus positif Covid-19 di Kabupaten Karo terus meningkat.

“Yang pentingkan pemerintah sudah mengizinkan. Kita kan memasuki tahap new normal atau tatanan kehidupan baru. Jadi intinya, tetap jaga kesehatan diri sendiri. Kalau sebelumnya saya takut pergi ke pasar, namun sekarang karena keadaan sudah memperbolehkan, ya saya berani keluar. Yang penting baik rekan maupun keluarga, saling mengingatkan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan ke manapun melangkah,” ungkap Rina.

Sementara itu, seorang pedagang yang ditemui di lokasi pasar, R br Tarigan mengaku, selama pandemi Covid-19 dia tetap jualan, meski penjualan turun drastis. Tapi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dia tetap harus berjualan.

“Karena saya punya stok barang yang bisa dijual, jadi untuk biaya hidup, virus corona bukan penghalang. Karena ini mata pencarian kami para pedagang. Meski kami akui, pembeli sangat minim. Namun demikian, kami juga tetap menjaga kesehatan dan kewaspadaan, mulai dari menghindari kontak fisik dengan pembeli, menjaga jarak antar pedagang, dan selalu menggunakan masker saat berjualan,” pungkasnya. (deo/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/