25.6 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Rumah Ambruk, Program Bedah Rumah tak Berjalan

Mengunjungi Warga Penerima Bantuan Bedah Rumah

Setelah peletakan batu pertama tahun lalu, pasangan Abu Bakar Siddik (39) dan istrinya Nurmalia br Hutapea (38) tersenyum saat dipilih sebagai penerima bantuan program bedah rumah tak layak. Kini, senyuman itu pudar akibat rumahnya ambruk.

BATARA S TAMPUBOLON-DELISERDANG

DISAMBANGI di rumahnya, yang berukuran 6×7 meter di Dusun III, Desa Dagang Klambir, Kecamatan Tanjung Morawa, kondisi rumah milik Abu Bakar belum juga ada perubahan. Masih sediakala ketika dibangun oleh orangtuanya.

Ketika dilihat, Kamis (12/1) rumah milik Abu Bakar tampak ringkeh karena dinding terbuat dari tepas dan perlahan mulai ambruk akibat lapuk. Karena kondisi rumah tersebut, bapak empat anak yang bekerja sebagai buruh pabrik tersebut hanya berkeinginan janji pemerintah memberikan bantuan pembangunan rumah melalui program bedah rumah segera dilaksanakan.

Pada 30 Juli 2011 lalu, Bupati Deli Serdang Amri Tambunan bersama Yayasan Buddha Tzu Chi menyerahkan bantuan untuk rehab rumah warga sebesar Rp1,2 miliar. Bantuan itu akan dimanfaatkan untuk membangun puluhan rumah di Deli Serdang.

Dalam menepati janji itu, Amri Tambunan meletakkan batu pertama pondasi bangunan rumah tidak layak di rumah Abu Bakar Siddik, dan saat itu disaksikan sejumlah pejabat di Pemkab Deli Serdang. Uniknya, setelah lima bulan dilakukan peletakan batu pertama, hingga kini pembangunan belum juga terealisasi.
“Saya pikir peletakan batu pertama menandakan pelaksanan rehab bangunan rumah saya, tapi ternyata tidak. Hingga kini bangunan belum juga terlaksana,” ucap Abu Bakar.

Akibat janji yang tidak terwujud dan ditambah kondisi rumah sudah rusak parah, serta tidak bisa di tempati lagi. Kini, keluarga Abu  Bakar terpaksa menumpang rumah milik perusahaan tempat orangtuanya dahulu bekerja. Tapi, sebagai penggantinya Abu Bakar harus jaga malam.
“Inilah sebagai penambah keuangan,  saya jualan di pabrik ini. Kami numpang sementara saja. Kalau pabriknya selesai dibangun, kami harus keluar. Tapi mau pindah kemana iya, soalnya rumah kami sudah ambruk,”kata Nurmalia.

Kadis Infokom Pemkab Deliserdang, Neken Ketaren mengakui tidak mengetahui dimana dana pemberian yayasan Buddha Tzu Chi. Bahkan, dia heran akibat tidak jelasnya kemana aliran dana pemberian yayasan tersebut.
Program bedah rumah tersebut yang dilakukan Pemkab Deliserdang ada sebanyak 500 unit rumah yang tidak layak huni menjadi layak huni, seluruh pembangunannya dilakukan pihak ketiga seperti Yayasan Buddha Tzu Chi, ada beberapa pihak ketiga lainnya yang memberi bantuan.

Camat Tanjung Morawa, ZA Hutagulung mengakui kesalahannya terkait belum dibangunnya rumah Abu Bakar, sebab secara pendataan rumah Abu Bakar masuk daftar 10 ribu unit rumah yang dibedah. “Insya Allah besok mulai dikerjakan, maksud saya material dikumpul baru dikerjakan,” ujarnya. (*)

Mengunjungi Warga Penerima Bantuan Bedah Rumah

Setelah peletakan batu pertama tahun lalu, pasangan Abu Bakar Siddik (39) dan istrinya Nurmalia br Hutapea (38) tersenyum saat dipilih sebagai penerima bantuan program bedah rumah tak layak. Kini, senyuman itu pudar akibat rumahnya ambruk.

BATARA S TAMPUBOLON-DELISERDANG

DISAMBANGI di rumahnya, yang berukuran 6×7 meter di Dusun III, Desa Dagang Klambir, Kecamatan Tanjung Morawa, kondisi rumah milik Abu Bakar belum juga ada perubahan. Masih sediakala ketika dibangun oleh orangtuanya.

Ketika dilihat, Kamis (12/1) rumah milik Abu Bakar tampak ringkeh karena dinding terbuat dari tepas dan perlahan mulai ambruk akibat lapuk. Karena kondisi rumah tersebut, bapak empat anak yang bekerja sebagai buruh pabrik tersebut hanya berkeinginan janji pemerintah memberikan bantuan pembangunan rumah melalui program bedah rumah segera dilaksanakan.

Pada 30 Juli 2011 lalu, Bupati Deli Serdang Amri Tambunan bersama Yayasan Buddha Tzu Chi menyerahkan bantuan untuk rehab rumah warga sebesar Rp1,2 miliar. Bantuan itu akan dimanfaatkan untuk membangun puluhan rumah di Deli Serdang.

Dalam menepati janji itu, Amri Tambunan meletakkan batu pertama pondasi bangunan rumah tidak layak di rumah Abu Bakar Siddik, dan saat itu disaksikan sejumlah pejabat di Pemkab Deli Serdang. Uniknya, setelah lima bulan dilakukan peletakan batu pertama, hingga kini pembangunan belum juga terealisasi.
“Saya pikir peletakan batu pertama menandakan pelaksanan rehab bangunan rumah saya, tapi ternyata tidak. Hingga kini bangunan belum juga terlaksana,” ucap Abu Bakar.

Akibat janji yang tidak terwujud dan ditambah kondisi rumah sudah rusak parah, serta tidak bisa di tempati lagi. Kini, keluarga Abu  Bakar terpaksa menumpang rumah milik perusahaan tempat orangtuanya dahulu bekerja. Tapi, sebagai penggantinya Abu Bakar harus jaga malam.
“Inilah sebagai penambah keuangan,  saya jualan di pabrik ini. Kami numpang sementara saja. Kalau pabriknya selesai dibangun, kami harus keluar. Tapi mau pindah kemana iya, soalnya rumah kami sudah ambruk,”kata Nurmalia.

Kadis Infokom Pemkab Deliserdang, Neken Ketaren mengakui tidak mengetahui dimana dana pemberian yayasan Buddha Tzu Chi. Bahkan, dia heran akibat tidak jelasnya kemana aliran dana pemberian yayasan tersebut.
Program bedah rumah tersebut yang dilakukan Pemkab Deliserdang ada sebanyak 500 unit rumah yang tidak layak huni menjadi layak huni, seluruh pembangunannya dilakukan pihak ketiga seperti Yayasan Buddha Tzu Chi, ada beberapa pihak ketiga lainnya yang memberi bantuan.

Camat Tanjung Morawa, ZA Hutagulung mengakui kesalahannya terkait belum dibangunnya rumah Abu Bakar, sebab secara pendataan rumah Abu Bakar masuk daftar 10 ribu unit rumah yang dibedah. “Insya Allah besok mulai dikerjakan, maksud saya material dikumpul baru dikerjakan,” ujarnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/