SIBOLANGIT, SUMUTPOS.CO – Serbuan abu vulkanik yang sempat melumpuhkan Kota Berastagi, Senin (12/1) siang, telah sampai di Sibolangit, Selasa (13/1). Tiga puluh desa diselimuti abu putih dan memaksa warga bertahan di rumah.
Camat Sibolangit, Amos F Karo-Karo MAP didampingi Kepala Puskesmas Sibolangit, Dr Edi Tomo kepada wartawan mengatakan, serbuan hujan debu vulkanik terjadi sejak Jumat hingga Senin sore lalu.
“Akibat erupsi itu, sedikitnya 30 desa dihujani abu vulkanik. Beruntung, hujan deras mengguyur pada Senin sore lalu. Namun walau pun tersapu hujan, sisa abu masih terlihat beterbangan dan ini berbahaya bagi kesehatan,” terang Amos sembari menyebutkan, upaya pencegahan telah mereka lakukan dengan membagikan masker.
Debu hasil semburan Gunung Sinabung itu mengakibatkan warga mengalami ganguan pernafasan dan demam. Hal itu ditandai dengan meningkatnya angka kunjungan pasien di puskesmas. “Kita menduga pasien tanpa sengaja terhirup debu tersebut. Masyarakat disarankan menggunakan masker saat beraktifitas diluar rumah,” imbuhnya.
Pantauan di lapangan, selama tiga hari diguyur hujan debu, jalanan dan atap rumah dipenuhi abu vulkanik. Abu juga merusak tanaman khususnya palawija. Kapasitas abu baru berkurang setelah hujan mengguyur sejak Senin sore hingga Selasa pagi kemarin.
Sebelumnya, debu vulkanik semburan Gunung Sinabung telah melumpuhkan aktifitas warga Berastagi, Kab. Karo, Senin (12/1) siang. Gunung Sinabung yang kembali memuntahkan debu vulkanik membuat warga memilih berdiam diri di dalam rumah. Pasar buah dan para pedagang juga memilih menutup usahanya.
Semburan abu putih yang menyelimuti seputaran Kota Berastagi dimulai sejak pukul 10.30 wib. Volume hujan debu tersebut terus meningkat memaksa warga menghindar. Sebagian warga yang belum keluar rumah memilih tetap di rumah. Sedangkan para pedagang, memilih tutup dan pulang. Begitu pula aktifitas belajar mengajar terpaksa dibubarkan dan memulangkan siswanya lebih awal.(cr-2/bd)