DAIRI, SUMUTPOS.CO – Fenomena aneh terjadi di Dairi di tengah mewabahnya penyebaran virus Corona. Puluhan ekor ikan jurung atau lebih familiar disebuh Ihan Batak di Sungai Lae Renun Desa Mangan Molih Kecamatan Tanah Pinem Kabupaten Dairi dikabarkan mati mendadak pada Sabtu (11/4).
Fenomena ikan mati mendadak di aliran sungai Lae Renun itu sempat membuat geger warga sekitar. Bahkan sempat muncul isu, ikan Jurung mati karena terpapar covid-19 membuat warga sekitar ketakutan.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Dairi, Rahmatsyah Munthe kepada wartawan, Senin (13/4) menjelaskan, penyebab puluhan ikan Jurung mati dialiran sungai Lae Renun Desa Mangan Molih, akibat lumpur tanah yang masuk ke sungai.
“Ikan mati mendadak akibat peristiwa alam tanah longsor. Dimana, dalam seminggu terakhir wilayah Dairi termasuk Tanah Pinem curah hujan tinggi sehingga tebing dinding sungai banyak longsor dan lumpur tanah mencemari sungai Lae Renun,” ujarnya.
Tim dari Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pertanian Dairi sudah turun ke lokasi, pada Minggu(12/4).
Hasil penelitian sementara, ikan mati disebabkan adanya erosi lahan di sekitar aliran sungai. Kondisi air menjadi sangat keruh dan berlumpur karena tanah longsor lansung jatuh dan mengendap di aliran sungai.
“Kondisi air yang keruh dan berlumpur menyebabkan oksigen di dalam air sedikit, sehinga mengganggu pernapasan ikan dan membuat ikan mati mendadak. Hasil pemeriksaan terhadap ikan Jurung yang mati, ditemukan tumpukan lumpur di bagian insang,” jelas Rahmatsyah.
Upaya lanjutan, Dinas Lingkungan Hidup sudah mengambil sampel air sungai untuk diteliti. Sementara, ikan Jurung yang ditemukan warga mati dan sebagian sempat dikomsumsi masyarakat setempat sampai sejauh ini tidak ada masalah. Kondisi air sungai saat ini sudah nor mal dan tidak ditemukan lagi ikan mati.
“Ketakutan warga bahwa ikan mati karena terpapar virus corona, itu tidak benar. Tim menyimpulkan, ikan mati murni karena bencana alam dan tidak ada kaitannya dengan virus Corona,” tandasnya. (rud/ram)