Layaknya pada tahun-tahun sebelumnya, operasional Tambang Emas Martabe didukung oleh kontraktor dan penyedia barang jasa lokal. Total pembelian dan pengadaan yang dilakukan oleh kontraktor lokal mencapai US$13,8 juta.
Dalam bidang pengembangan masyarakat, Tambang Emas Martabe telah mengalokasikan US$1,16 juta atau naik dari 2015 US$1,27 juta. Alokasi terbesar yakni untuk membangun infrastruktur publik seperti penyelesaian dan menyerahterimakan Mesjid Raya Al-Jihad di Kecamatan Muara Batangtoru, pembangunan sistem air bersih dengan panjang pipa 16 km untuk 24 lokasi, serta Rambin Pulogodang sepanjang 174 meter.
Ada pula perbaikan konstruksi jalan untuk sembilan desa, toilet umum, renovasi Puskesmas Batangtoru, dan sebagainya. Alokasi dana pengembangan masyarakat juga digunakan untuk program kesehatan seperti operasi katarak gratis, pendidikan, dan pengembangan bisnis lokal.
Tambang Emas Martabe sangat patuh pada regulasi pemerintah Indonesia, termasuk penerapan dan proses persetujuan inspeksi tambang. Perusahaan selalu memenuhi persyaratan pelaporan yang ditetapkan oleh pemerintah tepat waktu.
Selain itu, untuk memperluas pemahaman mengenai operasional Tambang Emas Martabe yang berkelanjutan, perusahaan terus menerapkan strategi komunikasi aktif. Sepanjang tahun lalu, strategi ini meliputi memfasilitasi kunjungan ke tambang terhadap total 2.061 masyarakat lokal dari 15 desa lingkar tambang termasuk petani, pelajar, hingga organisasi non profit. Program ini telah berjalan selama 4 tahun dan memaparkan mengenai pengelolaan air dan produksi tambang.
Perusahaan bahkan membentuk Lembaga Konsultasi Masyarakat Martabe (LKMM) untuk memfasilitasi dialog dengan masyarakat lokal. LKMM memiliki 21 orang perwakilan dari 15 desa lingkar tambang. Beberapa topik dialog LKMM yakni kesempatan bekerja di tambang dan proyek-proyek pengembangan masyarakat.
Terkait dengan hubungan perusahaan dan pemerintah, sepanjang 2016, PT Agincourt Resources menggelar lebih dari 200 kali pertemuan, baik dengan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah daerah.
“Untuk kinerja produksi, Tambang Emas Martabe pada tahun lalu meraih total produksi melebihi target. Kami terus berusaha mempertahankan reputasi sebagai produsen emas dan perak yang sangat efisien. Total produksi pada 2016 mencapai 310.550 ounce emas, rekor baru bagi kami,” ungkap Tim Duffy.
Tak hanya itu, All In Sustaining Cost (AISC) mencapai US$429 per ounce, sebuah pencapaian dari Martabe Improvement Program (MIP). Program eksplorasi sepanjang 2016, juga menambah cadangan ore dari 2,8 juta ounce menjadi 3,2 juta ounce emas atau menambah 2 tahun umur operasional tambang. Umur tambang saat ini adalah 10 tahun.
Hingga akhir tahun lalu, sumber daya Tambang Emas Martabe mencapai 7,5 juta ounce emas dan 67 juta ounces perak. Pencapaian ini semakin menegaskan Tambang Emas Martabe sebagai tambang dengan deposit mineral kelas dunia dan dikelola oleh tim eksplorasi terampil dan berpengalaman.
Untuk dapat membaca Laporan Keberlanjutan Tambang Emas Martabe 2016 silahkan mengakses http://www.agincourtresources.com/sustainability-reports/. (rel/mea)