GUNUNGSITOLI, SUMUTPOS.CO – 33 orang warga Srilanka yang terdampar di perairan Lahewa Nias Utara beberapa hari lalu, telah diberangkatkan ke Sibolga, Jumat (11/8). Mereka diangkut menggunakan Kapal Motor Belanak, PT. ASDP milik pemerintah.
Keberangkatan para imigran tersebut difasilitasi oleh Dinas Sosial Pemerintah Kabupaten Nias Utara, dibantu Polres Nias dan unsur TNI. Hal ini dikatakan oleh Kasat Intel Polres Nias AKP Saksi Tarigan, didampingi Pasi Intel Kodim 0213 Nias Kapten Inf W Sinaga, kepada wartawan di Pelabuhan Angin Gunungsitoli.
“Para imigran ini akan diserahkan ke pihak Imigrasi Sibolga, dan dalam perjalanan dikawal sampai ke Sibolga, sebanyak 10 personel dari kepolisian, dibantu dua orang personel dari TNI. Serta satu orang dari Dinas Sosial, dan satu orang sebagai penerjemah dari Dinas Pariwisata Kabupaten Nias Utara,” terang Tarigan saat memantau pemberangkatan 33 warga Srilanka.
Menurut Tarigan, selain pihak Imigrasi Sibolga, para Imigran ini juga akan diterima dari organisasi internasional untuk migrasi atau International Organization for Migration (IOM).
“Sesampai di Sibolga, mereka akan diterima pihak imigrasi dan IOM, dan untuk proses selanjutnya akan diurus pihak imigrasi,” ucap Tarigan.
Tarigan menjelaskan, dari hasil wawancara terhadap ke 33 orang warga Srilanka tersbeut, mereka berangkat dari negaranya bertujuan New Zeland untuk mencari suaka. Namun diperjalanan kapal yang ditumpangi mengalami kerusakan sehingga terdampar di perairan Lahewa Nias Utara.
Pantauan Sumut Pos di Pelabuhan Angin, Gunungsitoli, Jumat (11/8) sekitar pukul 18.00 Wib, seluruh warga Srilanka itu dikumpulkan didepan gudang milik PT. Pelindo I Cabang Gunungsitoli. Petugas yang berjaga memeriksa sekaligus memberi arahan sambil menunggu jadwal keberangkatan menggunakan Kapal Belanak.
Di antara mereka, terdapat satu orang perempuan paruh baya. Menurut pengakuan mereka ibu tersebut, dia ikut rombongan mencari suaka karena suaminya tewas akibat perang saudara yang terjadi di negaranya.
“Pengakuan mereka, ibu ini seorang janda. Suaminya meninggal saat terjadi perang saudara di negaranya, dan dirombongan mereka ini ada satu orang anaknya,” kata Delau, pegawai Dinas Pariwisata Nias Utara, yang ikut mengantar ke Sibolga. (mag/5/yaa)