25 C
Medan
Wednesday, December 4, 2024
spot_img

Sebelum Dipulangkan, 33 WN Srilanka Dipindakan ke Rudenim

ADITIA LAOLI/SUMUT POS
PENAMPUNGAN SEMENTARA: 33 orang asal Srilangka saat ditampung di aula pertemuan Kantor Kelurahan Pasar Lahewa, menunggu diberangkatkan ke Kantor Imigrasi di Sibolga beberapa waktu lalu. Selanjutnya ke-33 Warga Negara Srilanka akan dipindahkan dari Kantor Imigrasi Sibolga ke Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Belawan, Medan. 

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Sebanyak 33 Warga Negara Srilanka dipindahkan dari Kantor Imigrasi Sibolga ke Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Belawan, Medan. Para imigran gelap tersebut rencananya akan diberangkatkan ke negara tujuan mereka di Australia, tapi untuk sementara dipindahkah dalam beberapa hari ke depan di Belawan.

Humas Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara (Kemenkuham Sumut), Josua Ginting mengatakan 33 imigran gelap pencari suaka itu diberangkatkan dari Sibolga menuju Belawan dengan menumpang bus dalam pengawalan ketat TNI/Polri dan petugas Imigrasi Kemenkuham Sumut.

“Jadi, 33 WN Srilanka itu, tiba di Rudemin Belawan, Minggu (13/8) kemarin. Tiba di Belawan pagi sekitar pukul 05.30 WIB,” ungkap Josua Ginting kepada Sumut Pos, Senin (14/8) siang.

Josua mengatakan seluruh Imigran gelap itu, saat ini dalam kondisi sehat setelah dilakukan pemeriksaan dan pendataan.

Dia menyebutkan pihak Divisi Imigrasi Kemenkuham Sumut akan melakukan koordinasi kembali dengan International Organization for Migration (IOM) apakah nantinya mereka dideportase atau dilakukan pemberangkatan ke negara tujuan para imigran di Australia untuk mencari suaka.

“Itu terus kita lakukan koordinasi dengan IOM, biar ada kejalasan mereka. Untuk saat ini, kita tampung dulu di Belawan,” tandasnya.

Sebelumny, Nelayan tradisional menemukan 33 orang imigran gelap asal Srilanka yang terombang-ambing di Perairan Tureloto, Kecamatan Lahewa, Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara, Rabu 9 Agustus 2017.

Imigran gelap itu, terdiri 32 orang laki-laki dan seorang wanita. Kemudian melakukan evakuasi warga negara asing itu, ke pesir pantai dilakukan TNI/Polri dibantu oleh nelayan setempat.

Sebanyak 33 orang imigran itu, melakukan pelayaran dengan kapal motor tradisional menuju Australia.

Para imigran itu, pergi dari negara asalnya karena tengah terjadi perang saudara antara suku Tamil dan suku Singelis. Hal itu diketahui berdasarkan dari pengakuan nakhoda kapal bernama Seni Thampi Pirathaepani.

Pelayaran mereka lakukan itu sejak 3 Juli 2017 lalu dari Srilanka menuju Australia. Pada tanggal 6 Agustus 2017, tiba-tiba mesin kapal yang mereka tumpangi rusak. Mereka sempat terobang ambing di lautan kawasan Kabupaten Nias Selatan.(gus/azw)

ADITIA LAOLI/SUMUT POS
PENAMPUNGAN SEMENTARA: 33 orang asal Srilangka saat ditampung di aula pertemuan Kantor Kelurahan Pasar Lahewa, menunggu diberangkatkan ke Kantor Imigrasi di Sibolga beberapa waktu lalu. Selanjutnya ke-33 Warga Negara Srilanka akan dipindahkan dari Kantor Imigrasi Sibolga ke Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Belawan, Medan. 

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Sebanyak 33 Warga Negara Srilanka dipindahkan dari Kantor Imigrasi Sibolga ke Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Belawan, Medan. Para imigran gelap tersebut rencananya akan diberangkatkan ke negara tujuan mereka di Australia, tapi untuk sementara dipindahkah dalam beberapa hari ke depan di Belawan.

Humas Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara (Kemenkuham Sumut), Josua Ginting mengatakan 33 imigran gelap pencari suaka itu diberangkatkan dari Sibolga menuju Belawan dengan menumpang bus dalam pengawalan ketat TNI/Polri dan petugas Imigrasi Kemenkuham Sumut.

“Jadi, 33 WN Srilanka itu, tiba di Rudemin Belawan, Minggu (13/8) kemarin. Tiba di Belawan pagi sekitar pukul 05.30 WIB,” ungkap Josua Ginting kepada Sumut Pos, Senin (14/8) siang.

Josua mengatakan seluruh Imigran gelap itu, saat ini dalam kondisi sehat setelah dilakukan pemeriksaan dan pendataan.

Dia menyebutkan pihak Divisi Imigrasi Kemenkuham Sumut akan melakukan koordinasi kembali dengan International Organization for Migration (IOM) apakah nantinya mereka dideportase atau dilakukan pemberangkatan ke negara tujuan para imigran di Australia untuk mencari suaka.

“Itu terus kita lakukan koordinasi dengan IOM, biar ada kejalasan mereka. Untuk saat ini, kita tampung dulu di Belawan,” tandasnya.

Sebelumny, Nelayan tradisional menemukan 33 orang imigran gelap asal Srilanka yang terombang-ambing di Perairan Tureloto, Kecamatan Lahewa, Kabupaten Nias Utara, Sumatera Utara, Rabu 9 Agustus 2017.

Imigran gelap itu, terdiri 32 orang laki-laki dan seorang wanita. Kemudian melakukan evakuasi warga negara asing itu, ke pesir pantai dilakukan TNI/Polri dibantu oleh nelayan setempat.

Sebanyak 33 orang imigran itu, melakukan pelayaran dengan kapal motor tradisional menuju Australia.

Para imigran itu, pergi dari negara asalnya karena tengah terjadi perang saudara antara suku Tamil dan suku Singelis. Hal itu diketahui berdasarkan dari pengakuan nakhoda kapal bernama Seni Thampi Pirathaepani.

Pelayaran mereka lakukan itu sejak 3 Juli 2017 lalu dari Srilanka menuju Australia. Pada tanggal 6 Agustus 2017, tiba-tiba mesin kapal yang mereka tumpangi rusak. Mereka sempat terobang ambing di lautan kawasan Kabupaten Nias Selatan.(gus/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/