26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Operasi Pekat Dinsos Binjai Dinilai Pilih Kasih

teddy akbari/sumut pos
RAZIA: Petugas gabungan saat melakukan razia pekat di salah satu kos-kosan Jalan Samanhudi, Kelurahan Satria, Binjai Kota.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Operasi kasih sayang dan penyakit masyarakat (pekat) yang dilaksanakan tim gabungan Dinas Sosial Binjai dinilai tebang pilih. Pasalnya, saat operasi di Jalan Soekarno-Hatta Km.18, Kelurahan Tunggurono, Binjai Timur. Tim gabungan yang dikomandoi Dinas Sosial Binjai, hanya menyasar Hotel Garuda. Padahal, ada tiga hotel melati di jalan tersebut, yakni, Hotel Garuda, Hotel Lestari dan Hotel Binjai.

Di Hotel Garuda, tim gabungan hanya mendapati seorang wanita berinisial JNW br Ginting warga Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat. Saat itu, JNW sedang sendirian berada di kamar no.33.

“Kami melakukan Operasi Kasih Sayang dan Penyakit Masyarakat untuk menjaring PSK yang ada di Kota Binjai. Kami mengikutsertakan polisi, BNN, Dinas Pariwisata kemudian dari bagian hukum,” ujar Kabid Rehabilitasi Sosial Dinsos Binjai, Bambang Lestrika.

Usai menyisir Hotel Garuda, tim gabungan menyasar ke Losmen Sudi Mampir di Jalan T Amir Hamzah, Kelurahan Jatinegara, Binjai Utara. Hasilnya, tim gabungan tidak mendapati apapun. Selanjutnya, tim gabungan menyisir kos-kosan Jalan Tamtama, Kelurahan Satria, Binjai Kota.

Di kos-kosan tersebut, sepasang muda-mudi didapati tengah berduan. Pun begitu, keduanya tidak diboyong. Tim hanya melakukan pembinaan.

Usai dari kos-kosan, tim gabungan bergerak ke Hotel Arimbi di Jalan Samanhudi, Kelurahan Satria, Binjai Kota. Pada hotel melati ini, tim gabungan tidak mendapati pasangan di luar nikah. “Jadi kita masuk Hotel Garuda, kos-kosan, Losmen Sudi Mampir, Hotel Arimbi terakhir tanah lapang (Lapangan Merdeka). Di kos-kosan sepertinya kabur ataupun informasi masyarakat belum kembali, banyak yang kerja,” ujar dia.

Tim gabungan menuai hasil saat menyisir Lapangan Merdeka Binjai. Dua terduga Pekerja Seks Komersial diamankan yakni, Juliana dan Sastra. Proses penangkapan keduanya juga merepotkan.

Pasalnya, Juliana dan Sastra sempat lari pontang-panting menghindar dari sergapan tim gabungan. “Aku tadi sama kawan-kawan di sini. Jual diri. Suamiku pergi merantau. Belum ada anakku. Tolonglah pak, jangan tangkap saya. Tidak punya identitas saya pak,” kata Sastra yang mengaku warga Langkat, sambil meneteskan air mata.

Kedua wanita itupun diberikan pembinaan dan menandatangani surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya.

Sementara, Anggota Komisi B DPRD Binjai, Jonita Agina Bangun menyesalkan Dinsos yang hanya menyisir Hotel Garuda saja. “Dari hasil sidak kita DPRD beberapa bulan lalu, kita mensinyalir hotel-hotel di Jalan Soekarno-hatta bukan tempat penginapan untuk keluarga. Tapi masih ada pasangan mesum di sana. Kalau Dinsos bersama Satpol PP dan instansi lain hanya dengan Hotel Garuda, kita merasa kecewa. Ada apa dalam hal ini,” ujar politisi Partai Hanura ini.

“Sudah tidak rahasia lagi bahwasanya hotel-hotel melati Jalan Soekarno-hatta itu sudah berubah fungsi. Makanya kita ingatkan Dinas Pariwisata untuk bekerja melakukan pembinaan kepada pengusaha hotel,” sambung dia.

Atas hanya Hotel Garuda saja yang disisir, Jonita mewakili lembaga legislatif akan mempertanyakan hal ini kepada Dinsos Binjai. “Kenapa Hotel Garuda saja, sementara hotel di sekitarnya tidak dirazia,” heran Jonita.

Karenanya, dia berharap, anggaran yang sudah disahkan bersama DPRD Binjai ini dapat dilakukan pengawasan terhadap seluruh hotel. ” Kita merasa prihatin. Kita sudah ingatkan untuk undang Komisi B karena berkaitan dengan pariwisata. Jadi tidak diundang DPRD ini, hanya tipu daya saja untuk menghabiskan uang anggaran,” tandas Jonita. (ted/han)

teddy akbari/sumut pos
RAZIA: Petugas gabungan saat melakukan razia pekat di salah satu kos-kosan Jalan Samanhudi, Kelurahan Satria, Binjai Kota.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Operasi kasih sayang dan penyakit masyarakat (pekat) yang dilaksanakan tim gabungan Dinas Sosial Binjai dinilai tebang pilih. Pasalnya, saat operasi di Jalan Soekarno-Hatta Km.18, Kelurahan Tunggurono, Binjai Timur. Tim gabungan yang dikomandoi Dinas Sosial Binjai, hanya menyasar Hotel Garuda. Padahal, ada tiga hotel melati di jalan tersebut, yakni, Hotel Garuda, Hotel Lestari dan Hotel Binjai.

Di Hotel Garuda, tim gabungan hanya mendapati seorang wanita berinisial JNW br Ginting warga Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat. Saat itu, JNW sedang sendirian berada di kamar no.33.

“Kami melakukan Operasi Kasih Sayang dan Penyakit Masyarakat untuk menjaring PSK yang ada di Kota Binjai. Kami mengikutsertakan polisi, BNN, Dinas Pariwisata kemudian dari bagian hukum,” ujar Kabid Rehabilitasi Sosial Dinsos Binjai, Bambang Lestrika.

Usai menyisir Hotel Garuda, tim gabungan menyasar ke Losmen Sudi Mampir di Jalan T Amir Hamzah, Kelurahan Jatinegara, Binjai Utara. Hasilnya, tim gabungan tidak mendapati apapun. Selanjutnya, tim gabungan menyisir kos-kosan Jalan Tamtama, Kelurahan Satria, Binjai Kota.

Di kos-kosan tersebut, sepasang muda-mudi didapati tengah berduan. Pun begitu, keduanya tidak diboyong. Tim hanya melakukan pembinaan.

Usai dari kos-kosan, tim gabungan bergerak ke Hotel Arimbi di Jalan Samanhudi, Kelurahan Satria, Binjai Kota. Pada hotel melati ini, tim gabungan tidak mendapati pasangan di luar nikah. “Jadi kita masuk Hotel Garuda, kos-kosan, Losmen Sudi Mampir, Hotel Arimbi terakhir tanah lapang (Lapangan Merdeka). Di kos-kosan sepertinya kabur ataupun informasi masyarakat belum kembali, banyak yang kerja,” ujar dia.

Tim gabungan menuai hasil saat menyisir Lapangan Merdeka Binjai. Dua terduga Pekerja Seks Komersial diamankan yakni, Juliana dan Sastra. Proses penangkapan keduanya juga merepotkan.

Pasalnya, Juliana dan Sastra sempat lari pontang-panting menghindar dari sergapan tim gabungan. “Aku tadi sama kawan-kawan di sini. Jual diri. Suamiku pergi merantau. Belum ada anakku. Tolonglah pak, jangan tangkap saya. Tidak punya identitas saya pak,” kata Sastra yang mengaku warga Langkat, sambil meneteskan air mata.

Kedua wanita itupun diberikan pembinaan dan menandatangani surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya.

Sementara, Anggota Komisi B DPRD Binjai, Jonita Agina Bangun menyesalkan Dinsos yang hanya menyisir Hotel Garuda saja. “Dari hasil sidak kita DPRD beberapa bulan lalu, kita mensinyalir hotel-hotel di Jalan Soekarno-hatta bukan tempat penginapan untuk keluarga. Tapi masih ada pasangan mesum di sana. Kalau Dinsos bersama Satpol PP dan instansi lain hanya dengan Hotel Garuda, kita merasa kecewa. Ada apa dalam hal ini,” ujar politisi Partai Hanura ini.

“Sudah tidak rahasia lagi bahwasanya hotel-hotel melati Jalan Soekarno-hatta itu sudah berubah fungsi. Makanya kita ingatkan Dinas Pariwisata untuk bekerja melakukan pembinaan kepada pengusaha hotel,” sambung dia.

Atas hanya Hotel Garuda saja yang disisir, Jonita mewakili lembaga legislatif akan mempertanyakan hal ini kepada Dinsos Binjai. “Kenapa Hotel Garuda saja, sementara hotel di sekitarnya tidak dirazia,” heran Jonita.

Karenanya, dia berharap, anggaran yang sudah disahkan bersama DPRD Binjai ini dapat dilakukan pengawasan terhadap seluruh hotel. ” Kita merasa prihatin. Kita sudah ingatkan untuk undang Komisi B karena berkaitan dengan pariwisata. Jadi tidak diundang DPRD ini, hanya tipu daya saja untuk menghabiskan uang anggaran,” tandas Jonita. (ted/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/