Tak hanya itu, Gafatar Binjai juga sering menggelar kegiatan dengan Pemko Binjai. Sebab dalam kegiatan mereka sering menggandeng pihak pemerintahan. Hal ini terlihat seringnya beberapa pejabat Binjai melakukan kegiatan bersama dengan Gafatar, seperti Sekda Binjai Elyuzar yang tampak dalam foto kegiatan mereka. Tidak hanya itu, dalam akun facebook itu, mereka juga pernah menggelar Bakti Sosial (Baksos) dengan wakil Walikota Binjai Timbas Tarigan di Jalan Danau Tempe awal tahun 2014.
Gafatar Binjai juga pernah melakukan audiensi dengan Waikota Binjai dan dengan kantor kecamatan di Binjai. Kabag Humas Pemko Binjai Hendrik Tambunan yang dikonfirmasi mengaku tidak mengatahui tentang gerakan Gafatar tersebut. Namun, ketika dibilang Gafatar sering menggelar baksos dengan pemko dan pernah beraudiensi dengan Walikota Binjai HM Idaham. Hendrik pun mencari tahu tentang kebenaran tersebut. “Bentar dulu ya, biar saya cari info, setahu saya siapa saja bisa beraudiensi,” ucapnya.
Hendrik pun langsung menghubungi bagian Kesbagpolinmas. Setelah dikonfirmasi, ternyata Gafatar sudah ada sejak tahun 2013 aktif dalam kegiatan sosial. Namun sampai saat ini Ormas tersebut belum terdaftar di Kesbagpolinmas Binjai. “Belum terdaftar Ormas ini, dan sekarang mereka (Gafatar) masih dalam pengawasan polisi,” ucapnya.
Ditemui di lokasi terpisah, Ketua Majelis Ulama (MUI) Kota Binjai DR HM Jamil, MA mengaku terkejut adanya warga Binjai yang menghilang karena bergabung dengan Gafatar.
Karena itu, dia sangat menyesalkan aliran yang dianilai sesat itu exis di Kota Rambutan. Karena itu dia berharap pihak keluarga bisa memberikan nasehat dan pengikutnya untuk bertobat dan kembali ke ajaran Islam yang benar. Karena itu dia minta warga waspada. Dalam menarik simpati masyarakat, Gafatar sering melakukan kegiatan sosial. “Waspada dengan ciri-ciri mereka dan terus kita ingatkan, agar tidak dapat terpengaruh,” ucapnya, Kamis (14/1). Dalam aliran mereka Gafatar mengangap Ahmad Musadek pimpinan mereka sebagai utusan Tuhan. Dalam ajaran mereka tidak mewajibkan shalat dan puasa. “Bagi Yang bukan kelompok mereka akan dianggap kafir dan gerakannya mirip dengan NII. Aliran ini selalu mengamalkan taqiyah (menyembunyikan keyakinan yang sebenarnya),” jelasnya.
Sekedar mengingatkan, keberadaan Gafatar di Binjai terkuak pasca pasangan suami istri yang berstatus PNS menghilang dan bergabung dengan Gafatar di daerah Ketapang, Kalimantan Barat. Fahmi Tanjung dan istrinya Yanti boru Sitompul adalah nama pasutri itu. Mereka juga membawa kedua anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.(man/bam/deo)
Tak hanya itu, Gafatar Binjai juga sering menggelar kegiatan dengan Pemko Binjai. Sebab dalam kegiatan mereka sering menggandeng pihak pemerintahan. Hal ini terlihat seringnya beberapa pejabat Binjai melakukan kegiatan bersama dengan Gafatar, seperti Sekda Binjai Elyuzar yang tampak dalam foto kegiatan mereka. Tidak hanya itu, dalam akun facebook itu, mereka juga pernah menggelar Bakti Sosial (Baksos) dengan wakil Walikota Binjai Timbas Tarigan di Jalan Danau Tempe awal tahun 2014.
Gafatar Binjai juga pernah melakukan audiensi dengan Waikota Binjai dan dengan kantor kecamatan di Binjai. Kabag Humas Pemko Binjai Hendrik Tambunan yang dikonfirmasi mengaku tidak mengatahui tentang gerakan Gafatar tersebut. Namun, ketika dibilang Gafatar sering menggelar baksos dengan pemko dan pernah beraudiensi dengan Walikota Binjai HM Idaham. Hendrik pun mencari tahu tentang kebenaran tersebut. “Bentar dulu ya, biar saya cari info, setahu saya siapa saja bisa beraudiensi,” ucapnya.
Hendrik pun langsung menghubungi bagian Kesbagpolinmas. Setelah dikonfirmasi, ternyata Gafatar sudah ada sejak tahun 2013 aktif dalam kegiatan sosial. Namun sampai saat ini Ormas tersebut belum terdaftar di Kesbagpolinmas Binjai. “Belum terdaftar Ormas ini, dan sekarang mereka (Gafatar) masih dalam pengawasan polisi,” ucapnya.
Ditemui di lokasi terpisah, Ketua Majelis Ulama (MUI) Kota Binjai DR HM Jamil, MA mengaku terkejut adanya warga Binjai yang menghilang karena bergabung dengan Gafatar.
Karena itu, dia sangat menyesalkan aliran yang dianilai sesat itu exis di Kota Rambutan. Karena itu dia berharap pihak keluarga bisa memberikan nasehat dan pengikutnya untuk bertobat dan kembali ke ajaran Islam yang benar. Karena itu dia minta warga waspada. Dalam menarik simpati masyarakat, Gafatar sering melakukan kegiatan sosial. “Waspada dengan ciri-ciri mereka dan terus kita ingatkan, agar tidak dapat terpengaruh,” ucapnya, Kamis (14/1). Dalam aliran mereka Gafatar mengangap Ahmad Musadek pimpinan mereka sebagai utusan Tuhan. Dalam ajaran mereka tidak mewajibkan shalat dan puasa. “Bagi Yang bukan kelompok mereka akan dianggap kafir dan gerakannya mirip dengan NII. Aliran ini selalu mengamalkan taqiyah (menyembunyikan keyakinan yang sebenarnya),” jelasnya.
Sekedar mengingatkan, keberadaan Gafatar di Binjai terkuak pasca pasangan suami istri yang berstatus PNS menghilang dan bergabung dengan Gafatar di daerah Ketapang, Kalimantan Barat. Fahmi Tanjung dan istrinya Yanti boru Sitompul adalah nama pasutri itu. Mereka juga membawa kedua anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.(man/bam/deo)