SUMUTPOS.CO – Daya tarik batu akik terdapat pada warna, corak, dan bentuk-bentuk guratannya yang abstrak. Jenis dan karakteristiknya pun bermacam-macam sehingga bisa menjadi koleksi yang unik. Mulai koleksi yang berbentuk bongkahan, batu yang sudah diolah menjadi mata cincin, hingga aksesori lainnya.
Meski penyuka batu cincin atau yang disebut batu akik kebanyakan kaum adam, kini banyak juga perempuan yang kepincut oleh keunikannya.
’’Seringnya memang laki-laki yang berburu. Tapi, perempuan juga ada kok. Sekitar 20–35 persen pembeli adalah perempuan,’’ ujar Aynuril Jannatul Makwa, 28, penggemar batu cincin sekaligus penjualnya, yang berdagang di kawasan Kayoon, Surabaya.
Perempuan-perempuan muda usia 25–40 tahun baru-baru ini saja tertarik terhadap batu cincin. Sebab, mereka sebelumnya mengoleksi permata.
Salah satunya Anna Lovely, 35. Ibu satu anak itu menyatakan memiliki sekitar 60-an batu cincin. ’’Batu cincin ini awalnya peninggalan nenek moyang,’’ kata Anna, lantas tertawa.
Memang bukan yang bernuansa mistis yang dikoleksi, melainkan batu-batu cincin yang lebih mengarah ke fashion atau menunjang penampilan. Bahkan, perempuan yang berdomisili di Surabaya itu rela terbang ke Brunei dan Singapura untuk berburu batu cincin.
’’Di Indonesia sendiri aku pernah cari sampai ke Batam, Kalimantan, dan Aceh. Paling dekat sih di Jawa Timur aja,’’ tuturnya.
Hobi itu ditekuni sejak empat tahun lalu. Menurut Anna, aneka jenis batu cincin terlihat unik dan menarik. Setiap jenis batu itu mengandung warna yang berbeda. Batu-batu tersebut juga menjadi lambang hal-hal yang berbeda pula. Misalnya, jenis mirah berwarna merah yang melambangkan hoki atau keberuntungan.
Namun, hingga kini perempuan penghobi traveling tersebut belum pernah mengenakannya. Dia hanya rajin mengumpulkan. Saat ini perempuan berambut panjang itu berencana menjadikan batu-batuan tersebut sebagai liontin, cincin, dan anting untuk melengkapi penampilannya. (puz/ndi/nor/c15/c11/dos)