32.8 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

Harga Cabe Rawit Makin Pedas, Gas Melon Ikut ‘Meledak’

Foto: SOPIAN/SUMUT POS
Pedagang sayur-mayur di Pasar Gambir Kota Tebingtinggi, Kamis (11/1). Harga kebutuhan pokok di kota Tebingtinggi mengalami kenaikan.

SUMUTPOS.CO – Awal 2018, harga kebutuhan pokok seperti cabai rawit, kian mahal. Hal ini diikuti harga elpiji 3 kilogram yang ikut melonjak, Kamis (11/1).

Diketahui, harga cabai rawit sebelumnya di harga Rp40 ribu kini naik jadi Rp60 ribu per kilogram. Cabai merah Rp35 ribu per kilogram menjadi Rp43 ribu. Tomat dari Rp7 ribu per kilogram, naik jadi Rp11 ribu. Dan harga kubis, kol, wortel, bayam, mentimun, kacang panjang, dan sayuran lainnya, mengalami kenaikan harga dari Rp500 sampai Rp1.000 per kilogram.

Harga elpiji 3 kilogram, di tingkat agen naik dari sebelumnya Rp16 ribu menjadi Rp18 ribu per tabung. Untuk harga gas 5,5 kilogram, naik dari harga Rp65 ribu jadi Rp70 ribu. Dan harga untuk tingkat pengecer ke konsumen, gas melon dibanderol Rp22 ribu hingga Rp25 ribu.

Seorang agen penyalur elpiji untuk Kota Tebingtinggi, di Jalan Sudirman, Minchu menjelaskan, kenaikan harga gas melon tersebut mulai terhitung sejak Januari 2018, dengan kenaikan harga Rp2.000 per tabung. Dengan adanya kenaikan tersebut, otomatis harga untuk tingkat pengecer menjadi ikut naik.

Sementara pedagang cabai di Pasar Gambir, Jalan Iskandar Muda Kota Tebingtinggi, Rosni br Sihombing mengatakan, harga kebutuhan pokok untuk sayur seperti cabai, mulai mengalami kenaikan. Menurutnya, hal ini disebabkan pasokan dari agen di wilayah Simalungun dan Karo berkurang, karena tingkat curah hujan sangat tinggi di wilayah tersebut. “Karena pasokan barang berkurang, maka secara otomatis harga kebutuhan tersebut jadi ikut naik. Mulai seminggu ini terjadi kenaikan harga,” katanya.

Seorang ibu rumah tangga, Rima (45), warga Jalan Imam Bonjol Kota Tebingtinggi, berharap kepada pemerintah untuk mengatasi sejumlah kenaikan harga kebutuhan pokok, seperti cabai, yang menjadi kebutuhan setiap hari.

Kabag Ekbang Kota Tebingtinggi, Zahidin mengatakan, pihaknya bersama Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian, dan stakeholder yang ada, akan melakukan survei ke lapangan untuk memantau kondisi kenaikan sejumlah harga kebutuhan pokok, seperti sayuran dan lainnya. “Untuk wilayah Pemko Tebingtinggi, kami bersama Tim Pemantau Inflansi Daerah (TPID) Kota Tebingtinggi, akan melakukan analisis tentang kenaikan dan penurunan sejumlah harga kebutuhan pokok. Tapi kami berharap, masyarakat jangan ketakutan melihat kenaikan harga cabai tersebut. Karena masih ada alternatif lain untuk produk makanan pengganti,” jelasnya.

Sedangkan untuk kenaikan harga gas melon, Zahidin berharap, agen penyalur tidak menaikkan harga melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp16 ribu di tingkat agen. Untuk kelangkaan elpiji ini, Pemko Tebingtinggi akan kembali mengajukan kuota tambahan kepada PT Pertamina. “Kita sudah menyurati PT Pertamina untuk penambahan kuota gas ukuran 3 kilogram,” pungkasnya. (ian/saz)

Foto: SOPIAN/SUMUT POS
Pedagang sayur-mayur di Pasar Gambir Kota Tebingtinggi, Kamis (11/1). Harga kebutuhan pokok di kota Tebingtinggi mengalami kenaikan.

SUMUTPOS.CO – Awal 2018, harga kebutuhan pokok seperti cabai rawit, kian mahal. Hal ini diikuti harga elpiji 3 kilogram yang ikut melonjak, Kamis (11/1).

Diketahui, harga cabai rawit sebelumnya di harga Rp40 ribu kini naik jadi Rp60 ribu per kilogram. Cabai merah Rp35 ribu per kilogram menjadi Rp43 ribu. Tomat dari Rp7 ribu per kilogram, naik jadi Rp11 ribu. Dan harga kubis, kol, wortel, bayam, mentimun, kacang panjang, dan sayuran lainnya, mengalami kenaikan harga dari Rp500 sampai Rp1.000 per kilogram.

Harga elpiji 3 kilogram, di tingkat agen naik dari sebelumnya Rp16 ribu menjadi Rp18 ribu per tabung. Untuk harga gas 5,5 kilogram, naik dari harga Rp65 ribu jadi Rp70 ribu. Dan harga untuk tingkat pengecer ke konsumen, gas melon dibanderol Rp22 ribu hingga Rp25 ribu.

Seorang agen penyalur elpiji untuk Kota Tebingtinggi, di Jalan Sudirman, Minchu menjelaskan, kenaikan harga gas melon tersebut mulai terhitung sejak Januari 2018, dengan kenaikan harga Rp2.000 per tabung. Dengan adanya kenaikan tersebut, otomatis harga untuk tingkat pengecer menjadi ikut naik.

Sementara pedagang cabai di Pasar Gambir, Jalan Iskandar Muda Kota Tebingtinggi, Rosni br Sihombing mengatakan, harga kebutuhan pokok untuk sayur seperti cabai, mulai mengalami kenaikan. Menurutnya, hal ini disebabkan pasokan dari agen di wilayah Simalungun dan Karo berkurang, karena tingkat curah hujan sangat tinggi di wilayah tersebut. “Karena pasokan barang berkurang, maka secara otomatis harga kebutuhan tersebut jadi ikut naik. Mulai seminggu ini terjadi kenaikan harga,” katanya.

Seorang ibu rumah tangga, Rima (45), warga Jalan Imam Bonjol Kota Tebingtinggi, berharap kepada pemerintah untuk mengatasi sejumlah kenaikan harga kebutuhan pokok, seperti cabai, yang menjadi kebutuhan setiap hari.

Kabag Ekbang Kota Tebingtinggi, Zahidin mengatakan, pihaknya bersama Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian, dan stakeholder yang ada, akan melakukan survei ke lapangan untuk memantau kondisi kenaikan sejumlah harga kebutuhan pokok, seperti sayuran dan lainnya. “Untuk wilayah Pemko Tebingtinggi, kami bersama Tim Pemantau Inflansi Daerah (TPID) Kota Tebingtinggi, akan melakukan analisis tentang kenaikan dan penurunan sejumlah harga kebutuhan pokok. Tapi kami berharap, masyarakat jangan ketakutan melihat kenaikan harga cabai tersebut. Karena masih ada alternatif lain untuk produk makanan pengganti,” jelasnya.

Sedangkan untuk kenaikan harga gas melon, Zahidin berharap, agen penyalur tidak menaikkan harga melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp16 ribu di tingkat agen. Untuk kelangkaan elpiji ini, Pemko Tebingtinggi akan kembali mengajukan kuota tambahan kepada PT Pertamina. “Kita sudah menyurati PT Pertamina untuk penambahan kuota gas ukuran 3 kilogram,” pungkasnya. (ian/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/