Selain itu, dia juga menceritakan bagaimana sahabat rasulullah, Ali bin Abi Thalib yang selalu ingat dengan kehidupan akhirat dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik.
“Karena Ali bin Abi Thalib pernah berkata, dunia ini tempat bercocok tanam untuk negeri akhirat. Maka daripada itu, kami yakin, mudah-mudahan Eramas ini dapat mengangkat harkat dan martabat umat, khususnya ulama, hafidz, hafidzah di Sumatera Utara,” yakinnya.
Lebih lanjut dikatakannya, bila dulu berbicara hafidz/hafidzah, qori dan qoriah, tidak ada daerah lain yang bisa mengimbangi Sumatera Utara, tercatat nama-nama orang yang luar biasa dari Sumatera Utara.
“Mudah-mudahan dengan persiapan (MTQ tingkat nasional) yang telah dilakukan dapat mengembalikan masa keemasan itu,” tuturnya.
Maka dari itu, Ustadz Ardiansyah mengajak seluruh masyarakat Sumatera Utara untuk berperan aktif. “Ini bukan kampanye, tapi ini hak dan kewajiban kita, one man one vote. Mau sekolahnya tinggi, tetap dihitung satu suara. Makanya kalau satu tidak melakukannya, berarti satu hilang suara kita. Mari kita hadirkan keluarga kita, jangan sampai terjadi kembali di kalangan sahabat terdahulu,” bebernya.
Di mana, imbuh Ustadz Ardiansyah, ketika perang hunain terjadi, umat muslim lalai karena merasa jumlahnya paling banyak. Ketika masuk ke lembah hunain itu, ternyata itu merupakan perangkap kafir quraisy dan membuat 1400 pasukan umat Islam sempat kocar-kacir.
Sampai akhirnya datang Al-Abbas, pamannya Rasulullah. Dia naik ke atas batu dan dia takbir sehingga membuat Islam kembali semangat dan akhirnya memenangkan peperangan.
“Ini pertarungan, dalam pertarungan orang akan berbuat apa saja dan bagaimana saja caranya. Makanya Bang Ijeck, titipkanlah doa kepada ulama yang setiap malam melakukan Salat Tahajud, doakan agar kita mendapatkan pemimpin yang soleh-soleh. Mudah-mudahan Allah memberkahi angka satu, (karena) angka satu adalah tauhid kepada Allah SWT, angka satu ini bukan angka keberuntungan, tapi angka yang diridhai oleh Allah SWT,” tutupnya. (bbs/azw)