26 C
Medan
Monday, February 17, 2025

JR Saragih: Antarkan Bayi Ini ke RS Elisabeth Pakai Helikopter

Foto: Tonggo Sibarani/Metro Siantar
Bupati Simalungun JR Saragih saat menerima kehadiran dua rumah tangga warga Kabupaten Simalungun yang hendak berobat.

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Pelayanan kesehatan menjadi fokus kerja utama Bupati Simalungun Jopinus Ramli (JR) Saragih. Guna menjalankan keseriusan program itu, JR Saragih meminta masyarakat datang ke kantor bupati bila ada masalah kesehatan yang sulit dituntaskan.

“Masyarakat yang hidupnya kurang mampu jangan takut, jangan ragu untuk datang ke Kantor Bupati untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Jika saya tidak ada, maka temui lah seluruh pegawai di Kantor Bupati Simalungun. Jangan lupa catat nama pegawainya, karena bagi saya kesehatan nomor satu,” ucapnya di Pematang Raya, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Selasa (14/3).

Pesan yang kerap disampaikannya saat berkunjung ke kelompok masyarakat, kemarin (14/3) ada dua kepala keluarga yang menemui langsung JR Saragih di Kantor Bupati. Kedua keluarga itu menyampaikan keluhan kesehatan dan biaya untuk perobatan.

Pengaduan masyarakat pertama disampaikan Juliana Purba. Ibu itu datang membawa anaknya, Yolanda Sitepu berusia dua tahun. Saat ini, Yolanda tidak bisa menggerakkan badan di sebelah kanan.  Hal itu terjadi karena Yolanda pernah terjatuh.

Mendengar pengaduan tersebut, JR Saragih langsung meminta Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun, Jan Musrindo untuk segera menindaklanjuti. Yolanda Sitepu langsung dibawa ke RS Elisabeth di Medan dengan menumpangi helikopter milik JR Saragih.

“Saya berterima kasih kepada Bapak Bupati (JR Saragih, Red) ternyata apa yang dilakukan oleh dirinya benar adanya. Bantuan yang diberikan oleh Bapak Bupati, maka besar harapan kami sebagai orangtua anak kami Yolanda Sitepu bisa hidup normal layaknya anak-anak yang lainnya,” ucap Juliana Purba.

Selain itu, ada Antonius Otlivio Purba berusia 4 tahun, bocah ini mengidap penyakit hidrocepalus serta lemah otot, bahkan sudah mengalami kebutaan. Terlebih, orangtuanya hanyalah bekerja sebagai pemulung. Alhasil, biaya untuk berobat dan keseharian tidak bisa terpenuhi.

Foto: Tonggo Sibarani/Metro Siantar
Bupati Simalungun JR Saragih saat menerima kehadiran dua rumah tangga warga Kabupaten Simalungun yang hendak berobat.

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Pelayanan kesehatan menjadi fokus kerja utama Bupati Simalungun Jopinus Ramli (JR) Saragih. Guna menjalankan keseriusan program itu, JR Saragih meminta masyarakat datang ke kantor bupati bila ada masalah kesehatan yang sulit dituntaskan.

“Masyarakat yang hidupnya kurang mampu jangan takut, jangan ragu untuk datang ke Kantor Bupati untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Jika saya tidak ada, maka temui lah seluruh pegawai di Kantor Bupati Simalungun. Jangan lupa catat nama pegawainya, karena bagi saya kesehatan nomor satu,” ucapnya di Pematang Raya, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Selasa (14/3).

Pesan yang kerap disampaikannya saat berkunjung ke kelompok masyarakat, kemarin (14/3) ada dua kepala keluarga yang menemui langsung JR Saragih di Kantor Bupati. Kedua keluarga itu menyampaikan keluhan kesehatan dan biaya untuk perobatan.

Pengaduan masyarakat pertama disampaikan Juliana Purba. Ibu itu datang membawa anaknya, Yolanda Sitepu berusia dua tahun. Saat ini, Yolanda tidak bisa menggerakkan badan di sebelah kanan.  Hal itu terjadi karena Yolanda pernah terjatuh.

Mendengar pengaduan tersebut, JR Saragih langsung meminta Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun, Jan Musrindo untuk segera menindaklanjuti. Yolanda Sitepu langsung dibawa ke RS Elisabeth di Medan dengan menumpangi helikopter milik JR Saragih.

“Saya berterima kasih kepada Bapak Bupati (JR Saragih, Red) ternyata apa yang dilakukan oleh dirinya benar adanya. Bantuan yang diberikan oleh Bapak Bupati, maka besar harapan kami sebagai orangtua anak kami Yolanda Sitepu bisa hidup normal layaknya anak-anak yang lainnya,” ucap Juliana Purba.

Selain itu, ada Antonius Otlivio Purba berusia 4 tahun, bocah ini mengidap penyakit hidrocepalus serta lemah otot, bahkan sudah mengalami kebutaan. Terlebih, orangtuanya hanyalah bekerja sebagai pemulung. Alhasil, biaya untuk berobat dan keseharian tidak bisa terpenuhi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/