30.5 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Tidak Ada Karantina untuk Jamaah Haji, Keluarga Dilarang Jemput di Asrama Haji

SUMUTPOS.CO – Jamaah haji Indonesia akan mulai pulang ke Tanah Air hari ini, Jumat (15/7). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan, tidak ada proses karantina bagi jamaah haji yang akan tiba. Namun begitu, para keluarga tak diperkenankan untuk melakukan penjemputan di debarkasi asrama haji.

Saat ini, jamaah sudah berada di hotel Makkah, Arab Saudi, setelah menjalani fase puncak di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). “Ada enam kloter yang akan pulang ke Tanah Air, masing-masing kloter pertama Embarkasi Solo (SOC 1), Padang (PDG 1), Jakarta – Bekasi (JKS 1), dan Jakarta – Pondok Gede (JKG 1). Lainnya adalah kloter kedua Embarkasi Solo (SOC 2) dan Jakarta – Bekasi (JKS 2),” kata Kepala Daerah Kerja Makkah, Mukhammad Khanif kepada wartawan, Kamis (14/7).

Menurut Khanif, jamaah SOC 1 menjadi yang pertama diberangkatkan dari hotel di Makkah menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Mereka dijadwalkan terbang ke Tanah Air pada pukul 05.10 waktu Arab Saudi (WAS). “Aturan pemberangkatan, jamaah sudah diberangkatkan delapan jam sebelum jadwal penerbangan. Jadi SOC 1 dimungkinkan akan diberangkatkan pada Kamis malam Jumat,” kata Khanif.

“Rencananya, keberangkatan jamaah akan dilepas dari hotel di Makkah oleh Delegasi Amirul Hajj. Menag akan melepas dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah,” sambungnya.

Khanif menambahkan, pihaknya sudah memulai proses penimbangan koper bagasi jemaah haji Indonesia. Penimbangan kali pertama akan dilakukan di Hotel Kiswah-Jarwal, tempat jemaah asal Embarkasi Solo (SOC).

Sementara, berdasarkan dalam rapat koordinasi yang dihadiri seluruh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi se-Indonesia di Jakarta, diputuskan bahwa para keluarga tak diperkenankan untuk melakukan penjemputan jamaah haji yang telah pulang ke Indonesia di debarkasi asrama haji. “Penjemputan boleh dilakukan di kabupaten/kota masing-masing, sesuai aturan yang ditetapkan debarkasi,” kata ujar Plh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Muhammad Aqil Irham dalam keterangan resmi yang diterbitkan Kemenag, Rabu (13/7).

Kesepakatan lainnya, lanjut Aqil, pihak debarkasi asrama haji nantinya akan mengatur pendistribusian koper para jamaah termasuk air zam-zam. Ia juga memastikan kondisi bus yang akan mengangkut jamaah haji layak jalan. Mulai dari Bandara ke Debarkasi maupun yang mengangkut jemaah dari Debarkasi ke Kabupaten/Kota masing-masing. “Ini menjadi perhatian khusus seluruh debarkasi agar seluruh barang bawaan jemaah dapat terdistribusi dengan baik,” kata dia.

Selain kesepakatan tersebut, Aqil juga meminta jajaran PPIH debarkasi untuk berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 setempat. Ia juga memastikan para jemaah yang positif virus corona (Covid-19) akan dilakukan isolasi berkoordinasi dengan Satgas Covid tiap daerah. “Sebagai upaya antisipasi, jemaah akan dicek suhu badannya setiba di debarkasi. Apabila terdapat suhu badannya melebihi 37,5 derajat, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” jelas Aqil.

Masa operasional haji 1443H/2022M segera memasuki fase pemulangan. Seluruh debarkasi siap menyambut kedatangan jemaah haji yang akan dimulai pada 15 Juli 2022.

Ada empat embarkasi yang akan mengawali fase pemulangan ini, yaitu: kloter pertama Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG), Jakarta-Bekasi (JKS), Padang (PDG), dan Solo (SOC).

Sementara, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan tidak ada proses karantina bagi jemaah haji Indonesia yang akan tiba dalam beberapa hari ke depan. Untuk itu, jamaah diminta memantau dan memahami kondisi kesehatan masing-masing selama 21 hari pascakepulangan dari Tanah Suci.

Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Kemenkes Budi Sylvana menyebut, jamaah haji yang merasa bergejala Covid-19 maupun menunjukkan gejala klinis lain diminta segera berobat ke fasilitas kesehatan dengan membawa Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH)

“Kami ingin mempertegas kembali, tidak ada karantina bagi jamaah haji Indonesia tahun ini ya, tidak ada proses karantina bagi jamaah haji Indonesia. Jamaah haji tetap bisa melakukan aktivitas seperti biasa,” kata Budi dalam konferensi pers, Kamis (14/7).

Ia mengatakan, jamaah haji yang tiba di Indonesia tetap akan dilakukan upaya pemantauan kesehatan yang juga dilakukan dinas kesehatan masing masing daerah sebagai deteksi dini terhadap penyakit menular.

Di antaranya adalah penyakit yang disebabkan virus corona, Mers-Cov, meningitis, polio, dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Public Health Emergency of International Concern (PHEIOC).

“Selama 21 hari masa pemantauan, apabila terdapat demam atau gejala sakit lainnya maka jemaah yang sakit segera ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat dengan membawa K3JH,” kata dia.

Sebelum masa ketibaan di Indonesia jemaah haji juga akan menjalani proses skrining kesehatan. Skrining yang dimaksudkan adalah pemeriksaan suhu tubuh melalui thermal scanner dan thermal gun, tanda dan gejala serta melakukan observasi terhadap jemaah di asrama haji debarkasi.

Budi mengatakan jemaah dengan gejala demam atau menunjukkan potensi penyakit menular akan dilakukan pemeriksaan tes antigen. Apabila hasilnya menunjukkan reaktif, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Puskes Haji Kemenkes mencatat sebanyak 4.765 Jemaah haji gelombang pertama akan mulai bertolak ke Indonesia pada 15-16 Juli 2022 melalui Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi.

“Jika hasilnya positif, akan dirujuk ke fasilitas isolasi terpusat untuk kasus tanpa gejala atau gejala ringan. Sementara yang bergejala sedang atau berat akan dirujuk ke RS Rujukan Covid-19,” ujar Budi. (jpc/cnni/adz)

SUMUTPOS.CO – Jamaah haji Indonesia akan mulai pulang ke Tanah Air hari ini, Jumat (15/7). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan, tidak ada proses karantina bagi jamaah haji yang akan tiba. Namun begitu, para keluarga tak diperkenankan untuk melakukan penjemputan di debarkasi asrama haji.

Saat ini, jamaah sudah berada di hotel Makkah, Arab Saudi, setelah menjalani fase puncak di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). “Ada enam kloter yang akan pulang ke Tanah Air, masing-masing kloter pertama Embarkasi Solo (SOC 1), Padang (PDG 1), Jakarta – Bekasi (JKS 1), dan Jakarta – Pondok Gede (JKG 1). Lainnya adalah kloter kedua Embarkasi Solo (SOC 2) dan Jakarta – Bekasi (JKS 2),” kata Kepala Daerah Kerja Makkah, Mukhammad Khanif kepada wartawan, Kamis (14/7).

Menurut Khanif, jamaah SOC 1 menjadi yang pertama diberangkatkan dari hotel di Makkah menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Mereka dijadwalkan terbang ke Tanah Air pada pukul 05.10 waktu Arab Saudi (WAS). “Aturan pemberangkatan, jamaah sudah diberangkatkan delapan jam sebelum jadwal penerbangan. Jadi SOC 1 dimungkinkan akan diberangkatkan pada Kamis malam Jumat,” kata Khanif.

“Rencananya, keberangkatan jamaah akan dilepas dari hotel di Makkah oleh Delegasi Amirul Hajj. Menag akan melepas dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah,” sambungnya.

Khanif menambahkan, pihaknya sudah memulai proses penimbangan koper bagasi jemaah haji Indonesia. Penimbangan kali pertama akan dilakukan di Hotel Kiswah-Jarwal, tempat jemaah asal Embarkasi Solo (SOC).

Sementara, berdasarkan dalam rapat koordinasi yang dihadiri seluruh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi se-Indonesia di Jakarta, diputuskan bahwa para keluarga tak diperkenankan untuk melakukan penjemputan jamaah haji yang telah pulang ke Indonesia di debarkasi asrama haji. “Penjemputan boleh dilakukan di kabupaten/kota masing-masing, sesuai aturan yang ditetapkan debarkasi,” kata ujar Plh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Muhammad Aqil Irham dalam keterangan resmi yang diterbitkan Kemenag, Rabu (13/7).

Kesepakatan lainnya, lanjut Aqil, pihak debarkasi asrama haji nantinya akan mengatur pendistribusian koper para jamaah termasuk air zam-zam. Ia juga memastikan kondisi bus yang akan mengangkut jamaah haji layak jalan. Mulai dari Bandara ke Debarkasi maupun yang mengangkut jemaah dari Debarkasi ke Kabupaten/Kota masing-masing. “Ini menjadi perhatian khusus seluruh debarkasi agar seluruh barang bawaan jemaah dapat terdistribusi dengan baik,” kata dia.

Selain kesepakatan tersebut, Aqil juga meminta jajaran PPIH debarkasi untuk berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 setempat. Ia juga memastikan para jemaah yang positif virus corona (Covid-19) akan dilakukan isolasi berkoordinasi dengan Satgas Covid tiap daerah. “Sebagai upaya antisipasi, jemaah akan dicek suhu badannya setiba di debarkasi. Apabila terdapat suhu badannya melebihi 37,5 derajat, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” jelas Aqil.

Masa operasional haji 1443H/2022M segera memasuki fase pemulangan. Seluruh debarkasi siap menyambut kedatangan jemaah haji yang akan dimulai pada 15 Juli 2022.

Ada empat embarkasi yang akan mengawali fase pemulangan ini, yaitu: kloter pertama Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG), Jakarta-Bekasi (JKS), Padang (PDG), dan Solo (SOC).

Sementara, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan tidak ada proses karantina bagi jemaah haji Indonesia yang akan tiba dalam beberapa hari ke depan. Untuk itu, jamaah diminta memantau dan memahami kondisi kesehatan masing-masing selama 21 hari pascakepulangan dari Tanah Suci.

Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Kemenkes Budi Sylvana menyebut, jamaah haji yang merasa bergejala Covid-19 maupun menunjukkan gejala klinis lain diminta segera berobat ke fasilitas kesehatan dengan membawa Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH)

“Kami ingin mempertegas kembali, tidak ada karantina bagi jamaah haji Indonesia tahun ini ya, tidak ada proses karantina bagi jamaah haji Indonesia. Jamaah haji tetap bisa melakukan aktivitas seperti biasa,” kata Budi dalam konferensi pers, Kamis (14/7).

Ia mengatakan, jamaah haji yang tiba di Indonesia tetap akan dilakukan upaya pemantauan kesehatan yang juga dilakukan dinas kesehatan masing masing daerah sebagai deteksi dini terhadap penyakit menular.

Di antaranya adalah penyakit yang disebabkan virus corona, Mers-Cov, meningitis, polio, dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Public Health Emergency of International Concern (PHEIOC).

“Selama 21 hari masa pemantauan, apabila terdapat demam atau gejala sakit lainnya maka jemaah yang sakit segera ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat dengan membawa K3JH,” kata dia.

Sebelum masa ketibaan di Indonesia jemaah haji juga akan menjalani proses skrining kesehatan. Skrining yang dimaksudkan adalah pemeriksaan suhu tubuh melalui thermal scanner dan thermal gun, tanda dan gejala serta melakukan observasi terhadap jemaah di asrama haji debarkasi.

Budi mengatakan jemaah dengan gejala demam atau menunjukkan potensi penyakit menular akan dilakukan pemeriksaan tes antigen. Apabila hasilnya menunjukkan reaktif, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Puskes Haji Kemenkes mencatat sebanyak 4.765 Jemaah haji gelombang pertama akan mulai bertolak ke Indonesia pada 15-16 Juli 2022 melalui Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi.

“Jika hasilnya positif, akan dirujuk ke fasilitas isolasi terpusat untuk kasus tanpa gejala atau gejala ringan. Sementara yang bergejala sedang atau berat akan dirujuk ke RS Rujukan Covid-19,” ujar Budi. (jpc/cnni/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/