25 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Banten Diguncang Gempa 6,7 Magnitudo, Terasa hingga ke Wilayah Lain

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Gempa bermagnitudo 6,7 mengguncang Pandeglang, Banten, dan juga terasa di daerah lainnya di sekitar Jabodetabek. Gempa ini berpusat di laut sekitar 132 kilometer di arah Barat Daya Pandeglang pada Jumat (14/1).

Terkait hal itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam konferensi pers, Jumat (14/1), menyampaikan peristiwa gempa dan tsunami di Selat Sunda yang berdampak di daerah sekitarnya sudah beberapa kali terjadi.

Menurut catatan BMKG, setidaknya sebelum gempa pada Jumat (14/1) sore, sudah pernah juga terjadi gempa dan tsunami sebanyak 8 kali di Selat Sunda. ”Total  ada delapan kejadian gempa yang pernah terjadi sebelumnya, sejak tahun 1851. Jadi kalau dihitng sama yang terkahir ini sudah sembilan kali terjadi gempa,” ujar Kepala BMKG Dwikorita pada konfrensi pers, Jumat (14/1), sore.

Berdasarkan catatan sejarah itu, awal gempa di Banten terjadi pada 4 Mei 1851 di Teluk Betung dan Selat Sunda, dimana pasca gempa kuat teramati tsunami setinggi 1,5 m. Kemudian gempa terjadi lagi lagi pada 9 Januari 1852. Gempa ini selanjutnya terjadi tsunami kecil. Selanjutnya, pada 27 Agustus 1883 terjadi lagi gempa tsunami dahsyat di atas 30 meter akibat erupsi Krakatau.

Pada 23 Februari 1903 terjadi gempa M7,9 berpusat di selatan Selat Sunda yang merusak di Banten. Pada 26 Maret 1928 terjadi tsunami kecil yang teramati Selat Sunda pasca gempa kuat. Lalu, pada 22 April 1958 terjadi gempa kuat di Selat Sunda diiringi dengan kenaikan permukaan air laut/tsunami.

Kemudian pada 22 Desember 2018 di Selat Sunda dilanda tsunami akibat longsoran Gunung Anak Krakatau. Pada 2 Agustus 2019 terjadi gempa M7,4 yang merusak di Banten dan berpotensi tsunami. Dan terakhir, kemarin 14 Januari 2022 gempa magnitudo 6,7 yang berpusat di Sumur, Pandeglang, Banten.

BMKG menyatakan, gempa magnitudo 6,7 yang terjadi kemarin, berpusat di Kabupaten Pandeglang, Banten merupakan jenis gempa bumi dangkal. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 7,21 LS, 105,05 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 132 Km arah barat daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten pada kedalaman 40 Km.

“Hari Jumat, 14 Januari 2022 pukul 16.05.41 WIB wilayah Selatan Banten diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 6,6,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangannya, Jumat (14/1).

Bambang menjelaskan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktifitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). Guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Cikeusik dan Panimbang, VI MMI; Labuan dan Sumur, IV MMI; Tangerang Selatan, Lembang, Kota Bogor, Pelabuhan Ratu, Kalianda, bandar Lampung, III – IV MMI; Anyer III MMI; Jakarta, Kota Tangerang, Ciracas, Bekasi, Kota Bandung, Kab.Bogor, Kotabumi, II – III MMI.”Getaran dirasakan oleh semua penduduk, kebanyakan semua terkejut dan lari keluar,” ucap Bambang.

Warga Jakarta Panik

Gempa magnitudo 6,7 yang berpusat di Sumur, Pandeglang, Banten terasa kuat hingga ke wilayah DKI Jakarta. Hal ini menyebabkan sejumlah pegawai pekantoran yang berada di wilayah ibu kota berhamburan keluar gedung.

Hal ini juga terjadi di Gedung Merah Putih KPK, para pegawai berlarian keluar gedung saat terjadinya gempa sekitar pukul 16.20 WIB. Mereka kaget dan mengamankan diri hingga ke jalan.

Di lokasi lain, orang-orang yang bekerja di Balai Kota berhamburan keluar sekitar pukul 16.09 WIB. Getaran gempa itu berlangsung cukup lama, dan dirasakan baik di dalam gedung maupun di luar. Hingga pukul 16.17 WIB, masih banyak orang yang berada di luar ruangan. Guncangan tak terasa lagi. Sejumlah orang tampak tidak memakai alas kaki lantaran langsung ke luar ruangan. Ada juga yang mengabadikan momen berhamburan keluar ruangan dengan foto atau video. (jpnn/bbs)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Gempa bermagnitudo 6,7 mengguncang Pandeglang, Banten, dan juga terasa di daerah lainnya di sekitar Jabodetabek. Gempa ini berpusat di laut sekitar 132 kilometer di arah Barat Daya Pandeglang pada Jumat (14/1).

Terkait hal itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam konferensi pers, Jumat (14/1), menyampaikan peristiwa gempa dan tsunami di Selat Sunda yang berdampak di daerah sekitarnya sudah beberapa kali terjadi.

Menurut catatan BMKG, setidaknya sebelum gempa pada Jumat (14/1) sore, sudah pernah juga terjadi gempa dan tsunami sebanyak 8 kali di Selat Sunda. ”Total  ada delapan kejadian gempa yang pernah terjadi sebelumnya, sejak tahun 1851. Jadi kalau dihitng sama yang terkahir ini sudah sembilan kali terjadi gempa,” ujar Kepala BMKG Dwikorita pada konfrensi pers, Jumat (14/1), sore.

Berdasarkan catatan sejarah itu, awal gempa di Banten terjadi pada 4 Mei 1851 di Teluk Betung dan Selat Sunda, dimana pasca gempa kuat teramati tsunami setinggi 1,5 m. Kemudian gempa terjadi lagi lagi pada 9 Januari 1852. Gempa ini selanjutnya terjadi tsunami kecil. Selanjutnya, pada 27 Agustus 1883 terjadi lagi gempa tsunami dahsyat di atas 30 meter akibat erupsi Krakatau.

Pada 23 Februari 1903 terjadi gempa M7,9 berpusat di selatan Selat Sunda yang merusak di Banten. Pada 26 Maret 1928 terjadi tsunami kecil yang teramati Selat Sunda pasca gempa kuat. Lalu, pada 22 April 1958 terjadi gempa kuat di Selat Sunda diiringi dengan kenaikan permukaan air laut/tsunami.

Kemudian pada 22 Desember 2018 di Selat Sunda dilanda tsunami akibat longsoran Gunung Anak Krakatau. Pada 2 Agustus 2019 terjadi gempa M7,4 yang merusak di Banten dan berpotensi tsunami. Dan terakhir, kemarin 14 Januari 2022 gempa magnitudo 6,7 yang berpusat di Sumur, Pandeglang, Banten.

BMKG menyatakan, gempa magnitudo 6,7 yang terjadi kemarin, berpusat di Kabupaten Pandeglang, Banten merupakan jenis gempa bumi dangkal. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 7,21 LS, 105,05 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 132 Km arah barat daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten pada kedalaman 40 Km.

“Hari Jumat, 14 Januari 2022 pukul 16.05.41 WIB wilayah Selatan Banten diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 6,6,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangannya, Jumat (14/1).

Bambang menjelaskan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktifitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). Guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Cikeusik dan Panimbang, VI MMI; Labuan dan Sumur, IV MMI; Tangerang Selatan, Lembang, Kota Bogor, Pelabuhan Ratu, Kalianda, bandar Lampung, III – IV MMI; Anyer III MMI; Jakarta, Kota Tangerang, Ciracas, Bekasi, Kota Bandung, Kab.Bogor, Kotabumi, II – III MMI.”Getaran dirasakan oleh semua penduduk, kebanyakan semua terkejut dan lari keluar,” ucap Bambang.

Warga Jakarta Panik

Gempa magnitudo 6,7 yang berpusat di Sumur, Pandeglang, Banten terasa kuat hingga ke wilayah DKI Jakarta. Hal ini menyebabkan sejumlah pegawai pekantoran yang berada di wilayah ibu kota berhamburan keluar gedung.

Hal ini juga terjadi di Gedung Merah Putih KPK, para pegawai berlarian keluar gedung saat terjadinya gempa sekitar pukul 16.20 WIB. Mereka kaget dan mengamankan diri hingga ke jalan.

Di lokasi lain, orang-orang yang bekerja di Balai Kota berhamburan keluar sekitar pukul 16.09 WIB. Getaran gempa itu berlangsung cukup lama, dan dirasakan baik di dalam gedung maupun di luar. Hingga pukul 16.17 WIB, masih banyak orang yang berada di luar ruangan. Guncangan tak terasa lagi. Sejumlah orang tampak tidak memakai alas kaki lantaran langsung ke luar ruangan. Ada juga yang mengabadikan momen berhamburan keluar ruangan dengan foto atau video. (jpnn/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/