26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Pembeli Minta Cabai Rawit, Saya Kasih Batang Sayur… Untung Bos Nggak Lihat

Foto: Dame/Sumut Pos Aryati Gaho (kiri) didampingi suami (tengah) saat dikunjungi babinsa Serma Burhanuddin di ruang pemulihan pascaoperasi katarak gratis yang digelar Tambang Emas Martabe di Rumkit Putri Hijau Medan, Jumat (14/12/2016).
Foto: Dame/Sumut Pos
Aryati Gaho (kiri) didampingi suami (tengah) saat dikunjungi babinsa Serma Burhanuddin di ruang pemulihan, pascaoperasi katarak gratis yang digelar Tambang Emas Martabe di Rumkit Putri Hijau Medan, Rabu (14/12/2016).

Keajaiban itu akhirnya memang datang. Suatu hari, ibu kepling datang berkunjung ke rumahnya. Kebetulan suaminya yang ada di rumah.

Ngobrol ngalor-ngidul, sang suami menceritakan tentang sang istri yang menderita katarak. Oleh bu kepling, informasi itu ternyata dicatat.

Maka sewaktu Tambang Emas Martabe menggelar operasi katarak gratis, bekerja sama dengan A New Vision dan Kodam I BB sebagai penggerak massa, babinsa (Bintara Pembina Desa) di wilayahnya mendatangi kepling untuk mendapat informasi penderita katarak.

Yihaaa… nama Aryati pun muncul.

Pada Rabu (14/12/2016) pukul 6 pagi, babinsa bernama Serma Burhanuddin menelepon Aryati lewat hapenya. Kebetulan, saat itu Aryati sudah bekerja di tempat usaha majikannya di Petisah.

“Saya terkejut. Kata yang menelepon itu, ada operasi katarak gratis. Tapi saya tidak percaya. Lagipula kalau bertelepon-telepon saat kerja, saya takut dipecat. Jadi saya matikan saja teleponnya,” kisah Aryati, yang dibenarkan Serma Burhanuddin yang datang menjenguknya ke ruang pemulihan.

Sang Babinsa terus menelepon, dan tetap saja dimatikan Aryati. “Saya takut dan tidak percaya. Lagipula, saya tidak kenal,” cetusnya.

Untunglah babinsa yang satu ini pantang menyerah. Gagal bertelepon, pukul 10 pagi ia langsung datang ke rumah Aryati. Bertemu suaminya Naso Sarumaha. Berhasil meyakinkan sang suami, akhirnya Aryati dijemput ke Petisah dan dibawa ke rumah.

Awalnya Aryati sempat menolak. “Gimana pekerjaan saya? Nanti saya dipecat,” tanyanya menyuarakan ketakutan terbesarnya.

Sang suamilah yang meyakinkannya. “Lebih bagus ikut operasi ini. Soal cari uang, biar aku yang cari. Apa gunanya kerja terus tetapi akhirnya buta?” kata suami.

Akhirnya Aryati setuju dibawa ke Rumkit Putri Hijau Medan. “Siang mendaftar, sorenya langsung operasi,” katanya.

Saat masuk ruang operasi, ia mengaku tidak takut. Ia hanya berserah pada Tuhan. “Ternyata tidak sakit,” senyumnya.

Ia berharap bisa kerja kembali di tempat majikannya, meski absen kerja selama seminggu. Pasalnya pascaoperasi, dokter meminta pasien katarak istirahat sekitar seminggu untuk pemulihan.

Foto: Dame/Sumut Pos Aryati Gaho tersenyum lebar karena bisa melihat kembali, usai operasi katarak gratis yang digelar Tambang Emas Martabe di Rumkit Putri Hijau Medan, Sabtu (15/12/2016).
Foto: Dame/Sumut Pos
Aryati Gaho tersenyum cerah karena bisa melihat kembali, usai operasi katarak gratis yang digelar Tambang Emas Martabe di Rumkit Putri Hijau Medan, Kamis (15/12/2016).

Keesokan harinya saat dop penutup matanya dibuka, Aryati tampak tertawa lebar, karena matanya bisa kembali melihat normal.

“Bisa melihat jelas itu rasanya menyenangkan dan membahagiakan. Sebagai ucapan syukur, saya ingin memberi persembahan khusus ke gereja,” cetusnya sumringah.

Ia mengaku tidak sabar ingin kembali membaca Alkitab, dan menjalani hari-harinya dengan ucapan syukur. (mea)

Foto: Dame/Sumut Pos Aryati Gaho (kiri) didampingi suami (tengah) saat dikunjungi babinsa Serma Burhanuddin di ruang pemulihan pascaoperasi katarak gratis yang digelar Tambang Emas Martabe di Rumkit Putri Hijau Medan, Jumat (14/12/2016).
Foto: Dame/Sumut Pos
Aryati Gaho (kiri) didampingi suami (tengah) saat dikunjungi babinsa Serma Burhanuddin di ruang pemulihan, pascaoperasi katarak gratis yang digelar Tambang Emas Martabe di Rumkit Putri Hijau Medan, Rabu (14/12/2016).

Keajaiban itu akhirnya memang datang. Suatu hari, ibu kepling datang berkunjung ke rumahnya. Kebetulan suaminya yang ada di rumah.

Ngobrol ngalor-ngidul, sang suami menceritakan tentang sang istri yang menderita katarak. Oleh bu kepling, informasi itu ternyata dicatat.

Maka sewaktu Tambang Emas Martabe menggelar operasi katarak gratis, bekerja sama dengan A New Vision dan Kodam I BB sebagai penggerak massa, babinsa (Bintara Pembina Desa) di wilayahnya mendatangi kepling untuk mendapat informasi penderita katarak.

Yihaaa… nama Aryati pun muncul.

Pada Rabu (14/12/2016) pukul 6 pagi, babinsa bernama Serma Burhanuddin menelepon Aryati lewat hapenya. Kebetulan, saat itu Aryati sudah bekerja di tempat usaha majikannya di Petisah.

“Saya terkejut. Kata yang menelepon itu, ada operasi katarak gratis. Tapi saya tidak percaya. Lagipula kalau bertelepon-telepon saat kerja, saya takut dipecat. Jadi saya matikan saja teleponnya,” kisah Aryati, yang dibenarkan Serma Burhanuddin yang datang menjenguknya ke ruang pemulihan.

Sang Babinsa terus menelepon, dan tetap saja dimatikan Aryati. “Saya takut dan tidak percaya. Lagipula, saya tidak kenal,” cetusnya.

Untunglah babinsa yang satu ini pantang menyerah. Gagal bertelepon, pukul 10 pagi ia langsung datang ke rumah Aryati. Bertemu suaminya Naso Sarumaha. Berhasil meyakinkan sang suami, akhirnya Aryati dijemput ke Petisah dan dibawa ke rumah.

Awalnya Aryati sempat menolak. “Gimana pekerjaan saya? Nanti saya dipecat,” tanyanya menyuarakan ketakutan terbesarnya.

Sang suamilah yang meyakinkannya. “Lebih bagus ikut operasi ini. Soal cari uang, biar aku yang cari. Apa gunanya kerja terus tetapi akhirnya buta?” kata suami.

Akhirnya Aryati setuju dibawa ke Rumkit Putri Hijau Medan. “Siang mendaftar, sorenya langsung operasi,” katanya.

Saat masuk ruang operasi, ia mengaku tidak takut. Ia hanya berserah pada Tuhan. “Ternyata tidak sakit,” senyumnya.

Ia berharap bisa kerja kembali di tempat majikannya, meski absen kerja selama seminggu. Pasalnya pascaoperasi, dokter meminta pasien katarak istirahat sekitar seminggu untuk pemulihan.

Foto: Dame/Sumut Pos Aryati Gaho tersenyum lebar karena bisa melihat kembali, usai operasi katarak gratis yang digelar Tambang Emas Martabe di Rumkit Putri Hijau Medan, Sabtu (15/12/2016).
Foto: Dame/Sumut Pos
Aryati Gaho tersenyum cerah karena bisa melihat kembali, usai operasi katarak gratis yang digelar Tambang Emas Martabe di Rumkit Putri Hijau Medan, Kamis (15/12/2016).

Keesokan harinya saat dop penutup matanya dibuka, Aryati tampak tertawa lebar, karena matanya bisa kembali melihat normal.

“Bisa melihat jelas itu rasanya menyenangkan dan membahagiakan. Sebagai ucapan syukur, saya ingin memberi persembahan khusus ke gereja,” cetusnya sumringah.

Ia mengaku tidak sabar ingin kembali membaca Alkitab, dan menjalani hari-harinya dengan ucapan syukur. (mea)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/