28 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Berebut Pengaruh di Timur dan Barat

Foto: Sutan Siregar/Sumut Pos
Ketiga Paslon Cagubsu saat usai melakukan tes kesehatan.

SUMUTPOS.CO – Pertarungan tiga bakal pasangan calon (paslon) di Pilgub Sumut 2018 bakal sengit. Figuritas dan entitas pasangan calon dinilai akan sangat mempengaruhi pemilih dalam mencoblos pemimpin Sumut lima tahun ke depan. Ketiga paslon memiliki basis pemilih di tiga wilayah, yakni Pantai Timur, Pantai Barat, dan Dataran Tinggi Sumut. Namun wilayah Pantai Timur dan Barat dinilai bakal menjadi arena pertarungan besar, karena menjadi kantong massa.

Berdasarkan perkembangan jumlah penduduk atau daftar pemilih tetap (DPT), yang terbesar itu berada di daerah sepanjang Pantai Timur mulai dari Langkat, Binjai, Medan, Deli Serdang, Sergai, Tebing Tinggi, Batubara, Asahan, Tanjungbalai, Labuhan Batu Utara, Labuhanbatu, dan Labuhanbatu Selatan. Menurut pengamat Politik dari USU Agus Suryadi, jika dilihat dari potensi perolehan suara, pasangan Edy-Ijeck akan dapat mengauasai sebagian dari kawasan tersebut. Sedangkan untuk Pantai Barat termasuk dataran tinggi, akan terjadi pertarungan sengit antara Djarot-Sihar dan JR Saragih-Ance.

“Sementara untuk Tabagsel (masuk dalam Pantai Barat), juga sebagian akan bisa terpecah ke Edy-Ijeck. Karena begini, kalau orang bilang konteks Pilgub ini adalah pertarungan calon, menurut saya justru ada nuansa aliran dan entitas, karena ada kantong-kantong massa,” ujar Agus kepada Sumut Pos, Senin (15/1).

Terkait jumlah kursi di legislatif atau dukungan partai yang di atas kertas, terbesar dimiliki pasangan Edy-Ijeck, menurut Agus hal itu tidak begitu mempengaruhi perolehan atau pilihan masyarakat nantinya. Sebab, sebagai pasangan calon dalam kategori pendatang baru di Sumut, ketiganya punya kans yang besar untuk bisa mendapatkan perhatian dari masyarakat dengan mengusung program dan menjual figuritas, baik menggunakan pendekatan entitas budaya maupun unsur lain. Sehingga katanya, partai dalam konteks Pilgub kali ini secara umum hanya dipandang sebagai pemenuh persyaratan pencalonan sesuai Undang-Undang.

“Ini adalah pertarungan popularitas masing-masing calon. Sebenarnya pemetaan seperti muncul ini karena masyarakat akan dihadapkan banyak pilihan. Kemudian bagaimana cara figur-figur yang ada itu bisa menarik perhatian masyarakat,” kata Agus.

Selain kursi legislatif lanjut Agus, entitas kesukuan seperti Jawa juga menjadi perhitungan bagi ketiga pasangan calon. Namun angka 43 persen jumlah penduduk Sumut adalah bersuku Jawa, juga tidak menjamin bahwa arah pilihan masyarakat akan menuju ke pasangan tertentu. Sebab secara pengalaman di banyak Pilkada, suku Jawa sendiri suaranya tepecah ke beberapa bagian. Dirinya mengambil contoh di Simalungun yang juga warganya banyak bersuku Jawa, namun kemenangan JR Saragih di daerah tersebut setidaknya membuktikan bahwa pertarungan entitas juga akan berlangsung cukup dinamis.

“Meskipun suaranya besar, tetapi ini nanti akan terbelah. Namun kemungkinan yang lain adalah, adanya sentiment ormas yang juga dalam hal ini saya kira akan cukup berperan,” katanya.

Foto: Sutan Siregar/Sumut Pos
Ketiga Paslon Cagubsu saat usai melakukan tes kesehatan.

SUMUTPOS.CO – Pertarungan tiga bakal pasangan calon (paslon) di Pilgub Sumut 2018 bakal sengit. Figuritas dan entitas pasangan calon dinilai akan sangat mempengaruhi pemilih dalam mencoblos pemimpin Sumut lima tahun ke depan. Ketiga paslon memiliki basis pemilih di tiga wilayah, yakni Pantai Timur, Pantai Barat, dan Dataran Tinggi Sumut. Namun wilayah Pantai Timur dan Barat dinilai bakal menjadi arena pertarungan besar, karena menjadi kantong massa.

Berdasarkan perkembangan jumlah penduduk atau daftar pemilih tetap (DPT), yang terbesar itu berada di daerah sepanjang Pantai Timur mulai dari Langkat, Binjai, Medan, Deli Serdang, Sergai, Tebing Tinggi, Batubara, Asahan, Tanjungbalai, Labuhan Batu Utara, Labuhanbatu, dan Labuhanbatu Selatan. Menurut pengamat Politik dari USU Agus Suryadi, jika dilihat dari potensi perolehan suara, pasangan Edy-Ijeck akan dapat mengauasai sebagian dari kawasan tersebut. Sedangkan untuk Pantai Barat termasuk dataran tinggi, akan terjadi pertarungan sengit antara Djarot-Sihar dan JR Saragih-Ance.

“Sementara untuk Tabagsel (masuk dalam Pantai Barat), juga sebagian akan bisa terpecah ke Edy-Ijeck. Karena begini, kalau orang bilang konteks Pilgub ini adalah pertarungan calon, menurut saya justru ada nuansa aliran dan entitas, karena ada kantong-kantong massa,” ujar Agus kepada Sumut Pos, Senin (15/1).

Terkait jumlah kursi di legislatif atau dukungan partai yang di atas kertas, terbesar dimiliki pasangan Edy-Ijeck, menurut Agus hal itu tidak begitu mempengaruhi perolehan atau pilihan masyarakat nantinya. Sebab, sebagai pasangan calon dalam kategori pendatang baru di Sumut, ketiganya punya kans yang besar untuk bisa mendapatkan perhatian dari masyarakat dengan mengusung program dan menjual figuritas, baik menggunakan pendekatan entitas budaya maupun unsur lain. Sehingga katanya, partai dalam konteks Pilgub kali ini secara umum hanya dipandang sebagai pemenuh persyaratan pencalonan sesuai Undang-Undang.

“Ini adalah pertarungan popularitas masing-masing calon. Sebenarnya pemetaan seperti muncul ini karena masyarakat akan dihadapkan banyak pilihan. Kemudian bagaimana cara figur-figur yang ada itu bisa menarik perhatian masyarakat,” kata Agus.

Selain kursi legislatif lanjut Agus, entitas kesukuan seperti Jawa juga menjadi perhitungan bagi ketiga pasangan calon. Namun angka 43 persen jumlah penduduk Sumut adalah bersuku Jawa, juga tidak menjamin bahwa arah pilihan masyarakat akan menuju ke pasangan tertentu. Sebab secara pengalaman di banyak Pilkada, suku Jawa sendiri suaranya tepecah ke beberapa bagian. Dirinya mengambil contoh di Simalungun yang juga warganya banyak bersuku Jawa, namun kemenangan JR Saragih di daerah tersebut setidaknya membuktikan bahwa pertarungan entitas juga akan berlangsung cukup dinamis.

“Meskipun suaranya besar, tetapi ini nanti akan terbelah. Namun kemungkinan yang lain adalah, adanya sentiment ormas yang juga dalam hal ini saya kira akan cukup berperan,” katanya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/